Mae Singto seperti biasa menunggu Krist. Matahari sudah bersinar dipagi itu namun belum menampakkan kedatangan Krist. Mae Singto cemas kenapa Krist belum datang juga."Tidak usah kau tunggu lagi. Aku bilang apa. Anak itu pasti tidak akan datang. Pasti dia sudah kembali keasalnya."Mae Singto hanya melirik suaminya.
Namun masih cemas kenapa menantunya belum datang juga. Tak berselang lama asisten rumah tangga menghampiri Nyonya besarnya.
"Nyonya,,ada telepon dari tuan muda Krist."Mae Singto jadi tersenyum kembali tapi berharap cemas kenapa menantunya telepon bukannya datang.
Mae Singto cemas keadaan Krist.
"Hallo Krist."
"Swaddeekhap Mae..maaf hari ini Krist tidak bisa datang kerumah. Karena phi Singto mengajak Krist pulang ke Cjiang Mai untuk meminta doa restu orangtua Krist. Maafkan Krist Mae. Phi Singto bilangnya mendadak jadi hanya bisa mengabari lewat telepon. Phi Singto bilang hanya bisa hari ini di waktu luangnya. Besuk banyak pekerjaan yang diurusin. Maafkan Krist Mae."suara Krist terlihat cemas diseberang sana.
"ahhh. Kenapa anak Mae tidak bilang Mae kalau dia mau kerumahmu Krist. Bilang Singto Mae marah. Mae juga ingin ketemu keluargamu."
"Tidak apa-apa Krist. Sekarang kalian dimana? Mae ikut."
"Maaf Mae. Krist dan Phi Singto sudah dalam perjalanan. Ini kata phi Singto, hari ini phi hanya untuk menyapa dan meminta doa restu dulu kepada orangtua Krist. Untuk resminya dengan Mae nantinya."ucap Krist cemas.
"Baiklah. Mae titip salam untuk orangtuamu Krist. Aku berikan restuku untuk kalian. Hati-hati dijalan."Ibu Singto.
Setelah panggilan berakhir. Ibu Sengit merasa kesal pada putra kesayangannya.
"Anak bandel itu. Kenapa tidak bilang dulu kalau mau kesana."Ibu Sengit meletakkan handphone nya di meja.
"Ada apa?"
"Sing.. Krist bilang tadi kalau hari ini tidak bisa ke sana. Karena anak lelakinya itu pergi berdua saja untuk melamar Kristen. Ini karena papi. Ini semua salah papa."
"Loh kok bisa. Apa hubungannya denganku?"
"Kalau papa langsung bilang ke Singto bahwa papa merestui mereka. Mami bisa ikut sekarang."
"Hah. Yang benar saja."
Nyonya Suthilack langsung meninggalkan suaminya dengan diam begitu saja karena kesal.