Apakah Seorang Adik Peduli Dengan Kakaknya?

500 66 9
                                    

Kagura dan aku sedang bersantai di rumah. Gin sedang pergi membeli jump dan Patsuan masih belum pulang.

"Ne (y/n)-chan." Ucap Kagura.

"Hmm?" Ucapku.

"Bukankah Gin-chan sudah pergi terlalu lama aru?" Tanya Kagura.

"Biarkan saja biarkan saja, sebentar lagi dia pasti akan pulang." Ucapku.

"Tapi apa membeli jump akan selama ini aru?" Tanya Kagura.

"Entahlah, tapi..."

*ring ring ring*

"(y/n)-chan!"

"Kagura!"

"Yay, aku menang aru! Angkat telfonnya aru!" Ucap Kagura.

"Ahh, kenapa telfon itu harus ditaruh di meja Gin." Ucapku.

"Berhenti mengeluh dan angkat telfonnya aru." Ucap Kagura.

Aku berjalan ke meja Gin dan duduk di atasnya.

"Ya, ini Yorozuya." Ucapku.

Kagura P.O.V.

Aku melihat ekspresi (y/n)-chan berubah saat mengangkat telfon itu.

"Ne, (y/n)-chan. Siapa yang menelfon aru?" Tanyaku.

"...Dimana...hmm...baik...aku akan segera kesana...terima kasih..." Ucap (y/n)-chan.

'Ada apa dengan (y/n)-chan aru? Aku tidak pernah melihatnya seperti itu aru.'

"Ne, (y/n)-chan..."

"Kagura, aku akan pergi ke rumah sakit. Gin mengalami kecelakaan. Beritahu Baasan, Catherine, dan juga Patsuan. Rumah sakitnya tidak terlalu jauh dari sini. Jika kau sudah memberitahu mereka segera datang ke rumah sakit." Ucap (y/n)-chan.

(y/n)-chan langsung pergi meninggalkan rumah. Aku bergegas pergi ke kedai Baabaa dan memberitahu keadaan Gin-chan.

(Y/N) P.O.V.

Aku berlari ke rumah sakit. Begitu tiba, aku langsung menghampiri meja resepsionis dan mencari kamar Gin.

"Terima kasih!" Ucapku.

"Tolong jangan berlari di koridor!"

Aku tiba didepan pintu kamar Gin. Aku mencoba memasuki ruangannya tapi perawat dan dokter disana melarangku.

Otose P.O.V.

Kami bergegas menuju rumah sakit dan mencari tahu letak kamar Gin. Setelah itu, kami berjalan menuju kamar Gin. Kami melihat (y/n) duduk tepat didepan pintu kamar Gin sambil memegangi kakinya.

"(y/n)-chan..."

"Biar aku yang menghampirinya." Ucapku.

Aku berjalan menghampiri (y/n).

"Apa yang kau lakukan disitu. Kau menghalangi pintu." Ucapku.

"Baasan..." Ucap (y/n).

"Ya ampun dari dulu kau memang tidak berubah ya." Ucapku.

"..."

"Tidak apa-apa, Gintoki tidak akan kalah hanya karena hal kecil seperti ini." Ucapku sambil mengelus kepala (y/n).

"...aku tahu..." Ucap (y/n).

"Kalau begitu ayo bangun, kau membuat Kagura khawatir. Kau harus tetap tegar untuknya juga." Ucapku.

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang