"Phi..."
Singto mengangkat dagu Krist. Terlihat pipinya merah merona
Dikecupnya kening, mata, pipi, hidung lalu bibir merah muda Krist.Direbahkannya Krist di sofa ruang tamu itu. Dikecupnya bibir Krist 3x. Diciumnya lembut bibir itu. Bibir Singto menaut erat bibir Krist.
Ditautkannya lagi, ditautkannya. Tautan itu berhenti. Dihentikan Krist. Membuat Singto tertegun.
Namun berbalik Krist yang melumat Singto habis-habisan. Singto lebih memanas. Si Simba merasakan gairah yang menggebu-gebu dari Krist.
Hati Singto merasa senang. Krist membuka setengah kemeja kancing Singto. Terlihat dada atletic Singto yang kekar membuat kegarangan Singto terlihat sexy dimata Krist.
Dimasukkannya kedua tangan Krist berada di dada Singto. Hanya menempelkan telapak tangan Krist di dada Singto.
Bukan belaian bukan sentuhan. Namun membuat Singto memanas. Telapak tangan itu terasa begitu lembut didada Singto, hingga keduanya memanas.
Krist memejamkan matanya merasakan dada Singto dengan telapak tangannya. Singto melihat Krist begitu lebih cantik malam ini apalagi dengan yang dilakukannya saat ini.
Begitu mempesona.
Didekatkannya wajah Singto hingga menyentuh bibir lembut Krist. Digigitnya kecil bibir itu, lagi, lagi dan berulang semakin dalam, semakin memanas.
Krist lebih memanas bibirnya terus melumat dalam bibir Singto tak ingin dilepaskannya. Dilepaskanya tautan itu oleh Singto karena Singto merasa napasnya sudah habis.
Lalu dipangkunya Krist, tangan Singto memegang pinggul Krist yang bergerak naik turun karena jiwa dan raga Krist memanas melumat bibir Singto. Krist melingkarkan lengannya dengan sempurna dileher singto.
Entah berapa lama Krist memanas dipangkuan Singto. Hingga menandai ceruk leher Singto di semua bagian ceruk leher suaminya itu. Singa menahan segala kegairahannya menikmati semuanya.
"Krist kau bisa meluapkan semua, gairahmu..begitu indahhh...begitu mempesona....begitu cantik.."bisik Singto ditelinga Krist yang memerah.