Krist dan Singto memutuskan untuk jalan-jalan di Mall terdekat sekalian belanja keperluan rumah. Tetapi yang ada rasa mual Krist tak henti menghantui. Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah.
"Phi....itu...remah-remahannya bikin kotor."sesampai di rumah Singto yang ingin bersantai ria dengan Krist ber2an malah selalu mendapat omelan ini dan itu.
"Phi...jangan letakkan barang-barang sembarangan. Sekalian letakkan ditempatnya."
Ketika Krist berada di kamar semakin di buat kesal. Singto hanya meletakkan jas di tempat tidur.
"Phi..." teriak Krist.
Tak berselang lama Singto yang dari bawah datang dengan tergesa-gesa. Karena teriakkan Krist yang membuatnya khawatir akan hal yang terjadi pada Krist.
"Ada apa?" tanya Singto melihat Krist yang berdiri dengan muka masamnya.
"Lihat ini. Lihat ini. Berapa kali aku harus bilang kalau segala sesuatunya langsung phi tempatkan pada tempatnya kan tidak membutuhkan waktu yang lama. Apabila semua baju di tempatkan seperti ini..."
"Kan ada bibi kalau kamu capek. Kamu tidak harus membereskannya. Nanti biar ku perintahkan pada yang lain juga." Singto mencoba menenangkan.
"Pokoknya bereskan." Krist berlalu ke kamar mandi dengan kesal.
.
.
.
."Phi...bantu nich...berat..."
"Phi...jangan letakkan handphone sembarangan seperti ini."
"Phi...."
"Phi..."
"Phi..."Singto yang kesal hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya dan beringsut kabur ke ruang kerjanya.
Diambil handphonenya dan menelepon seseorang.
"New...ternyata dia lebih cerewet dari biasanya!!Aku ingin ber2an tapi yang ada aku diomelin ini dan itu daritadi. Apa kalau orang hamil seperti itu?..."Singto yang tiba-tiba menelepon New hanya untuk melampiaskan kekesalannya.
"Hahahahaha...."New yang keheranan tak selang lama tertawa terpingkal-pingkal yang membuat sekretaris Singto bergidik ngeri.
"Yach..."sungut Singto yang kesal karena ditertawakan sahabatnya kini.
"Selamat sobat,, Pak Singto sebentar lagi menjadi Papa."
"Aku bisa mengerti perasaan Krist."New mengangguk-anggukkan kepalanya mengingat pertama kali dulu disaat dia mengandung.
"Kau memihak Krist."sungut Singto.
"Tentu saja!!Sudah kau mengalah saja. Kau pikir kita gak capek apa. Sekarang kau bayangkan karena juniormu perasaan Krist jadi tidak labil. Karena juniormu dia harus mengurus kamu si bayi besar,rumah dan junior. Apakah Krist juga masih merasakan mual-mual sampai saat ini?Coba bayangkan itu.."Singto terdiam dan hanya mengangguk-angguk.
"Phi......"terdengar lagi suara Krist yang memanggilnya.
"Hahahahhahaha...."tawa New yang juga mendengar teriakan Krist memanggil Singto.
"Sudah dulu. Krist mencariku lagi."Singto bergegas menutup panggilannya dan menghampiri Krist