Setelah dirasa cukup Krist mengepak kebutuhan Singto selama di London dihubunginya New memberitahukan keperluan Singto sudah siap diruang tamu dan tinggal dibawa.
" Mae..Pho..Cherreen...aku pulang."peluk Krist melepaskan rasa rindunya.
"Mae kita berangkat sekarang saja. Biar cepat selesai dan aku ingin dirumah seharian dengan kalian. Sore ini phi Singto ke London selama 2hari. Jadi aku menginap malam ini."dipeluknya erat adik perempuannya yang sama-sama cantik dan sama-sama memiliki lesung pipit yang indah sambil dibukanya hadiah boneka yang barusan dibelinya sebelum kerumah, betapa bahagianya Krist melihat adiknya kegirangan mendapat boneka baru.
"terima kasih,phi.."
"Phi...nanti tidur ma cherreen na...."pinta cherreen dengan imutnya.
"iyaa..phi juga kangen ma cherreen."dipeluknya erat-erat adik imutnyaaa.
Sesaat menunggu Mae yang sedang menjalani check up di coffee shop Lobby Rumah Sakit itu...
"Krist... Krist Perawat." dilihatnya siapa yang manggilnya sedangkan orang yang memanggilnya memastikan bahwa yang dipanggilnya benar orang yang dicarinya selama ini, tersirat rasa rindunya pada orang dihadapanyanya kini.
"Phi...Top..."Tersirat kembali rasa rindu Krist.
Langsung dipeluknya Krist oleh Toptap karena bahagia takdir mempertemukan mereka kembali, orang yang dirindukannya, orang yang dicarinya selama ini, melepaskan semua kekhawatirannya selama 7 tahun ini menggelayutinya. Di malam-malam tidurnya yang tidak tenang memikirkan keadaan Krist setelah malam itu.
Begitu juga yang di rasakan Krist. Krist kini berdebar-debar dalam pelukan Toptap. Matanya mulai berkaca-kaca. Krist melupakan jati dirinya. Hanya kehadiran seseorang yang telah dirindukannya kini tepat di sisinya. Memeluknya. Kehangatan tubuh Toptap yang di rindukannya. Membuat hati Krist meluap lepas.
.
.
.
.Karena terakhir dia bertanya pada Mae...
"Maaf,, Mae sendiri juga tidak tahu kemana perginya Krist. Krist hanya berpesan akan bekerja dan sesekali akan pulang kerumah. Itu yang hanya dikatakan nak Top."yang menambah kekhawatiran Toptap setelah tahu Krist dipecat dan tidak mengetahui keberadaan Krist lagi.
Toptap melepas pelukannya. Melihat dengan seksama wajah Krist. Pandangan yang tak lepas menatap wajah Krist penuh kebahagian. Krist juga tersenyum melihat kebahagian Toptap. Toptap mengusap lembut pipi putih yang ada di depannya kini. Dan kembali memeluk erat. Begitu juga dengan Krist membalas pelukan dengan erat.