Waktu sudah menunjukkan petang hari. Singto tersadar akan dirinya yang telah tenggelam dalam pekerjaannya.
Singto ingin cepat pulang. Khawatir bila mendapati istrinya menangis karena ditinggal lama.
Singto melajukan dirinya pulang ke rumah. Namun sebelum memasuki rumahnya.
Terlihat mobil yang sangat dikenalinya. Terpakir di depan rumahnya.
Singto keluar dari mobil. Meneliti memastikan dengan pasti mobil yang sangat familiar itu benar seperti pikiranya.
Singto masuk kedalam rumah. Terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya saat ini.
Amarahnya memuncak mendapati 'pria itu' memeluk istrinya. Tanpa pikir panjang secepat kilat Singto menarik 'pria itu' dan memukul wajahnya.
"Brengsek!!!Bajingan!!!berani-beraninya kau menyentuh istriku!!!"hardik Singto.
Singto yang melihat Toptap jatuh tersungkur di ruang tamu memegang sudut bibir kanannya yang baru saja menerima telak pukulan Singto.
Krist terkejut
"Phi Singto..."ucapnya lirih yang kini Krist berdiri di belakang punggung Singto.
Dan digenggamnya erat tangan istrinya ini yang merintih kesakitan karena genggaman itu dirasa sangat kuat di tangan Krist.
Toptap melihat Krist yang kini berdiri di belakang punggung Singto. Toptap merasa marah melihat Krist kesakitan karena genggaman erat tangan Singto.
Toptap yang juga meluapkan amarahnya secepat kilat langsung berdiri dan membalas pukulannya ditempat yang sama, terpukul telak disudut bibir kiri Singto.
"Terima ini Brengsek!!!Suami bajingan sepertimu pantas menerima ini!!"
Disaat keduanya akan kembali saling memukul.
Krist menamengi tubuh Singto yang telah berdiri dengan tubuh Krist. Hingga keduanya terkejut.
Toptap menghentikan pukulannya tepat didepan Krist yang hampir terkena pukulannya. Bila terkena akan membuat penyesalan yang dalam baginya.
Singto terkejut Krist menamengi dirinya dengan tubuh Krist sendiri. Bila pukulan itu telak. Akan membuatnya menyesalinya.
"Kitten, Pulanglah. Aku sudah baik-baik saja. Ini urusan rumah tanggaku. Aku akan selesaikan ini dengan baik-baik dengan suamiku. Pulanglah. Aku mohon."Krist memandang Toptap memintanya untuk pergi.
"Baiklah Kitty."
"Bila terjadi sesuatu, cepat hubungi aku, ingat...aku akan selalu melindungimu."
"Aku mohon Kitty ingat itu. Ingat janji kita. Aku akan selalu melindungimu."
Yang diiyakan dengan anggukan kepala Krist.
"Ingat Singto Prachaya!!Aku tidak takut denganmu!!Bila terjadi sesuatu dengan Krist satu helaipun!!Aku akan menghajarmu habis-habisan!!"ancam Toptap pada Singto.
"Kau pikir aku takut bajingan!!Aku yang akan menghancurkanmu sampai ke akar-akarnya!!Hingga kau akan menangis menyesalinya!!"
Deg
Seketika tubuh Krist dingin. Mendengar ancaman Singto.
Ancam Singto yang seolah menampar wajah Krist yang masih berdiri menamengi dan manahan Singto kuat-kuat agar tidak terjadi pertengkaran lagi. Kembali menyadarkan akan apa yang bisa Singto lakukan pada Toptap.