BERHENTILAH DIPERBUDAK "KATING"

359 24 21
                                    

Hari ini masih saja diperbudak kating? Hanya karena dia lebih dulu kuliah dan masuk ke sebuah himpunan atau organisasi yang ingin kita masuki lalu dia bisa berlaku seenaknya? Di abad 21 ini, masih diperbudak kakak tingkat atau ketua kelas? Bahkan dalam sejarahku saja, aku bahkan dengan mudahnya mengabaikan mereka sebagai keberadaan yang kadang sangat tak penting. Apalagi sampai diperbudak dan begitu menunduk. Apakah kamu memang benar-benar mahasiswa?

Lalu untuk apa kuliah jika pada akhirnya menunduk lagi dan menunduk lagi. Dibully diam saja. Dianggap layaknya anjing pun harus menurut. Diperlakukan tak manusiawi, masih saja tak melawan. Diancam tak berontak. Disuruh ini dan itu masih mau. Kecuali kamu memang jenis budak dan orang yang sangat suka dikendalikan dan kepercayaan dirimu timbul karena diperbudak. Tapi jika kamu tipe orang yang menghargai diri sendiri, mengerti diperlakukan baik dan tidak itu seperti apa, dan merasa bahwa kakak tingkatmu ternyata kumpulan orang brengsek. Lalu untuk apa kamu memberikan kepalamu kepada meraka?

Jika kakak tingkat adalah orang yang baik. Kamu bisa menghargai dan bahkan berteman dengannya. Kamu juga punya hak untuk tidak peduli dan menghindar. Dan siapa pun orang di kampus, harus menerima cara pandang dan keputusanmu asal tidak merugikan yang lainnya.

Jika kakak tingkat atau bahkan ketua kelas sendiri sok berkuasa dan hebat. Tapi pada dasarnya tolol, buruk, egois, dan terlalu meninggikan diri. Lebih baik bergaul dengan orang yang tepat dari pada sekumpulan orang yang tak sadar diri. Orang bodoh itu banyak bertebaran di mana-mana. Terlebih di kampus. Kampus tak membuat manusia jenis itu menjadi lebih baik dan bijak. Tapi lebih buruk. Terlebih bagi manusia tak memiliki prestasi dan kecerdasan. Mencari kekuasaan dengan menindas mahasiswa baru adalah jalan terbaik bagi mereka. Para orang bodoh dan mental pengecut jika bersatu di dalam kampus akan bersifat menindas dan sok hebat. Dan itu terjadi di beberapa kampus yang kamu sendiri mungkin salah satu yang merasakannya.

Hanya saja, dalam sejarahku, aku tak bisa ditindas meraka. Jika mereka menindasku. Aku akan menindas mereka balik. Cara paling kejam adalah mempermalukan mereka di depan orang banyak. Dan itu rasanya menyenangkan. Membuat seluruh harga diri orang runtuh seketika saat tepat di depan mata dan dilihat orang banyak. Maka, dia akan sulit pulih.

Ini adalah negara demokrasi. Terlebih jika kamu memiliki orang tua yang kuat dan memiliki banyak uang. Apa yang perlu ditakutkan dengan kakak kelas yang sok menindas? Kekayaan harusnya membuatmu lebih percaya diri dan tidak mudah ditundukkan. Isi otakmu harusnya tidak menerima diperlakukan tak adil karena kamu bukan idiot dan kamu adalah orang yang memiliki pikiran. Statusmu sebagai orang berpendidikan harusnya bisa berargumen dengan sangat baik di depan mereka tanpa perlu takut. Kamu manusia dan mereka manusia. Jika kamu takut disakiti mereka juga akan takut disakiti. Untuk apa takut? Kecuali kamu memang orang lemah, pengecut, bermental budak, dan kalau dalam posisi terjepit, akan menjadi sangat membudak dan menyerahkan teman sendiri.

Kadang adakalanya budak dan tipe penjilat susah dibedakan dalam dunia perkampusan. Kamu bisa dengan mudah melihatnya di dalam diri teman se-kelasmu. Atau bahkan orang yang dekat denganmu, yang berada di samping mejamu adalah tipe orang semacam itu. Atau bahkan ketua kelasmu sendiri.

Diperbudak kakak tingkat dan diancam ketua kelas dengan alasan tak jelas, tak wajar, dan seenaknya. Bukan lagi masanya. Hanya mereka yang mau ditundukkan dengan mudahnya yang mau tunduk seperti itu.

Membudak.

Jika kuliah masih saja membudak. Lalu untuk apa kuliah? Untuk apa jadi artis tapi di kelas membudak? Untuk apa jadi kritikus garis keras di medsos kalau di kelas membudak? Untuk apa jalur karirmu menjadi pengusaha dan orang tuamu pengusaha jika kamu membudak? Untuk apa kamu banyak uang dan naik mobil jika kamu membudak? Untuk apa kuliah di kampus swasta dan negeri terkenal jika kamu membudak? Untuk apa kamu merasa jadi elite jika kamu membudak? Untuk apa kamu punya otak jika kamu membudak? Untuk apa kamu punya perasaan jika kamu membudak?

Jadilah percaya diri! Jangan jadi pengecut! Kamu sudah ditopang oleh banyak hal. Lalu untuk apa masih takut? Kamu memiliki orang tua, ada hukum, ada banyak orang di sekitar, kamu memiliki pikiran dan berpendidikan tinggi, kamu punya pacar dan kamu anak dari keluarga kaya yang harus lebih bangga untuk tidak diatur dengan alasan tak jelas. Jika kamu tidak banyak uang pun, kamu masih memiliki kepalamu sendiri. Banggalah menjadi diri sendiri. Tolak apa yang tak layak dan merugikanmu. Terlebih para kakak kelas yang sok menindas, mengatur, menyuruh, memaksa, dan seolah dia adalah segalanya; Dibantah tak bisa. Disalahkan tak bisa. Merasa selalu benar.

Jika ada kakak kelas semacam itu, jika aku bertemu dengan mereka, aku benar-benar mempermalukan mereka. Ancaman balas ancaman. Gertakan balas gertakan. Sok pintar balas kepintaran. Sok pandai bicara balaslah dengan berbicara yang langsung menghancurkan argumen mereka. Jika meraka tak sadar, hancurkanlah kepercayaan diri meraka dalam sekali waktu.

Orang bodoh yang berkerumun begitu mudah dihancurkan asalkan kamu tahu caranya yang tepat. Itu juga berlaku dengan banyak kakak kelas yang bodoh dan menindas.

Jika kamu lebih berprestasi dari pada kakak tingkatmu. Itu malah jauh lebih mudah mempermalukan mereka di depan umum.

Menjadi kejam itu mudah. Bahkan orang yang kejam kepadamu pun tak akan mau jika dikejami balik. Tidakkah sudah saatnya gantian, untuk memberi pelajaran balik dan menghentikan sikap menundukmu itu?

Kamu itu manusia yang berpikir dan tahu apa itu diperlakukan. Maka, hentikan tindakan bodohmu dengan menjadi begitu mudahnya diperbudak mereka.

PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang