Part102

773 36 0
                                    



Krist yang dirangkul dan tangan yang digenggam oleh Singto merasakan perutnya tadinya terasa tidak enak menjadi enakkan. Setelah sahabat Krist pergi. Singto yang melepaskan genggaman tangannya dan kembali duduk disofa.

"Inilah kenyataanya. Selama tidak di mata public. Seperti inilah kenyataanya. Apa yang ku harapkan."gumam Krist merasa sedih dalam hati menahan kekecewaannya.

Krist merasa amat kecewa.
Muka Krist cemberut. Singto melihat kesedihan itu. Berpikir dan mengira karena kepergian orang itu membuat Krist sesedih itu.

"Ada apa?Apakah kau ingin makan sesuatu lagi?"tanya Singto.

"Emmm...boleh aku meminta sesuatu.."tanya Krist ragu.

"Boleh...kau mau minta apa?"tanya Singto heran.

"Eemmmm..."

"Phi..."Krist menepuk ranjang disisi kanannya.

Mengerjap-kerjapkan matanya membuatt Krist sangat imut.

"Kau mau apa?di rumah sakit dan siang bolong begini..."Singto menyilangkan kedua tangannya di dada dan menyeringai seductif ke arah Krist.

"Tidak!!!"teriak Krist terkejut dan tersipu.

"Phi...."lagi-lagi Krist menepuk ranjang sisi kananya dengan bersikap manja.

Singtopun beranjak sesuai keinginan Krist. Lalu memeluk Singto. Singto yang terkejut dan senang bukan main dalam hatinya.

"Tuh kan...Ini buktinya..."sindir Singto.

Dirasakannya lagi perutnya agak merasakaan enakkan.

"Entahlah...perutku merasa enakkan phi..."Krist yang memeluk pinggang Singto yang duduk disisi Krist.

"Phh..kukira."gumam Singto lirih.

"Ha"

Krist menoleh ke arah Singto karena tidak mendengar apa yang diucapkan Singto.

"Tidak. Bukan apa-apa."Songo tersenyum.

"Krist...aku minta maaf dengan sikapku yang dulu."Singto mengelus rambut Krist.

Krist mengangkat kepalanya untuk melihat Singto yang tersenyum. Krist kembali duduk menghadap Singto menatapnya.

"Ya phi. Aku tidak apa-apa."Krist tersenyum.

"Aku serius sekarang."Singto menggenggam tangan Krist.

"Aku juga phi..."Krist tetap tersenyum.

"Aku mencintaimu Krist. Benar-benar mencintaimu. Entah sejak kapan. Aku tidak tahu. Ini bukan lagi pernikahan kontrak kita yang seperti dulu kita bicarakan. Aku serius dengan pernikahan kita ini. Entah sejak kapan aku ingin cepat pulang. Entah sejak kapan aku ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaankku dan bertemu denganmu. Entah sejak kapan aku selalu ingin melumat bibir manis ini..."Singto meletakkan telunjuknya di bibir manis itu dan melumatnya.

Krist secara perlahan menutup matanya dan merasakan ketulusan ciuman lembut itu.

Keduanya saling menatap...

Krist menutup matanya lagi, Singto tersenyum melihat lampu hijau dari Krist dan kini keduanya bertautan sangat dalam.

Krist Perawat is my wife [COMPLETED SEASON 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang