Nat yang sedari tadi hanya terdiam. Setelah melihat Krist masuk kamar inapnya, Nat kembali ke rumah dan berpamitan dengan sahabat-sahabat Krist. Sebelum kepulangan Nat, Nat hanya melihat orang yang duduk bersedih di kursi depan pintu masuk kamar inap Krist. Toptaplah yang menjadi pusat perhatiannya, karena bagi Nat...
"Pria ini pasti juga sangat mencintai Krist...tentu saja...Krist pasti sangat disukai banyak orang...Kristku orang baik...Krist bagai 'malaikat'...'"batin Nat, lalu pergi meninggalkan yang lainnya.
Setelah Krist masuk ke kamar inap dan Toptap yang belum mendapat izin dari Dokter untuk berkunjung. Toptap masih duduk terdiam di kursi depan koridor kamar inap Krist, menunggu hingga diizinkan Dokter. Knott, Off dan Gun terlihat sedih dengan keadaan sahabatnya ini. Gun menghampiri Toptap dan duduk disampingnya.
"Top..ayo kita pulang, kita belum mendapatkan izin berkunjung. Kalau kau seperti ini, Krist akan bersedih. Kau mau Krist sedih melihatmu seperti ini?"Gun mencoba untuk membujuk sahabatnya ini.
"Tidak Gun. Aku tidak suka melihat Krist bersedih. Aku tidak akan membiarkan Krist bersedih..."ditatapnya Gun yang duduk disampingnya.
"Maka dari itu. Bersabarlah. Kita tunggu kabar dari Krist. Yang terpenting Krist melahirkan dengan lancar. Krist dan bayinya lahir dengan sehat. Lagipula bila kita sudah mendapatkan izin itu bukankah kita selalu langsung menemui Krist. Kau juga bisa menyiapkan bekal kesukaannya. Krist pasti senang."Gun yang sifatnya dari dulu sangat lembut seperti ini, mampu menenangkan hati sahabat-sahabatnya bila sedang kacau. Toptappun walau berat hati meninggalkan Krist berdua dengan Singto. Berdiri menatap pintu kamar inap Krist. Gun yang tidak ingin Toptap berubah pikiran lagi, ditariknya lengan Toptap pelan-pelan untuk terus berjalan meninggalkan rumah sakit itu dan kembali ke Coffee shop.