Virus Korona lagi dalam puncak kepopulerannya. Apakah kamu salah satu orang yang santai atau panik saat melihat berita yang memberitakan kian bertambahnya daftar yang tertular?
Beberapa wacana untuk lockdown semakin kencang. Hanya saja, di sebuah masyarakat yang ahli berkomentar dan marah. Lockdown atau tidak, semuanya tetap salah. Karena ini adalah Indonesia. Sebuah negara di mana banyak orang gila mengaku normal.
Untungnya, era internet membuat banyak orang membuka psikologi hariannya di muka publik saat mereka berkomentar. Yang bodoh terlihat bodoh. Yang menyembunyikan gangguan jiwanya, terdeteksi dengan mudahnya saat mereka berkomentar.
Kamu bisa kena sakit jiwa saat lihat komentator media sosial dewasa ini. Bukan malah berusaha bersama menyelesaikan masalah. Malah, setiap komentar yang ditanggapi orang lain ujung-ujungnya saling menjelekkan, membawa-bawa agama dan akhirnya mengata-ngatai, dan berakhir dengan marah-marah.
Itulah masyarakat Indonesia dewasa ini.
Jika kamu salah satu orang yang agak santai menghadapi Korona. Maka, mungkin hal-hal di bawah ini agak sedikit membantu;
1) TIDUR
2) BANGUN
3) MAKAN
4) LIHAT DINDING SEBENTAR
5) MAIN HP
6) MAIN PS
7) MAIN GAME ANDROID
8) MENGUAP
9) KE TOILET
10) MAKAN
11) NONTON DRAMA KOREA
12) NYETEL MUSIK
13) CELINGUKAN
14) TIDUR LAGI
15) BANGUN. UNTUNG MASIH HIDUP
16) KALAU MATI? YA, ANGGAP SAJA ITU TAKDIR ATAU SUDAH WAKTUNYA
17) DIKIRA MATI TAPI HIDUP LAGI? YAH, PALING NGULANG KEHIDUPAN BIASANYA LAGI
Banyak orang takut mati, itulah alasan utama kenapa berbagai macam penyakit ditakuti. Sementara bagi orang yang tak peduli hidup dan mati. Yah, ada tidaknya Korona, hidupnya juga hanya itu-itu saja. Jadi mati juga tak masalah.
Lalu, apa yang harus dicemaskan oleh orang yang terlalu santai terhadap nyawanya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...
