"Krist hari ini phi tidak ingin bekerja... Kita berbelanja keperluan si junior ya..."Singto memeluk Krist yang sedang menyiapkan sarapan dari belakang merajuk kegirangan.
Disahut dengan mata membelalak Krist.
"Phi...junior masih hitungan minggu...."dilihatnya suaminya itu dengan gemas.
Entah kenapa pagi ini terlihat sangat tampan walau sebenarnya Singto berpakaian seperti biasa. Kaos kasual dan celana pendeknya. Lalu Krist yang tersipu malu terlihat oleh Singto keheranan.
"Kenapa pipimu memerah?"Singto mendelik mendekat menatap lekat-lekat wajah Krist yang menambah kemerahan diseluruh wajahnya.
"Phi...."Krist menjauhkan wajah Singto karena seluruh tubuhnya terasa terbakar.
Singto yang melihat itu lebih ingin menggoda istrinya. Ditariknya pinggang istrinya kini.
Dipeluknya erat. Dilumatnya mulut Krist. Menyesap dalam.
Krist yang sekarang lebih tergoda oleh buaian lumatan Singto. Lebih menambah kesexyan suaminya kini.
"Eit's jangan membangunkan adik kecilku...aku berusaha keras menahan laparku untuk junior..."sanggah Singto dilihatnya Krist memanyunkan bibir manisnya.
"Habis...dari kemaren aku semakin melihat phi lebih tampan dan sexy...."ucap Krist lirih tersipu malu namun masih terdengar oleh Singto.
Membuat Singto menatap istrinya dalam lalu kembali melumat bibir bawah Krist. Dibalas lebih dalam lumatan itu karena Krist tak mampu lagi menahan hasratnya yang terus ingin melumat habis suaminya kini setiap saat ber2an.
"Krist...hhhh...adik kecilku..."erangan Singto melihat adik kecilnya yang sudah membesar.
"Sexy..."tangan Krist yang sudah berada di bawah Singto yang duduk di kursi meja makan melepaskan celana boxer suaminya.
"Aku ingin bermain dengan si kecil ini...."Krist yang berada dibawah Singto.
Langsung menjilati adik kecil Singto dan menariknya naik turun dengan cepat. Kenikmatan itu hanya bisa membuat Singto menarik rambut Krist.
Hanya terdengar erangan Singto yang semakin lama semakin keras. Membuat Krist lebih kegirangan melihat suaminya semakin lama semakin mengerang keras.
"Akan kulayani phi seperti ini berkali-kali...berapapun phi mau...sampai phi puas...berkali-lali...sampai phi..lelah..."bisik Krist.
Krist bersimpuh didepan Singto meremas-remas adik kecil Singto didengar oleh Singto menambah erangan Singto lalu melumat bibir manis istrinya kini.
Akhirnya sarapan pagi tergantikan oleh kenikmatan Singto.