"Betapa khawatirnya aku, kau menangis merintih kesakitan memegang perutmu, aku takut dengan junior kita."Singto mengambilkan baju ganti Krist.
Deg
Perasaan kecewa kembali menjalar di hati Krist.
Dilihatnya Krist yang sedang fokus dengan handphonenya.
"Ohh...kau hanya mengkhawatirkan junior kita. Bodoh kau Krist!! Berharap apa kau ini!! Tentu saja yang dia khawatirkan hanya junior kita."batin Krist berteriak pada dirinya sendiri.
Mengingatkan akan dirinya sendiri siapa dirinya di mata Singto. Lagi-lagi hatinya terasa sesak di dada.
Krist mengambil baju ganti yang disodorkan suaminya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Drrrt
drrrt
drrrt
Handphone Krist yang tergeletak di tempat tidur berbunyi. Singto menengok siapa yang menghubunginya. Dan tertulis nama 'Gun' calling.
Hati Singto merasa lega. Dipikirnya 'pria itu' yang menghubungi Krist. Diletakkannya kembali handphone itu di atas meja yang masih berbunyi.
"Tadi temanmu menghubungimu."
Setelah Singto melihat Krist keluar dari kamar mandi. Lalu melihat handphone Krist yang tergeletak di meja.
Krist terkejut.
Buru-buru Krist memeriksa handphonenya. Dan menghubungi kembali Gun.
Singto yang duduk di sofa memasang 'sinyal pendengaran telinganya'. Khawatir siapa yang dihubungi istrinya dan berharap bisa mengetahui isi percakapan itu dalam hatinya.
"Hallo Krist, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja sekarang?"
Gun yang terlihat senang terhubung dengan Krist dan terlihat khawatir akan keadaan sahabatnya ini.
"Ya."Krist.
"Apakah masih sakit?"Gun khawatir.
"Tidak. Aku sudah baik-baik saja."Krist.
"Benar?"Gun.
"Jangan khawatir. Ya. Aku ingin meminta pulang hari ini saja."Krist.
"Apakah suamimu ada? Dia menemanimu? Kita akan kesana siang nanti."Gun.
"Hu'um. Ya. Dia disini temaniku.. Siang nanti. Ya."diliriknya Singto.
"Kita terkejut Toptap pagi-pagi baru pulang dan ternyata bercerita kau dibawa ke rumah sakit. Dan sekarang si bodoh itu sibuk menyiapkan bekal untukmu..hahaha..ku lihat kau kemaren makan banyak. Kenapa bisa sakit?aku bilang juga jangan kelelahan!!Apaa?!Si bodoh itu tanya kau ingin dibuatkan sesuatu gak?"Gun.
"Nanti aku kabari lagi. Hu'um. Ya. Ya. Dasar cerewet. Ya. Ya. Ya. Nanti aku kabari lagi. Aku chat saja."Krist lalu kembali terduduk di ranjangnya.
"Selamat pagi..."tak berselang lama dokter yang memeriksa Krist semalam datang menghampiri.
"Selamat pagi Dok."sahut Singto dan Krist.
Singto yang sekarang berdiri disamping Krist kembali duduk di sofa memberikan ruang untuk Dokter Nicky memeriksa keadaan istrinya kini. Tak butuh waktu yang lama, dilihatnya pasien sudah membaik, hanya anggukan kepala sang Dokter berkali-kali.
"Selamat. Anda sudah baik-baik saja. Begitu cepat penyembuhan anda dan mampu melewati masa Krisis semalam. Ya untuk esok pagi anda mungkin sudah bisa kembali ke rumah asal anda banyak istirahat hari ini. Dan untuk esok diharapkan menjaga diri agar tidak kelelahan atau banyak pikiran ya.."ujar Dokter Nicky tersenyum.
Dan pergi meninggalkan Singto dan Krist dari kamar Inap pribadi Krist VVIP itu kembali dalam pekerjaanya memeriksa pasien lain. Krist tersenyum kegirangan bahwa Dokter mengizinkan esok hari sudah bisa pulang ke rumah.