Setelah bertarung dengan gorilla itu, Gin pulang ke rumah dengan membawa pedang baru. Ia memberikan pedang itu kepadaku sebagai pengganti pedang lamaku. Kagura masih marah dengan kelakuan Gin, tapi marahnya menghilang saat waktu makan malam tiba. Aku memberikan waktu libur untuk Patsuan sesuai keinginannya kemarin. Keesokan harinya, ada kakek tua yang meminta Yorozuya untuk membantunya membetulkan atap rumahnya. Karena tidak percaya dengan kemampuan Kagura, aku memintanya untuk tidak ikut pekerjaan ini. Walau sebenarnya aku melakukan ini untuk mencegah Kagura menghancurkan bangunan itu, aku tidak ingin mengeluarkan uang untuk membayar biaya ganti ruginya.
"Ne Gin, kau masih ingat gorilla itu? Entah kenapa aku merasa seperti pernah melihatnya. Tapi aku tidak bisa mengingatnya." Ucap ku sambil memasang atap.
"Mungkin kau bertemu dengannya di kebun binatang. Gorilla itu mungkin...ah..." Ucap Gin.
Gin tidak sengaja melepaskan ikatan tali yang mengikat besi.
"Hey, kalian awas." Ucap Gin dengan santainya.
Besi itu terjatuh dan hampir mengenai pejalan kaki.
"Woah! Hey itu bahaya tahu!"
"Karena itulah kubilang 'awas' " Ucap Gin sambil menuruni tangga.
"Katakan dengan lebih ekspresif! Mengerti?!"
"Berisik ah." Ucap Gin.
"Apa kalian baik-baik saja?!" Teriakku sambil mengintip mereka dari atas atap.
"Ahh! Kalian yang dari Ikeda!"
"Oh ya, ku lupa kau memiliki rambut perak."
"Uhm...siapa kamu? Ah, apa jangan-jangan kau Ookuji-kun? Wah kau sudah besar ya. Apa ikan emasmu juga bertambah besar?" Ucap Gin.
"Gin, apa kau mengenalnya?!" Teriakku.
"Ya, dia adalah Ookuji-kun!" Teriak Gin sambil melihat kearahku.
"Ahh Ookuji-kun! Lama tidak bertemu! Oh, apa itu teman barumu?!" Ucapku.
Saat Gin sedang berbicara dengan Ookuji-kun, pak tua itu meneriaki kami dan meminta kami untuk kembali bekerja.
"Sampai jumpa Ookuji-kun. Aku ada pekerjaan jadi kita bicara lain waktu saja." Ucap Gin sambil menaiki tangga.
"Pak tua itu berisik sekali, apa dia sedang PMS?" Tanyaku.
"Entahlah, mungkin saja dia ...." Ucap Gin.
Saat kami sedang mengobrol, pak tua itu memarahi kami.
"Hey! Kalian berdua! Bekerjalah lebih serius!"
"Iya iya, kau juga botak!" Teriak Gin.
Jika dia marah terus seperti itu rambutnya pasti akan semakin rontok. Mungkin dia botak karena marah terus menerus.
"Pertama meledakkan bom sekarang memperbaiki atap. Kalian tidak punya tujuan ya? Sebenarnya apa yang kalian lakukan"
"Bom?" Ucapku.
Aku menengok ke belakang ku dan melihat si rambut "V" ternyata dia bukanlah Ookuji-kun. Sepertinya dia membicarakan kejadian di hotel itu.
"Aku tidak akan pernah percaya jika ada orang bodoh yang bisa mengalahkan Kondou-san. Bahkan jika itu dirimu, aku masih tidak bisa mempercayainya."
"Kondou-san?" Ucapku dan Gin kebingungan.
"Kau merebut wanita itu darinya. Apakah dia cantik? Kenalkan aku padanya juga." Ucapnya sambil melemparkan pedang ke Gin.
"Apa kau kenalan gorilla itu?" Tanya Gin.
"Ada apa dengan kalian polisi selalu mengejar-ngejar wanita. Lagipula kenapa kita jadi membahas ini?" Ucapku.
Tiba-tiba saja si rambut "V" itu mulai menyerang kami. Aku terjatuh dan membenturkan kepalaku, sementara Gin terjatuh ke sisi lain atap ini.
"Gorilla ya? Bagi kami dia adalah pimpinan Shinsengumi yang berharga. Dengan pedang ini kami membangun Shinsengumi bersama-sama. Dia adalah saudara seangkatanku. Aku tidak akan membiarkan seorang pun mempermalukan Shinsengumi kami. Siapa pun yang berani melewati garis itu...maka pedangku akan merasakan darahnya."
Si rambut "V" itu mulai menyerang Gin. Namun, Gin menghindari serangan itu dan mencoba membalasnya dengan menendang si rambut "V" jatuh dari atap. Si rambut "V" itu menghindari tendangan Gin, lalu dia mengayunkan pedangnya. Bahu Gin terkena serangan tersebut dan ia terjatuh.
"Dasar rambut "V " sialan!" Ucapku sambil mencoba menyerang nya.
Aku mengeluarkan pedang ku dan mengayunkannya. Namun, dia menangkap pedangku dengan tangannya dan melemparnya. Aku mencoba menendang kakinya dan dia terjatuh. Aku mencoba mengambil pedangku tapi dia menendangnya jatuh dari atap. Kami berdiri dan saling menatap. Lalu dia berlari kearahku, dia mencoba menyerangku lagi dengan pedangnya. Aku menendangnya dengan kakiku tapi pedangnya berhasil mengenai salah satu lenganku.
"Apa yang kalian lakukan? Gin-san (y/n)-san, jika kalian terus bercanda aku tidak akan membayar kalian!"
"Diamlah botak! Polisi! Panggil Polisi!" Teriak Gin sambil memegang bahunya.
"Aku polisi"
"Hih! Kau bukan polisi! Kau adalah maniak!" Teriakku sambil memegang lenganku.
"Oh, kau polisi? Ya ampun, sepertinya dunia akan berakhir!" Ucap Gin.
Aku menyobek bajuku dan mengikat kainnya ke lenganku. Ini lebih baik daripada tidak sama sekali. Gin mulai berdiri dan mengeluarkan pedang dari sarungnya. Mereka mulai bertarung lagi, si rambut "V" mengayunkan pedangnya. Tapi Gin menghindari serangan itu dan muncul di sampingnya dan bersiap menyerang. Dia tampak terkejut dan tiba-tiba saja Gin mematahkan pedang si rambut "V".
"Oke, pertarungan sudah selesai." Ucap Gin sambil memegang bahunya.
"Ouch, Hey botak! Aku akan ke rumah sakit!" Teriak Gin.
"Tunggu! Apa kau ingin menunjukkan rasa belas kasih padaku?"
"Belas kasih? Jika aku punya beberapa, aku akan meletakkannya pada nasi dan memakannya." Ucap Gin.
"Kau bertarung untuk melindungi sesuatu, dan sepertinya kau ingin melindungi Shinsengumi." Ucap Gin.
"Melindungi? Lalu apa yang ingin kau lindungi?"
"Peraturanku sendiri." Ucap Gin.
Extra Scene
Setelah itu Gin pergi ke rumah sakit. Awalnya aku ingin pergi tapi aku ingat sesuatu. Sebentar lagi waktu membayar uang sewa. Mengingat kejadian terakhir, aku memutuskan tetap disini dan bekerja. Setelah selesai baru aku akan pergi ke rumah sakit.
"Hoy, jangan tiduran saja disitu. Jika kau sudah selesai bertarungnya bantu aku membetulkan atap ini." Ucapku menghampiri si rambut "V".
"Sebelumnya kau bertarung dengan ku sekarang kau ingin aku membantumu?"
"Bodoh. Memangnya kau pikir siapa yang mengganggu pekerjaan kami? Lagipula karena ulahmu pekerjaan yang sebelumnya sudah hampir selesai malah hancur begini. Selain itu kau juga membuatku dan Gin terluka. Dasar rambut "V" sialan." Ucapku.
"Berhenti memanggilku begitu!" Teriaknya.
"Aku hanya mengungkapkan fakta, lagipula aku tidak tahu namamu." Ucapku.
"Hijikata. Hijikata Toushirou." Ucapnya sambil menyalakan rokok.
"Oh, namaku Sakata (y/n). Sekarang cepat bantu dasar rambut "V" sialan!" Ucapku.
"Sudah ku bilang berhenti memanggil ku begitu!" Teriaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!
FanfictionBagaimana jadinya jika Sakata Gintoki memiliki adik laki-laki (Otouto)? Yup, Sakata (Y/n) adalah adik dari Sakata Gintoki. Pria yang mendapat julukan 'Ikemen' dan seringkali dikejar wanita. Pria dengan aura cerah dan bersahabat, membuat semua yang b...