Kecoa telah lama menjadi musuh besar umat manusia. Pakar psikologi harus mengkategorikan makhluk kecil ini sebagai ancaman paling membahayakan bagi kejiwaan para perempuan di seluruh dunia.
Cukup dengan satu kecoak di dalam kamar. Baik perempuan atau laki-laki, terlebih perempuan, bisa menjadi layaknya orang gila seketika.
Menjadi sangat histeris. Lari terbirit-birit. Berteriak tak karuan. Menangis. Sangat takut yang luar biasa. Merasa jijik melebihi apa pun di dunia ini. Menyemprotkan pembasmi serangga yang memenuhi seluruh ruangan, yang bisa membuat dirinya sendiri malah keracunan. Tak berani lagi memasuki kamar. Menjadi sangat kacau dan nyaris tak rasional. Melemparkan benda apa pun agar makhluk tak berdaya itu pergi atau mati.
Juga, bisa membuat trauma dan fobia akut.
Hanya satu kecoa, sudah cukup menghancurkan mental waras seketika. Apa jadinya, jika ada puluhan sampai ribuan kecoa?
Keberadaan kecoa bahkan bisa jauh lebih menakutkan dari pada seorang teroris. Satu kecoa, bagi mental seseorang, sudah dianggap layaknya satu pasukan tempur yang siap menghabisinya. Atau psikopat yang tengah mengincar nyawanya.
Bagaimana makhluk kecil itu membuat manusia yang sangat berkuasa menjadi pengecut dan seperti orang tak waras?
Manajer yang berkuasa atas banyaknya anak buah, yang biasa kejam, menjadi lemah tak berdaya di hadapan kecoa yang hanya satu ekor saja. Hal semacam itu juga berlaku bagi para pejabat, pengusaha, bahkan dosen killer.
Seorang perempuan bahkan lebih sangat takut terhadap kecoa dari pada orang tua, pacar, dan bahkan negara. Kecoa pun lebih menakutkan dari pada Tuhan dan hantu.
Dalam mentalitas kita, kebanyakan orang menganggap kecoa tak hanya sebagai musuh besar. Tapi juga ketakutan besar yang siap mengintai di mana saja, yang jika keberadaannya terdeteksi, harus dimusnahkan dengan segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...