Semakin Berharga Sebuah Beban, Semakin Berat dan Sulit Untuk Dibawa

260 54 18
                                    

Api sudah mulai mengecil dan hampir semua benang sudah dipotong.

"y/n-san! Bagaimana bisa kau menghancurkan semua jaring itu dengan cepat?!" Tanya Shinpachi.

"Whoosh, Boom, Whoosh, Bam." Ucap y/n.

"Apa itu?! Kau bergurau ya?!" Teriak Shinpachi.

"Aku mengerti aru!" Ucap Kagura.

"Loh?! Kau mengerti Kagura-chan?!" Teriak Shinpachi.

y/n hanya tersenyum kecil selagi melihat Shinpachi dan Kagura. Mereka melihat 8 jaring di depan mereka. y/n memotong 4 jaring, Kagura dan Shinpachi masing-masing memotong 2.

"y/n-chan, bukankah kau memotongnya terlalu cepat aru?" Ucap Kagura khawatir.

"Benar, apa tanganmu tidak-"

Shinpachi dan Kagura diam dan menatap tangan y/n. Banyak sekali luka di kedua tangannya.

"y/n-chan, tanganmu."

"Kagura, di kirimu. 2 benang."

Kagura mengayunkan payungnya dan memotong benang itu. Akhirnya mereka menghentikan larinya. y/n diam dan melihat ke sekeliling nya. Semua jaring sudah terputus, sekarang mereka hanya perlu memadamkan apinya.

Sementara Gin pergi ke tempat Jiraia. Setibanya disana dia melihat Jiraia sedang memegang dan menusukkan kunainya ke wajah Tsukuyo. Gin segera mengeluarkan bokutonya dan menusuk tangan Jiraia.

"Hey. Jangan sentuh dia. Jauhkan tangan kotormu darinya."

"Gin...Ginto"

Gin mengayunkan bokutonya dan memotong jaring yang menahan Tsukuyo. Tubuh Tsukuyo terjatuh dan Gin segera menangkapnya.

"Kenapa kau kesini? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk lari."

"Aku tidak akan mati. Begitu juga mereka. Bahkan jika kota ini berubah menjadi abu, kami tidak akan mati. Kau tidak sendirian lagi."

Gin menggendong Tsukuyo dan menurunkannya ke pojok ruangan.

"Hahaha, aku kagum. Siapa yang menyangka kau masih hidup dengan semua luka itu."

Jiraia kembali berdiri dan Gin segera berjalan pergi meninggalkan Tsukuyo.

"Tunggu...Gintoki!"

"Hentikan semua omong kosongmu. Duduk saja disana dan biarkan air matamu bicara saat aku menyelamatkanmu. Jangan malu jika ingusmu keluar, itu tidak menggangguku. Jika kau ingin menangis menangislah. Jika kau ingin tertawa, tertawalah. Jika kau menangis dengan wajah jelek, aku akan memberimu tangisan dengan wajah yang lebih jelek. Ketika kau tertawa terbahak-bahak sampai perutmu sakit, aku akan tertawa dengan suara yang lebih keras. Itulah yang seharusnya dilakukan."

"Lebih baik hidup jujur dengan dirimu sendiri sambil berbohong daripada mati dengan kematian yang suci dan membuang dirimu sendiri."

Gin berdiri dan berhadapan dengan Jiraia.

"Kau mau menanggung bebannya? Kau mau membantu Tsukuyo untuk menanggung bebannya? Apa kau tidak mengerti? Beban Tsukuyo itu tidak salah lagi adalah kau. Karena kehadiran kalianlah Tsukuyo menderita seperti ini."

Jiraia melompat dan melemparkan jaringnya namun Gin hanya berdiri tanpa bergerak sedikit pun.

"Tsukuyo kau pasti lapar kan. Aku akan hidangkan makanan berkelas untukmu. Dari cacing menyedihkan yang mengikuti bulan melewati jaringku."

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang