Merasa tak tahan hidup di negara ini dan ingin segera keluar dari sini tapi tidak bisa? Nasibmu sama sepertiku. Seseorang yang terjebak di sebuah negara yang tak lagi terasa cukup dan kian lama menjadi tak menyenangkan.
Sebagian dari kita, mungkin sudah mulai sangat tak nyaman hidup di negara ini. Entah karena ingin segera keluar dari cengkraman orangtua, ingin melanjutkan pendidikan yang mana negara ini tak memilikinya, mengembangkan bisnis yang lebih sesuai dan kondusif, atau mengejar karir sebagai peneliti, ilmuwan, pemikir, dan pekerja kreatif yang jelas, keberadaan yang nyaris tersingkir. Terlebih, sudah merasa bosan dengan kiri kanan yang kelebihan moral? Banyak tempat ibadah yang suaranya membuat pusing? Merasa suram dikelilingi para pembohong moral dan agama? Bosan melihat kebaikan dijajakan di mana-mana tapi tak sesuai kenyataan? Tak bisa berpikir bebas dan menjadi lebih hidup karena terlalu banyak omong kosong di masyarakat negara ini? Cukup. Cukup. Berhenti. Kamu. Bisa menambahinya sendiri.
Setidaknya, kita sama-sama tahu, banyak orang yang sebenarnya ingin meninggalkan negara ini tapi tak mampu. Dengan banyak alasan yang berbeda. Dengan alasan ketidakmampuan yang berbeda-beda.
Hidup terlalu lama di sebuah lingkungan, masyarakat, dan negara yang tak tepat bagi kepribadian seseorang. Bisa membuat orang itu lama-kelamaan menjadi gila. Mungkin adakalanya dia berpikir, kok banyak orang bisa sangat nyaman hidup di negara ini? Yah, karena orang punya pilihan hidupnya masing-masing. Filosofi hidup dan keinginannya. Jadi Indonesia sangat cocok dengan orang semacam itu. Trus mungkin kamu akan bertanya, bagaimana bisa, banyak orang kaya raya masih mau hidup di negara dengan menteri pendidikan terbodoh sepanjang masa dan presiden yang ngomong di depan publik saja nyaris bingung?Baiklah, mungkin, banyak orang itu sangat cocok hidup dengan orang-orang seperti itu. Terlebih negara ini sangat cocok sebagai tempat mengumpulkan kekayaan, membangun dinasti, dan sebuah dunia yang tenang, yang tentunya sangat tepat untuk menikmati hidup jangka panjang pada umumnya.
Tapi sebagian orang, semisal kita, negara ini mungkin tak terlalu menarik lagi. Ah, sebagian dari kita, bisa keluar dan kini tinggal di negara dan masyarakat yang diinginkan. Sebagian yang lain masih saja di sini. Terjebak selama-lamanya, mungkin, sampai ajal menanti.
Terjebak di rumah dan negara sendiri sama-sama tak menyenangkannya. Maka beruntunglah mereka yang mampu keluar dan kini bisa menikmati dunia dan kondisi lingkungan yang mereka suka. Hidup adalah pilihan. Tapi seringkali pilihan itu terbatas tanpa ditopang ini dan itu.
Semisal negara ini adalah rumah. Maka rumah bernama negara ini adalah kerangkeng besar yang mana kita tak bisa keluar dari dalamnya. Maka, cara terbaik untuk hidup dalam kerangkeng ini adalah dengan cara berkata cukup dan menerima. Melanjutkan sisa hidup dan melakukan yang terbaik. Karena pilihan yang lain, kamu bisa berujung depresi dan mengalami kebosanan jangka panjang yang akan terlampau susah diurus.
Beberapa orang bisa sebentar rehat sejenak dan pergi keluar negara ini seminggu, sebulan, atau setahun sekali. Tapi ratusan juta lainnya tak bisa melakukannya. Bahkan membayangkan pergi ke luar negeri pun mereka tak mampu atau akhirnya menyerah. Dan, sialnya, masih banyak yang bahkan belum bisa keluar dari rumah orangtua, mertua, rumah kontrakan, atau malah terjebak di desa dan satu kota seumut hidup.
Merasakan kota lainnya, bahkan masih menjadi mimpi bagi beberapa orang. Kota sebelah mungkin sudah mirip luar negeri. Provinsi sudah mirip negara lainnya yang agak jauh. Sementara luar pulau mungkin sudah terasa seperti benua yang berbeda atau bahkan planet lain. Tak terjangkau. Tak terjamah.
Seumur hidupnya, seseorang bahkan bisa terjebak di dalam rumah mertuanya. Tak bisa keluar dari situ. Entah karena tidak mampu, tidak ingin, atau dipaksa. Rasanya terdengar lucu. Tapi itu kenyataan.
Sementara perasaan terjebak di negara sendiri, pastilah jauh lebih banyak. Tak hanya diriku yang mengalami. Banyak orang, yang sadar akan hal itu dan sadar bahwa terjebak di negara sendiri sangat, sangatlah tak menyenangkan.
Apakah menyenangkan hidup di negara ini? Ya dan tidak. Atau lima puluh-lima putuh. Bahkan pasti ada yang menjawab entah.
Siapa pun yang menjawab entah, mungkin dia keturunan makhluk gaib. Kebal terhadap kemungkinan pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...