Manusia tak banyak tahu, bahwa di sebuah kota yang menua oleh masa depan. Kebahagiaan terlalu sedikit berada di antara orang-orang. Tak pernah menjadi banyak. Kecuali hanya sekedar bayangan tipis dari kegigihan untuk melupakan dan tak memikirkan rasa sakit.
Hanya saja, orang-orang sangat menyukai membohongi diri sendiri dengan berpikir bahwa mereka cukup berbahagia dan puas dengan kehidupannya selama ini. Kepuasan yang akan selalu diisi dengan ratapan di sela-sela hari demi hari.
Di antara kerumunan manusia, dalam berbagai tempat dan waktu. Ruang-ruang kosong di sebuah kota yang menjelma hari ini dan tidak untuk nanti. Menebarkan aroma kegelisahan akan diri yang mengambang pada masa depan yang melangkah tepat pada satu hari.
Sebagian besar manusia tengah menyebar jaring-jaring harapan dari sungai manusia yang sudah keruh. Bergentayangan di pusat-pusat kota hanya untuk mengajari diri, agar tidak tertelan lebih cepat.
Tapi, segala yang dimiliki oleh kota tak pernah memuaskan hati yang tak pernah puas. Dan kesabaran mulai terdampar di remah-remah kota masa lalu.
Seseorang keluar dari pintu kamarnya untuk mencari kebahagiaan yang sedikit itu. Berjalan entah ke mana. Memburu kebahagiaan yang juga tengah diburu oleh para pesakitan lainnya.
Kebahagiaan yang terlampau sedikit, dikerumuni oleh banyaknya manusia yang kelaparan akan rasa kasih sayang dan perhatian yang tulus. Demi mendapatkan dari yang sedikit itu, kota selalu tak pernah tidur untuk menyaksikan segala yang berdarah dan licik.
Orang-orang menaiki tangga kedewasaan, dan menguliti wajahnya sendiri, menggantikannya dengan topeng-topeng, hanya untuk mendapati diri berhadapan dengan kebahagiaan yang jumlahnya tak seberapa.
Perang besar di antara diri yang gelisah pun tak pernah putus. Kota menjadi saksi akan pertempuran itu. Pertempuran yang begitu sengit dan sangat diliputi keputusasaan.
Sebuah keluarga mungkin sedikit menenangkan. Pasangan hidup dan kekasih hati, membuat warna kota agak sedikit cerah dan menyenangkan untuk dilihat. Hanya saja, itu tak terjadi untuk setiap harinya.
Kesenangan selalu ada di sela-sela rasa sakit, hampa, kecewa, dan kosong.
Kota selalu menyaksikan hal itu. Selalu. Bagaikan sejarah yang berulang tiada henti.
Orang-orang yang mencari kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang mereka yakini terdapat di kota-kota kecil maupun besar. Akan tercengang bahwa setiap harinya, mereka mengejar itu dengan cara yang begitu kasar dan terlalu terburu-buru.
Kekasaran yang memeras tubuh, hati, dan pikiran. Nyaris seumur hidup. Hanya sedikit jeda. Lalu kebahagiaan, tak pernah sebanding dengan lamanya waktu untuk mendapatkannya.
Kota yang ditinggali manusia menyaksikan itu semua. Dari kelahiran sampai kematian yang berdentang terlalu cepat. Seluruh usia manusia, hanya untuk mengejar sesuatu yang sedikit itu.
Kebahagiaan yang sedikit. Terlalu sedikit. Tak pernah cukup dan begitu mendadak habis dalam satu kali tegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...