Dilihatnya Krist sampai masuk ke salah satu stand toko pakaian, dan menghilang dari pandangan Singto.
"Apa yang dilakukan Krist disitu."
Pikiran Singto menerawang melayang melihat kepergian Krist.
"Sudah. Tidak usah dilihatin sampai segitunya."sindir New membuyarkan lamunan Singto, namun hanya dibalas dengan Smirk ala Singto.
"Apakah belum ada tanda-tanda Krist hamil?"tanya New yang membuat Singto terkejut dan menyemburkan minumannya lalu membuatnya terbatuk-batuk.
"Kenapa terkejut begitu. Pertanyaanku kan wajar. Aku saja sudah 2."sindir New.
"Belum."Smirk Singto lagi.
"Mungkin karena dia lebih mencintai pekerjaannya daripada Krist."sindir Tay.
"Kasihan Krist. Hati-hati. Jangan sampai Krist berpikir kau lebih mencintai pekerjaanmu daripada istrinya sendiri."sindir New.
"Kau lebih tahu itu..."Tay mengingatkan.
"Wahhh.. Krist bisa pindah ke lain hati nie bila ada yang lebih perhatian padanya."sindir Tay.
"Kalian belum pernah dilempar Ice Cream ya!!"Smirk Singto kepada pasangan resek yang suka ngrecokin dirinya.
"Tapi omongan kita ada benarnya loh. Seperti drama yang semalam ku lihat."sindir New diiyakan dengan anggukan Tay.
Smirk Singto mengacungkan garpunya kepada sahabatnya ini...
"Kalian terlalu banyak menonton drama."Smirk Singto datar.
Namun kata-kata yang diucapkan kedua sahabatnya masuk kedalam relung hati Singto yang terdalam. Pikirannya melayang, menerawang kata-kata yang dilayangkan kedua sahabatnya tadi sembari memakan Ice Cream Choco River yang dipesan Krist tanpa sadar sudah hampir separuh dicomot Singto. Kedua sahabatnya New dan Tay yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala bersamaan.
"Aku yakin. Dia akan dihabisi karena itu."sindir New matanya menunjuk Ice Cream pesanan Krist.
"Heemt."Tay yang juga melihat itu mengiyakan dengan anggukan.
"Tamatlah riwayat Singto nanti."sindir Tay.
Smirk Tay dan New...