Part62

1.3K 56 6
                                    



Pagi-pagi sekali Krist sudah terbangun. Mempersiapkan jamuan untuk acara Grand Opening Coffee shop itu. Walau tubuhnya masih terasa sakit.

Kaos casual memperlihatkannya masih segar terlihat diseluruh tubuh Krist ada banyak tanda mark kepemilikan Singto Prachaya. Namun Krist sudah berjanji akan memasakkan masakan special untuk teman-temannya.

Di kamar, Singto yang juga pagi-pagi sekali sudah terbangun dengan mata tertutup tangannya mencoba mencari tubuh istrinya. Namun terasa kosong.

Mata Singto terbangun mendapati istrinya tidak ada disampingnya. Dengan sigap Singto terbangun dan mencari keberadaan Krist. Didapatinya istrinya itu sedang sibuk memasak.

Krist yang tak menyadari Singto sudah terbangun.

"Apa yang sedang kau lakukan Krist? Kenapa kau memasak segini banyaknya? Apa kita ada acara hari ini?"Singto memeluk istrinya.

Mencium bahu belakang Krist. Tersenyum melirik tanda kepemilikannya semalam.

"Ohhh phi Singto. Maaf phi... Krist karena semalam jadi lupa bilang sama phi Singto, kalau hari ini temanku Grand opening hari ini. Aku berjanji akan memasakkan masakan Special untuk mereka. Bolehkah aku meminta izin menghadiri acara itu?"Singto spontan melepaskan pelukannya.

Lalu duduk di kursi meja makan.

"Temanmu? Hari ini? Grand opening?"Singto terkejut setengah bergumam sendiri.

Secepat kilat Singto menemukan sesuatu hal yang harus di lakukannya.

"Um."jawab Krist singkat.

Lalu dilihatnya Singto kembali ke kamar dan datang lagi membawa handphone mencoba memanggil seseorang.

"Kau gila jam segini telepon ada apa?"tanya New marah-marah karena ini masih jam 3pagi.

New bisa menebak apabila Singto sudah meneleponnya walau sudah bisa ditebak pasti ada hal penting bagi Singto.

"Batalkan semua acaraku hari ini. Aku akan menghadiri Grand opening teman Krist, aku akan pergi bersamanya." membuat Krist terkejut.

Mematikan kompornya. Menghentikan acara masak memasaknya. Lalu berpaling menghampiri Singto.

"Ok."New yang mengerti maksud Singto mengiyakan lalu menutup telepon Singto kembali tertidur.

"Ada apa?"Tay juga ikut terbangun.

"Kegilaan Singto kumat."umpat New.

Mimpi manisnya terganggu lalu memeluk suaminya kembali tertidur.

Krist yang berada dihadapannya kini. Singto yang tahu apa yang akan dikatakan istrinya ini langsung menjawab sebelum Krist membuka mulutnya.

"Tidak apa, temanmu juga temanku."jawab Singto.

Krist semakin keheranan.

.
.
.
.

Pikiran Krist berkecamuk. Krist hanya berteriak dalam hatinya mempertanyakan semua keanehan yang terjadi saat ini.

" Hah?"

"Aku tidak salah dengarkan?"

"Temanku adalah temannya?"

"Tidak biasanya."

"Kenapa?"

"Kenapa akhir-akhir ini dia seolah-seolah ingin masuk dalam kehidupanku?"

"Bentar...?"

"Kemaren juga...dia bilang maaf"

"Aku pikir itu hanya racuan kenimatannya."

"Itu nyata?"

"Tidak. Dia tidak pernah melakukan itu."

"Dan juga semenjak kapan dia seperti banyak bicara padaku?"

Segala pertentangan dalam hatinya. Memilah hal-hal yang dirasakannya sedikit janggal

Kejanggalan itu semakin membuatnya ingin bertanya. Namun diurungkan Krist.

"Tidak. Tidak. Tidak."

"Tidak Krist. Ingat Krist. Selalu ingatlah waktu itu."

"Aku tidak ingin mengenalkan dia pada teman-temanku. Tidak. Aku tidak ingin dia masuk."

Pikiran Krist terkunci rapat.

.
.
.
.

"Tapi kalau hal penting bagaimana?" tanya Krist khawatir.

"Mereka harus mengerti aku. Kalau ingin bekerja sama denganku."jawab Singto datar.

Krist semakin heran.

"Ada apa phi?"tanya Krist sekenanya karena masih terheran-heran dengan sikap Singto.

"Ada apa, gimana?"jawab Singto menahan kegalauannya.

"Tidak. Tumben. Tidak biasanya phi seperti ini?"Krist masih keheranan.

Krist sedikit menggigit bibir bawahnya. Karena rasa keheranan yang amat besar membuatnya secara tidak sadar melontarkan pikirannya.

"Memang aku biasanya gimana?"selidik Singto.

"Eeeemh..."Krist agak ragu mengungkapkannya takut Singto marah.

Krist menekan mulutnya agar terdiam.

"Katakan saja. Aku biasanya gimana? Aku janji tidak akan marah."janji Singto.

Krist sedikit takut untuk mengatakannya.

"Phi Singto biasanya tidak tertarik dengan yang kulakukan. Apalagi kalau soal pekerjaan. Bahkan...."Krist menghentikan pembicaraannya takut Singto membentaknya seperti dulu.

Singtopun akhirnya mengerti rasa sakit yang dialami Krist selama ini. Hatinya terasa sakit. Singtolah yang bersalah di masa lalu.

.
.
.
.

Singto teringat Krist menyiapkan makanan dan segalanya untuk merayakan hari Special Aniversary Pernikahan 1 tahun mereka. Krist memintanya untuk pulang.

Tapi setelah tahu cuma untuk itu Singto langsung menghardik Krist.

"Kau memintaku pulang hanya untuk hal tidak penting seperti ini!!!"

"Jangan berharap lebih pada pernikahan kita!!!"

"Ingat statusmu disini apa!!!"

"Pernikahan ini adalah hutang yang harus Kau tebus karena kebodohan yang kau lakukan sendiri!!!"

"Kau hanya melayaniku!!!"

"Jangan bertingkah seolah-olah Kau istriku!!!"

"Jangan bertingkah Pernikahan kita ini N.Y.A.T.A!!!"

"Brengsek!!! Kau ingat baik-baik awal Perjanjian Pernikahan Kita!!!"

"Aku menikahimu untuk menghindari perjodohanku dari Kedua orangtuaku dengan si buruk itu dan scandal-scandalku waktu itu!!!"

"Aku menikahimu agar si buruk rupa itu mengira aku suka laki-laki agar si buruk rupa itu menyerah dengan perjodohan kolot itu!!! Ingat statusmu!!!"

"Ohy!!! Dan ingat baik-baik, sebelum kau melakukan sesuatu izin terlebih dulu denganku!!! Bila aku tidak mengizinkan, maka hentikan tingkah bodohmu!!!"

"Atau kau dan keluargamu akan menerima akibatnya!!! Mengerti!!!"hardik Singto.

"Ya." jawab Krist sekuatnya agar air matanya tidak keluar.

Lalu Singto pergi lagi meninggalkan rumah. Tanpa melihat bahwa Krist sangat terkejut yang berurai air mata.

Singto yang tidak memperdulikan Krist. Pergi begitu saja meninggalkan rumahnya.

Setelah itu 2 minggu Singto tidak pulang ke rumah. Hanya New sahabat Singto yang selalu memberi kabar pada Krist kalau Singto tidur di kantor.

Dan karena sahabat Singto inilah Singto kembali pulang ke rumah.

Disaat itulah Krist memutuskan dan mengingat baik-baik kata-kata terakhir Singto demi keluarganya. Mae, pho dan cherreen adiknya.

Krist Perawat is my wife [COMPLETED SEASON 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang