Krist melepaskan tangan Singto...
Lalu tetap berjalan hendak keluar
"Kenapa...kau akan pergi dengannya!!!"Singto yang sudah terbakar cemburu menghilangkan semua akal sehatnya.
"Sudah cukup phi!!!Sudah cukup ku mendengar kata maafmu!!! Yang hanya omong kosong belaka!!!Dan phi silahkan kembali dengan wanita-wanita itu!!!Dan apa!! Hamil!!! Berapa lama kalian berhubungan selama ini!!!"Kristpun dengan kecemburuan meluapkan segala kegelisahannya.
"Namtan!!!jangan kau bawa Namtan dalam pertengkaran kita!!jangan kau alihkan segala kesalahanmu. Dia temanku." sahut Singto.
"Teman!!!phi pikir aku percaya kalian teman!!!Dengan semua yang phi lakukan!!! Dengan phi membelanya seperti ini"sergah Krist
"Kenapa kau ungkit lagi masalalu. Terserah!!!Pergi sana dengan 'pria itu'..."sanggah Singto.
"Baiklah. Kalau itu mau phi..."bentak SingtoFiat yang mendengar pertengkaran Mae dan Phonya di kamar menangis diambang pintu...
" Mae...."Krist dan Singto terkejut pertengkaran mereka membangunkan fiat kecil. Krist lalu menghampiri dan menggedong fiat pergi dari kamarnya..
"Daddy...nakalin Mae...Daddy nakal..."fiat sesenggukan dipelukan Krist.
" Tidak...sayang...Pho lagi sakit jaaa...Pho tidak nakalin Mae...cup..cup...dah bobok lagi ya...Mae temenin tidur naaa..."Krist kembali ke kamar fiat...
Drrrt Drrrt Drrrt
Keesokan harinya hanya ada keheningan, dan mata panda dari Krist...Handphone Krist terus berdering, tentu saja Krist tahu pasti dari Toptap yang mengkhawatirkanya semalaman handphonenya tidak berhenti berbunyi setiap kali menyala, sebelum Krist memberikan kepastian bahwa Krist baik-baik saja, membuat Singto lebih kesal.