Part177

677 15 6

oleh YuiGie

oleh YuiGie

Krist hanya terdiam...hanya terdengar suara fiat di pangkuan Krist
"Kitty~...aku minta maaf..."Toptap sedari tadi melihat Krist terdiam.
"Aku ingin menemui Gun...Kitten...kita ke Coffee shop."ucap Krist yang terlihat serius dan terdengar mutlak didengar Toptap
"Siap nyonya..."jawab Toptap senang karena pada kenyataannya Krist lebih percaya padanya. Dan itu diikuti fiat berulang-ulang
" Siap nyonya..."tiru fiat kecil
"Siap nyonya..."balas Toptap tersenyum kepada fiat
" Siap nyonya..."tiru fiat lagi....

[PLot Singto]

"New apa yang harus ku lakukan soal Namtan? Krist seperti dugaanmu, Krist mulai curiga tentang Namtan. Proses hukum hampir selesai. Aku belum memberitahukan soal Namtan pada Krist."New yang sedang melihat berkas di sofa terkejut
" au...kau belum memberitahukan tentang Namtan?aku pikir kau sudah cerita karena tenang-tenang saja...sudah sepantasnya Krist curiga mulai sekarang...lalu kenapa tidak kau beritahukan?"tanya New
"Waktu berlalu begitu cepat."jawab Singto
" Hah?!!aku gak ngerti?!!"tanya New bingung
"New...aku takut kehilangan Krist... Rivalku terlalu sempurna. Aku takut bila Krist tidak percaya denganku lagi..karena aku terlalu banyak menyakitinya di masa lalu."Singto menatap sendu
" PLETAK!!!"
"au..sakit..."Singto merintih kesakitan
" Bodoh!!! Apa susahnya kau cerita tentang Namtan. Yang terpenting itu kalian. Apa dia akan marah bila kau bercerita tentang segalanya sebagai sandaran hidupmu. Yang ku tahu dan ku kenal istrimu itu. Dia mencintaimu. Hanya kamu yang gak peka. Gak terlalu terbuka. Dan Krist selalu memendam segala sesuatu sendiri. Jangan biarkan celah sedikit saja bagi orang lain untuk masuk dan mengobati dan mengisi hatinya, karena kau akan benar-benar kehilangan dia karena kebodohanmu. Aku yakin 100% Krist mencintaimu...bro...percayalah pada dirimu sendiri. Selamat berjuang...bro..."jelas New menggeleng-gelengkan kepalanya melihat si bodoh sahabatnya ini soal cintanya, yang menusuk di hati Singto terdalam, New kembali dalam pekerjaannya. Singto menjadi bersemangat setelah berbicara dengan sahabatnya ini.