Part49

887 57 3
                                    

"Ada ap phi?"tanya Krist yang membuyarkan lamunan singto.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin meneleponmu."jawab Singto sekenanya.

"Tidak apa-apa kok sampai 15x hubungi aku, Apa phi sakit?"tanya Krist khawatir.

"Tidak. Benar aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin meneleponmu."jawab Singto.

"Ou..tidak biasanya phi begini."sahut Krist keheranan.

Singto merasa terkejut dengan kata yang spontan terlontar oleh Krist. Ya tidak biasanya seorang Singto bersikap seperti ini pada Krist.

Deg

Bukan debaran tapi rasa sakit dihati Singto. Pikiran Singto bertanya-tanya Apakah benar dirinya selama ini yang dikatakan sahabatnya New. Selama ini Singto tidak memperhatikan Krist. Bagi Singto Krist adalah Miliknya. Karena Singto dan Krist resmi menikah. Dan Krist melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik. Hanya dia seorang. Singto tidak pernah memperdulikan perasaan istrinya. Bagi Singto kata-kata manis tidak perlu karena Krist adalah istrinya.

Walau di awal Singto memang bersikap tidak peduli karena semua itu baginya hanyanya sebuah kontrak. Tidak ada perasaan sedikitpun dari dirinya menyukai Krist.

Sampai semua berubah. Dirinya sendiri tidak menyadari sejak kapan dirinya memperhatikan Krist.

Terdengar ada yang mengetuk pintu kamar .

"Sebentar phi..."Krist menatap ke arah pintu.

Lalu berjalan membukakan pintu kamarnya.

"Ou!! Mana Toptap?"tanya Off.

Yang ternyata Knott, Off dan Gun sudah menghampiri kamarnya.

"Ku bilang apa. Mereka itu paling lama."sahut Gun.

"Sebentar ya phi.. Phi Top baru mandi. Aku akan menerima telepon dari phi Singto dulu."jelas Krist pada teman-temannya.

Krist pergi ke teras depan kamarnya untuk kembali melanjutkan sambungan teleponnya dengan Singto agak sedikit menjauh dari teman-temannya yang pasti riuh dengan obrolan.

"Itu Suami Krist yang telepon?"tanya Off.

"Hu'um."jawab Gun diiyakan dengan mulut membentuk O dan anggukan kepala Off.

Lalu Off dan Gun duduk disofa sembari makan camilan yang dibawa Krist. Knot duduk dikursi yang berada di teras kamar Krist sembari melihat pemandangan. Pembicaraan mereka bisa didengar oleh Singto.

"Krist jangan lupa makan."kata Singto.

"Um."jawab Krist.

"Krist kalau ada apa-apa segera hubungi aku."pinta Singto.

"Um."jawab Krist.

"Phi juga jangan lupa sarapan."jawab Krist.

"Yasudah. Aku mau berangkat kerja dulu. Selamat bersenang-senang dengan teman-temanmu."Singto mengakhiri sambungan teleponnya dengan Krist.

Krist kembali masuk ke dalam kamar.

Singto duduk terdiam. Handphone tergenggam erat di tangannya.

Isi batin Singto :

"Itukah teman-temannya?"

"Kenapa Krist tidak pernah memperkenalkan aku pada mereka?"

"Siapa pria tadi?"

"Kenapa kelihatan begitu akrab dengan Krist, istriku?"

"Sangat akrab. Terlihat begitu dekat sekali."

"Apa tadi yang dikata pria itu?"

"Celana dalam?"

"Celana dalam baru yang dibelikan Krist, istriku?"

"Istriku membelikan celana dalam untuk pria lain?"

"Ahhhh,,tidak mungkin. Karena ada teman-teman yang lain tadi."

"Ya. sepertinya Krist tidak berdua dengan Pria itu?"

Singto mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Batin Singto berkecamuk yang menjadi kacau karena beberapa patah kata yang sempat didengarnya tadi.

Krist Perawat is my wife [COMPLETED SEASON 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang