Yorozuya Gin-chan, itulah nama tempat kerjaku. Aku membantu kakak ku, Sakata Gintoki dalam menjalankan bisnis serabutannya ini. Walaupun dibilang bisnis, tapi kami tidak lebih dari seorang pengangguran. Pekerjaan apapun akan kami kerjakan, itulah Yorozuya. Dan sepertinya kali ini kami mendapatkan pekerja dan teman baru.
"Gin, entah kenapa aku merasa akan ada badai yang menuju kemari." Ucapku sambil meminum susu strawberry.
"Itu hanya pera..." ucap Gin.
Namun, sebelum Gin menyelesaikan kalimatnya. Kami mendengar seseorang memukul pintu rumah kami.
"O-oy, Gi-Gin, kau sudah membayar uang sewanya kan?" tanyaku ketakutan.
"A-ah, se-sepertinya aku lupa." Jawab Gin.
Mendengar jawabannya, aku langsung berlari kearahnya dan memukulnya.
"KAU BODOH! PADAHAL KAU YANG BILANG AKAN MEMBAYAR UANG SEWA BULAN INI! AKU BAHKAN SUDAH MEMINJAMKAN TABUNGANKU KARENA KAU BILANG KAU KEKURANGAN UANG UNTUK MEMBAYAR UANG SEWANYA!" teriakku sambil memukul Gin.
"Te-tenang dulu (y/n), biarkan aku menjelaskan dulu alasanku." Ucap Gin sambil menangkis seranganku.
"10 detik...berikan aku alasan yang bagus jika tidak aku akan membunuhmu dasar kakak tidak berguna." Ucapku sambil mengepalkan tanganku.
"Ka-kau tahu, uang yang kita kumpulkan tidak terlalu banyak. Ja-jadi aku pikir aku bisa melipat gandakannya di Pachinko." Ucap Gin.
"Gin...Argh!" Teriakku sambil memukul Gin.
"Hey, baka kyoudai. Buka pintu ini atau aku akan menghancurkannya! Aku tahu kalian di dalam!"
"(y-y/n), kau buka pintunya." Ucap Gin sambil mendorongku.
"Hah? Dan kau bilang kau adalah kakak ku? Kau yang buka, lagipula itukan salahmu." Ucapku sambil mendorong Gin.
"BAKA KYOUDAI! Buka pintunya!"
Setelah perdebatan yang panjang, akhirnya Gin membuka pintu dan "bernegosiasi" dengan baasan. Aku suka dengan baasan, hanya saja dia sangat menyeramkan ketika menagih uang sewa. Aku mendengar baasan dan Gin berteriak di luar. Lalu tiba-tiba saja aku mendengar teriakan Patsuan. Aku langsung berlari keluar dan melihat Patsuan ditimpa oleh Gin yang dilempar oleh baasan.
"Jika kau tidak punya uang maka jual ginjalmu, baka kyoudai." Ucap Baasan sambil memegang rokoknya.
"Tch, dasar nenek lampir." Bisikku.
"Hah?! Apa kau bilang sesuatu, pirang?" tanya Baasan sambil melotot kearah ku.
"Ka-kami akan segera membayarnya." Ucapku secara spontan.
Setelah baasan pergi, aku membawa Patsuan dan Gin ke dalam. Patsuan dan Gin membicarakan masalah uang. Aku tidak terlalu peduli dengan itu, karena membayar uang sewa adalah tugas Gin, tugasku hanyalah membayar biaya makan kami sehari-hari. Jadi ini bukan urusanku. Namun, jika Gin tidak bisa membayarnya aku terpaksa akan menggunakan tabunganku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!
FanfictionBagaimana jadinya jika Sakata Gintoki memiliki adik laki-laki (Otouto)? Yup, Sakata (Y/n) adalah adik dari Sakata Gintoki. Pria yang mendapat julukan 'Ikemen' dan seringkali dikejar wanita. Pria dengan aura cerah dan bersahabat, membuat semua yang b...