Singto semenjak datang ke kantor. Keluar dari zona hidupnya. Singto mengabaikan sekretarisnya. Saat sang sekretaris mengintip di balik pintu yang belum dirinya tutup kembali secara rapat dengan sengaja setelah menyerahkan laporannya. Menambah kecemasannya melihat atasannya Singto hanya melihat handphonenya tanpa memperdulikan laporan yang ada di meja kerjanya.Hingga membuat sekretarisnya kebingungan. Karena rasa cemas sekretaris itu memberitahukan hal yang terjadi pada atasannya kepada atasannya New.
Alhasil hari ini pekerjaan Singto, New yang handel. Karena New tahu sahabatnya ini lagi kacau walau belum genap 1 hari ditinggal Krist.
Dikantor hanya mondar-mandir melirik handphonenya.Drrt
drrrt
drrrt
Sebuah pesan singkat tertulis nama Krist. Mata yang selalu tertuju pada handphone. Tanganya secepat kilat langsung menyambar handphone itu.
New yang sedikit terkejut gerakan Singto. Hanya bisa menghela napasnya.
Kotak Masuk :
Krist
"Phi aku sudah sampai dan saat ini aku sedang makan dengan teman-temanku."Krist.
"Sudah. Hanya itu saja."Singto mengerjap-ngerjapkan mata, menscroll berulang-ulang keatas dan ke bawah.
"Trus, kau mengharapkan apa. Krist sending message denganmu terus-menerus, melupakan liburannya gitu."sindir New.
Dibalas tatapan kesal Singto.
"Ya."jawab Singto lirih.
New hanya geleng-geleng kepala.
"Makanya kasih perhatian dikit tiap hari sama Krist, kalau sudah larut dalam pekerjaan kau lupa waktu. Jangan hebat diranjang saja, istri juga butuh perhatian, maka dia akan selalu memikirkanmu dimanapun Krist berada.hahaha"sindir New.
"Bukankah dulu kau Playboy. Hahaha."sindir New.
"Dikerumuni para gadis-gadis yang siap mengantri untuk menjadi pacarmu. Rayu sana-sini. Trus kenapa dengan Krist?Hahaha."sindir New.
Singto tidak memperdulikan apa yang dikatakan sahabatnya. Namun sedikit tersenyum mengingat dirinya di masa muda.
"Siapa yang Playboy."Smirk Singto.
"Kau. Singto Prachaya.Hahaha."tawa New.
"Aku tidak tahu harus bilang apa. Setiap dikantor pekerjaan itu ingin cepat-cepat kuselesaikan dan pulang ke rumah lagi. Hanya saja setiap ada Krist didepanku, aku ingin melumatnya habis. Dan perasaan itu hanya dengan Krist aku rasakan"jawab Singto datar.
"Apa."New yang duduk disofa sampai memalingkan kepalanya.
Temannya ini melihat Singto datar melihat handphonenya terus menerus. New kembali dengan pekerjaannya yang masih menumpuk.
"Setidaknya sesekali. Rayulah Krist."saran New.
"Seorang istri tetap butuh kata manis atau pujian apalagi dari Suaminya."jelas New.
Tiba-tiba New teringat buru-buru memalingkan wajahnya kearah Singto.
"Ohy...dulu Krist pernah cerita sama aku dia kesal sama kamu. Seharian itu katanya kamu disending message tidak dibalas cuma di read. Trus sesampai kau dirumah, kau dan dia bercinta setelah itu kau tidur. Pagi-pagi kau pergi lagi tanpa sarapan dulu. Tidak bilang pada Krist kau sibuk dan keesokannya harinya kau harus brangkat pagi melewatkan sarapanmu dan bekalmu. Karena kau buru-buru pergi."jelas New.
"Apa!! Krist cerita sama kamu sedetail itu."Singto terkejut dan juga rasa keheranannya.
"Hu'um."jawab New datar.
"Kita saling cerita tentang kalian. Aku tentang Tay. Krist tentangmu."jawab New datar lalu sebuah handuk kecil mendarat di muka New dari arah Singto.