Krist yang berlari sempoyongan ke kamar mandi dan memuntahkan segalanya, diikuti Toptap yang memijit tekuk Krist, lalu mengambilkan air mineral untuk Krist, Krist sudah selesai dengan acara berkumurnya walau masih ada belepotan pasta gigi, Toptap membantu membersihkan disekitar dagu Krist, Krist lalu berkumur dengan air mineral itu. Keluar dan meneguk satu tegukan air mineral yang masih dipegangnya, lalu memberikan pada Toptap, Krist merasakan rasa pusing yang amat sangat, lalu masuk ke kamarnya, lebih tepatnya kamar Toptap, diikuti Toptap dibelakangnya.
"Kitten...kau mau apa mengikutiku..Ohh ya..."Krist masuk ke dalam kamar mengambil bantal dan selimut, Toptap yang sedari tadi di belakang mengikuti Krist, menerima bantal dan selimut yang diambil Krist tadi.
"Ini kan yang kau cari?"jelas Krist dengan berbisik tanpa merasa bersalah karena mabuk, Krist tidak ingat kejadian tadi, Toptap merasa kecewa...
" Kenapa aku harus tidur diluar, ini kamarku."bisik Toptap yang merasa terusir beringsut ke sisi kanan fiat tidur dan berbaring di sisi kanan fiat.
Krist sangat merasa lelah, pusing dan tidak ingin membangunkan fiat dengan perdebatan sepele, memilih tidur disisi kiri fiat
"Terserah kau sajalah..."bisik Krist yang langsung tertidur pulas, Toptap yang tidak bisa tertidur karena ulah Krist tadi beringsut ke kamar mandi dan menyelesaikan sendiri...
"Dasar Kitty~..."gumam Toptap di kamar mandi.
Singto yang sudah selesai dengan segala permasalahannya dan baru mendapati rumahnya jam 1pagi. Singto tidak mendapati Krist dikamar. Singto berpikir mungkin Krist tertidur dikamar fiat, Singto lalu mengambil handuknya dan mandi.
Setelah rapi dengan piyamanya, Singto bermaksud ke kamar fiat, menengok anak dan istrinya. Bermaksud memindahkan Krist untuk tidur dikamar menemaninya. Dan betapa terkejutnya Singto mendapati kamar fiat kosong, hingga lampu kamar dinyalakan untuk memastikan dengan apa yang dilihatnya kini. Singto menjadi geram. Singto kembali mengambil handphonenya menghubungi Krist, namun tidak ada jawaban. Singto menjadi geram.
Singto berganti pakaiannya, dan beberapa kali masih menghubungi handphone istrinya. Hanya ada satu pemikiran Singto...
" Coffee shop ".....