Jika Kau Memiliki Waktu Untuk Menjadi Teroris Pergi Kerjakan Pekerjaan Rumahmu

658 95 16
                                    

*Flashback*

Gintoki dan Katsura berada dalam kepungan musuh.

"Sepertinya ini akhirnya." Ucap Katsura.

"Daripada kita ditangkap oleh musuh, lebih baik kita memotong perut kita dan mati seperti bushi sejati." Ucap Katsura.

"Heh, jangan bodoh. Berdirilah. Jika kau punya waktu untuk memikirkan kematianmu, kenapa tidak kau jalani hidup indahmu sampai akhir." Ucap Gintoki sambil bersiap mengayunkan pedangnya.

"Ayo, kita lakukan Zura."

"Zura Janai, Katsura Da!"

Dari kejauhan, ada seorang anak memegang pedang di kedua tangannya.

"(y/n), kau yakin mereka ada disana kan?"

"Ya." Ucapku.

Anak itu didampingi oleh dua orang samurai. Lalu tepat di belakang mereka ada ratusan samurai siap menunggu perintah.

"Yosh, semua pasukan. Serang!"

"Kiheitai! Maju! Terobos pertahanan musuh!"

(y/n) maju ke medan tempur. Ia membunuh amanto satu persatu. Ia terus berlari sambil mengayunkan kedua pedangnya. Satu persatu musuh mulai tumbang. Ia terus berlari hingga ia melihat seorang pemuda dengan rambut perak berpakaian putih bersama seorang pemuda berambut panjang.

"Yo! Maaf aku terlambat. Gin, Zura." Ucapku.

*End of Flashback*

" 'Shiroyasha', pejuang seperti malaikat dalam perang melawan Amanto, ditakuti oleh musuh dan disegani oleh sekutu, Sakata Gintoki. 'Akai Akuma', pejuang yang dikenal akan tubuhnya yang selalu dipenuhi warna merah dari darah para musuhnya dan keganasannya di medan perang, Sakata (y/n). 'Onikyoudai' itulah julukan yang diberikan musuh jika melihat 'Shiroyasha' dan 'Akai Akuma' berdampingan di medan perang. Bergabunglah dengan kami sekali lagi untuk melawan Amanto, Sakata Gintoki Sakata (y/n)." Ajak Zura.

"Gin-san, (y/n)-san...kalian ikut perang itu?" Tanya Patsuan terkejut.

"Kalian menghilang setelah perang berakhir. Aku tidak mengerti jalan pikir kalian." Ucap Zura.

"Aku akui aku suka bertarung, tapi aku tidak mau menjadi teroris." Ucap Gin sambil menggaruk kepalanya.

"Zura, pertarungan kita dengan Amanto itu telah berakhir. Kenapa kau tidak menjalani hidupmu dengan damai saja?" Ucapku.

"(y/n) benar Zura, pertarungan kami sudah selesai. Lagipula kenapa kau sangat keras kepala?" Tanya Gin.

"Gin, jangan-jangan Zura diam-diam adalah perempuan dari Kyoto." Ucapku.

"Apa kalian bodoh? Bukan hanya perempuan Kyoto yang keras kepala. Setelah dipikir-pikir alasan tidak ada orang yang menyukai kalian itu karena kalian tidak mau mendengar ucapan orang lain." Ucap Zura.

"Dasar bodoh, apa kau lupa dulu aku ini populer loh dikalangan perempuan." Ucapku.

"Kurang ajar, jika aku tidak punya rambut seperti ini, Aku pasti populer." Ucap Gin.

"Gin, kau selalu menyalahkan semuanya pada rambutmu, bukankah itu menyedihkan. Dan (y/n), aku ingat sejak dulu kau hanya populer dikalangan ibu-ibu dan nenek-nenek." Ucap Zura.

"Perempuan tetaplah perempuan Zura." Ucapku tersinggung.

"Apasih yang sebenarnya kalian bicarakan?!" Teriak Patsuan.

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang