------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Warning!
Mungkin ada sedikit gore ya. Untuk yang tidak terlalu suka gore bisa kalian skip sampai kalian melihat tanda ****, tapi aku juga berusaha untuk membuat ini tidak terlalu gore.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ledakan terdengar dimana-mana. Teriakan terdengar dari berbagai penjuru. Darah bertumpahan. Inilah keadaan medan perang Joui.
Saat kami sedang bertarung. Pasukan amanto berhasil memisahkan Gin, Sakamoto, dan Takasugi dengan Zura dan aku.
"Tch, y/n! Pergi dari sini! Panggil Gintoki dan Takasugi." Teriak Zura.
"Tidak! Kau terluka parah! Kau yang pergi! Aku akan menahan mereka!" Teriakku.
"Aku akan baik-baik saja! Bawa pasukanku dan pergilah!" Teriak Zura.
"Tidak mau! Aku tahu rencanamu! Kau pasti ingin mengorbankan dirimu kan?! Aku tidak mau!!" Teriakku.
Aku tahu jika kami terus diam disini, cepat atau lambat kami semua akan mati disini. Walaupun kami bisa menerobos keluar, luka Zura terlalu parah. Dia tidak akan bisa berlari jauh.
'Pikir y/n! Pikir! Cari jalan keluar! Pasti ada sesuatu!'
"Katsura-san! Musuh mulai mengepung kita! Kita tidak bisa keluar!"
"Bawa y/n dan pergi dari sini! Aku akan membuka jalan keluar untuk kalian!" Perintah Zura.
"Tidak! Kita akan keluar bersama! Pasti ada"
Sesuatu. Aku harus memikirkan sesuatu! Aku tidak ingin Zura mati disini.
"y/n awas!!"
Zura berteriak dan berlari kearahku. Aku menengok kebelakangku. Dua amanto berdiri dibelakangku dan mencoba menyerangku. Zura melindungiku dan menerima serangan itu. Tubuh Zura terjatuh dan kedua amanto itu tersenyum.
"Zu-Zura? Zura!! Ayo bangun...Kotarou...bangun Kotarou!"
'Tidak...tidak! Ko-kotarou...Kotarou...'
'Lihat, semua itu salahmu...seharusnya kau mendengarkan ucapannya. Jika kau tidak keras kepala dia tidak akan mati.'
'Apa...apa yang harus ku lakukan...'
'Kau memang tidak berguna. Kau lemah. Untuk apa kau bertarung.'
'A-aku hanya ingin menyelamatkan sensei. Aku ingin menyelamatkan sensei dan kembali ke sekolahku.'
'Shoyou? Kau pikir dia masih ingin menerima kita? Jika hari itu kau tidak memaksa mengambil pedang bodohmu itu, mereka tidak akan menangkap Shoyou.'
'Ta-tapi...tapi aku sudah berjanji pada sensei akan menjaga pedang itu...'
'Menjaganya? Kau bahkan tidak bisa menggunakannya. Lihat, buktinya Zura mati karena ulahmu.'
'Tidak aku...aku yakin Zura belum mati! Aku-'
'Berhentilah mengelak. Zura mati karena salahmu. Kita yang membunuhnya.'
"Tidak!"
Aku melihat kearah dua amanto yang telah 'membunuh' Zura.
'Tidak akan ku maafkan.'
Aku mengambil kedua pedangku dan menggenggamnya dengan erat. Kedua amanto itu kembali mencoba menyerangku. Aku mengangkat pedangku dan memotong kedua tangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!
FanfictionBagaimana jadinya jika Sakata Gintoki memiliki adik laki-laki (Otouto)? Yup, Sakata (Y/n) adalah adik dari Sakata Gintoki. Pria yang mendapat julukan 'Ikemen' dan seringkali dikejar wanita. Pria dengan aura cerah dan bersahabat, membuat semua yang b...