Hari Dimana Iblis Menangis

254 38 6
                                    

Tidak sampai seminggu semenjak kami menerima surat Soyo, kami mendapat kabar bahwa mantan Shogun, Tokugawa Shigeshige meninggal. Pemakaman segera digelar, semua warga berdiri di jalanan dan menemani Shigeshige ke peristirahatan terakhirnya.

"Soyo-chan tampak sedih aru." Ucap Kagura.

"Kagura, Shinpachi. Jika kalian bisa cobalah untuk menemaninya nanti." Ucapku.

"Kau ingin kemana y/n-san?" Tanya Patsuan.

"Jalan-jalan."

Aku berjalan pergi dan menyusuri kota. Kota tampak sangat sepi. Begitu aku mengangkat kepalaku, aku sudah melihat papan nama itu.

"Yo, kebetulan sekali. Bukankah dokter melarangmu jalan-jalan." Ucapku.

"Benarkah? Aku tidak ingat. Lalu bagaimana denganmu orang yang tertusuk tombak? Seingatku dokter juga melarang mu." Ucap Gin.

"Dokter tidak akan bisa menahanku di rumah sakit ataupun rumahku sendiri." Balasku.

Kami berjalan memasuki markas Shinsengumi. Markasnya terasa sangat sepi dan hampa, tidak seperti biasanya. Aku dan Gin berjalan mengitari markas lalu kami mendengar suara teriakan dari dalam dojo.

"Aku melihat keraguan pada ayunanmu."

Kondou memutar tubuhnya dan menatap kami.

"Anjing polisi tidak boleh mengabaikan kucing tersesat dan malah tersesat sendiri." Ucap Gin.

"Ingin latihan bersama kami? Latihan sendiri pasti tidak seru bukan." Ucapku.

"Heh, lain kali saja. Bahkan seorang polisi pun tidak akan tahu kemana hewan liar yang tersesat akan pergi." Ucap Kondou.

"Setidaknya kami tidak akan pergi ke tempat kotor ini kalau kami tidak mabuk." Ucap Gin.

"Walau begini aku pernah bekerja disini, tapi ya aku terkejut kau masih ada disini ketua. Apa yang kau inginkan disini? Kenapa tempat ini sepi? Dimana yang lain?" Tanyaku.

"Entahlah. Mungkin menjaga pemakaman." Ucap Kondou.

Kondou berjalan ke teras dan membawa 4 gelas sake.

"Aku tak punya hak untuk pergi kesana. Tapi baguslah karena disini tak ada orang. Kami belum membayar kalian untuk yang kemarin bukan." Ucap Kondou.

"Kalau situasinya tidak seperti ini, dua orang pejuang Joui legendaris dan Komandan Shinsengumi tidak akan punya kesempatan untuk minum bersama-sama. Mari kita minum, Shiroyasha, Akai Akuma." Ucap Kondou.

"Kondou-san...apa kau yakin semua baik-baik saja?" Tanyaku.

"Tentu, kapan lagi aku bisa minum dengan legenda seperti kalian." Ucap Kondou.

Aku dan Gin berjalan ke teras dan duduk di samping Kondou.

"Ehh, dokter tidak mengizinkan ku untuk minum itu jadi kalian minum saja." Ucapku.

"Bwahaha! y/n! Tanpa kau beritahu pun aku sudah tahu. Kau tidak kuat alcohol kan!" Ucap Kondou.

"..."

"Ya, aku tidak kuat alcohol." Ucapku sambil tersenyum.

Kondou menuangkan sake pada Gin dan setelah itu dia duduk diam menatap gelas sakenya.

"Kenapa kau malah mengajak orang yang terluka parah minum sake." Ucap Gin.

"Jika kau terus memikirkan itu, kau takkan pernah bisa minum sake karena sejak awal kepalamu sudah sakit sejak kau lahir." Ucap Kondou.

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang