MENIKMATI KESEDIHAN ORANG LAIN

297 15 0
                                    

Melihat orang lain bersedih itu menyenangkan. Apalagi kalau menderita dan hancur. Itu bisa membuat kita tertawa dan menjadi bahan candaan yang menarik.

Kesedihan orang lain dan kehancuran mereka adalah terapi buat diri kita. Sejujurnya, melihat orang sekarat itu menghibur. Menggembirakan. Bisa membuat kita memiliki banyak hal untuk dibicarakan.

Saat ada korban banjir atau suatu kota tenggelam. Kita semua terhibur dan membicarakannya dengan renyah. Tak peduli orang kesusahan atau mati. Kita bisa mengejek, mengolok-olok dan tertawa bahagia. Saat ada korban kebakaran, gunung meletus, kecelakaan, tsunami, dan bahkan pemerkosaan. Kita bisa bersenang-senang di atas penderitaan mereka.

Kisah sedih orang lain menjadi obat yang menggembirakan diri kita yang sejujurnya juga sekarat.

Menikmati kesedihan orang lain adalah terapi. Itulah sebabnya banyak orang hari ini sudah tak lagi peduli dengan empati korban bencana atau pembunuhan. Karena kisah sedih dan kematian mereka adalah hiburan bagi kita. Dan itu benar-benar efektif untuk sedikit mengusir jenuh dan dunia monoton sehari-hari.

Hal yang paling kita nikmati, sebagai manusia modern terkini, adalah saat orang yang kita kenal, yang membuat iri kita dan terlampau unggul dari kita, tiba-tiba jatuh, sakit, menderita, bersedih hebat, atau mengalami peristiwa yang menyakitkan. Baik dalam hal hubungan sosial atau yang menyangkut harta benda. Bahkan, melihat ia mendadak bangkrut dan menjadi lebih miskin, kita akan sangat senang dan melonjak girang. Apalagi jika itu saingan cinta dan orang yang tak kita sukai. Melihat dirinya menderita hebat adalah hal paling indah yang bisa kita rasakan di dunia.

Mungkin orang yang seolah terlampau bermoral mengatakan bahwa itu tidak baik. Tapi nyatanya itu baik bagi kita. Atau sebagian dari kita. Hampir semua orang pernah melakukan dan merasakan kelegaan semacam itu. Kelegaan dan perasaan senang saat melihat orang gagal, menderita atau sakit. Hanya saja, karena jarang orang memikirkan dunia kesehariannya dengan sungguh. Jadinya, hal semacam itu lewat dari perhatian padahal pernah dan sering dilakukan.

Psikologi keseharian kita, sebagiannya juga diisi oleh kenikmatan akan kesedihan orang lain. Hal itu menjadi penopang hidup kita. Bahkan, semakin kian penting.

Kamu akan sering melihat banyak orang menertawakan dan membuat olok-olok segala macam kisah bencana dan perang. Apalagi jika itu sudah ranah perbedaan politik, identitas, ideologi, ras, dan negara yang tak disukai. Karena dalam hubungan individual saja, kita sering bersenang diri saat seseorang yang tak kita suka mengalami hal yang menyedihkan.

Jadi apakah menikmati kesedihan orang lain dapat mengatasi tekanan hidup kita? Ya. Dapat. Kamu bisa menikmati kesedihan dan penderitaan orang lain sepuasmu. Untuk menutupi kekalahanmu, kekuranganmu, atau saat kamu tak ingin melihat orang lain lebih baik dari dirimu. Atau saat dalam persaingan dan segala macam hal yang nantinya membuatku kamu tak nyaman. Lagian, melihat orang bersedih bisa menjadi hiburan di saat nongkrong atau berselancar di internet.

Kita bisa dengan mudahnya mengobrol panjang mengenai betapa lucunya kematian orang lain. Betapa sangat menghiburnya cerita mengenai kebangkrutan hidup seseorang. Jika orang itu tak kita sukai, maka, memperbincangkan segala macam keburukan dan kegagalannya sangatlah bersifat positif.

Inilah apa yang aku sebut psikologi keseharian. Kenyataan kehidupan kita. Apa saja yang sehari-hari membuat kita bertahan hidup dan tetap agak stabil secara emosional dan kejiwaan.

Menikmati kesedihan orang lain adalah terapi yang telah kita lakukan untuk membuat kita tetap normal dan stabil. Apakah hal ini salah? Jika kita membicarakannya dalam lanskap egois dan untuk hidup kita sendiri. Maka itu hal yang baik dan memang terbukti membantu kita selama ini. Tapi, jika diperluas dalam lingkup moral masyarakat, apakah itu akan menjadi buruk? Ya dan tidak.

Masyarakat adalah kumpulan individu. Hampir semua individu melakukannya. Hanya saja, waktu dan tempatnya bergantian atau selalu tak bisa menyeluruh. Itulah sebabnya, apa yang disebut simpati dan empati masih terlihat ada. Karena orang yang bersimpati untuk saat ini di tengah orang yang menikmati kesedihan orang lain. Di lain waktu, saat tertentu, akan menikmati kesedihan orang lain. Dan itu bergantian.

Menikmati kesedihan orang lain, bagi sebagian besar orang sangatlah positif. Bahkan ada yang begitu sangat positif dan ketergantungan. Seolah, melihat orang menderita itu semacam obat.

Inilah kenyataan umat manusia. Dalam psikologi keseharian hidup. Melihat orang bersedih itu sangatlah nikmat dan indah. 

PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang