Seseorang bisa berjalan menyusuri kepadatan kota yang menumpuk. Atau menyingkir sejenak dari keramaian, memasuki gang-gang yang berisikan banyak hal yang baru pertamakali dijamah oleh mata.
Saat pejalan kaki mendekati punah. Berjalan mungkin adalah cara lepas dari jeratan kota yang membuat orang bersama-sama menyakiti diri sendiri. Menyisir pinggiran jalan yang jarang disentuh. Melihat warna lain dari apa yang sebelumnya dikira tak pernah ada.
Saat memutuskan berjalan kaki. Seseorang mungkin akan melihat kejadian-kejadian tak terduga. Bangunan-bangunan yang menarik. Suasana lembut dan buram sekaligus. Mendapati pemandangan yang tak dirasanya ada.
Saat seseorang terus berjalan. Tubuhnya menjadi lebih ringan dan pikirannya lepas dari penjara keseharian yang membebani. Kedua kaki yang tadi selalu dimanjakan oleh mesin kini menempuk jarak yang membuat kota mendadak sedikit lebih bersahabat.
Di saat-saat tertentu, kota menjadi sebuah neraka untuk perjalanan kaki. Saat matahari terlalu terik untuk dilewati. Saat pepohonan tergadaikan oleh hari esok dan esoknya lagi. Berjalan menyusuri kota yang tandus bagaikan melihat masyarakat itu sendiri. Kota adalah cerminan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Manusia membangun dan memelihara kota untuk kesehatan dirinya atau untuk merusak mentalnya. Pada akhirnya, seseorang bisa melihatnya jelas saat berjalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...