Special Chapter 5

596 62 28
                                    

Hari itu bisa dibilang sebagai salah satu hari terburuk dalam hidup Gintoki. Baru saja mereka menemukan tempat tinggal baru dan memulai hidup baru. Hidup yang lebih damai dan jauh dari medan perang. Namun semua itu berubah ketika ia mendengar kabar bahwa (y/n) mengalami kecelakaan parah. Begitu Gintoki mendengar berita itu, Gintoki segera meninggalkan pekerjaannya dan pergi menuju Rumah Sakit.

Gintoki P.O.V.

Aku bergegas menuju rumah sakit. Begitu aku tiba aku melihat Baasan sedang duduk di kursi.

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia masih belum sadar."

Saat mendengar itu pikiranku menjadi tidak karuan. Bagaimana jika dia tidak akan pernah sadar. Bagaimana jika dia tidak akan bangun lagi. Bagaimana jika aku kehilangan dia.

Tanpa ku sadari, aku berjalan kearah jendala dan memukul jendela itu hingga pecah.

"Tenanglah Gintoki. Anak itu tidak selemah seperti yang kau kira. Percayalah padanya, kau kakaknya bukan." Ucap Baasan.

Baasan memintaku untuk duduk di sampingnya dan mendinginkan kepalaku.

"Permisi, apa kalian keluarga dari Sakata-kun?"

"Ya! Saya kakaknya. Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?! Kapan dia akan bangun?!" Tanyaku.

Sensei terlihat terkejut, lalu dia kembali tenang.

"Dia menderita pendarahan dalam dan beberapa tulangnya patah. Namun tidak ada tanda-tanda cacat permanen. Sayangnya kami masih belum bisa memastikan kapan dia akan bangun." Ucap sensei.

"Apa kami boleh melihatnya?!" Tanyaku.

"Maaf, untuk sekarang tidak boleh. Kondisinya masih belum stabil. Kalian bisa pulang terlebih dahulu, kami akan memberitahu anda saat kondisinya sudah stabil. Sekarang saya permisi dulu." Ucap sensei.

Sensei pun berjalan pergi meninggalkan kami. Aku kembali duduk di kursi dan menundukkan kepalaku.

'Kami masih belum bisa memastikan kapan dia akan bangun.'

"Itu bukan salahku! Anak itu yang berjalan tanpa melihat!"

"Tidak itu salahmu! Kenapa kau bermain handphone saat mengemudi?!"

Kami melihat dua orang, seorang pria dan wanita berjalan melewati kami.

"Itu salahnya sendiri! Jika si pirang itu melihat jalan dia tidak akan menabrak mobilku! Argh!! Ayahku bisa membunuhku jika dia tahu mobilnya lecet!"

Aku merasakan tubuhku bergerak dengan sendirinya. Aku berjalan menghampiri pria itu dan menarik kerah bajunya. Aku mengangkat tubuhnya dan menyudutkannya ke dinding.

"Jadi kau."

"Hih! A-apa maksudmu!"

"Kau yang sudah menabraknya."

"I-itu bukan salahku! A-anak itu yang"

3rd P.O.V.

Begitu mendengar ucapan pria itu, Gintoki mengangkat tangannya dan meninju wajah pria itu. Wanita itu tampak ketakutan. Dia berusaha melerai perkelahian Gintoki dan pacarnya tapi begitu dia melihat mata Gintoki, wanita itu segera mengurungkan niatnya.

"Tu-tunggu! A-aku bisa memberikanmu uang! Be-berapa yang kau inginkan?! 1 juta?! 10 juta?! A-ayahku itu orang kaya! Ka-kami bisa"

"Diamlah! Karena inilah aku tidak suka pada orang seperti kalian. Kau sudah menabraknya tapi kau tidak merasa menyesal sama sekali."

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang