Gin dan Tama melompat, namun begitu mereka mendarat Tama terjatuh hingga membuat lubang.
"...Aku mulai mempertanyakan maksud mereka kemari..."
Keempat robot maid berlari menyerang Tama dan Gin. Gin mengeluarkan Tama dari lubang dan memutar tubuhnya dan menghajar robot-robot itu. Gin melempar Tama kearah robot no. 502.
"Aku akan mengakhiri semua ini. Aku dibuat untuk membawa kebahagiaan pada dokter dan Fuyo. Itulah tujuanku. Itulah misi dari unit zero."
Tama menyerang roboy no. 502. Selagi mereka sedang bertarung, Gin berusaha memotong ikatan pada tanganku dan Patsuan.
"Bagus sekali. Aku tidak pernah berpikir bahwa kau bisa menentangku unit zero. Memoriku sudah mulai pudar, namun perasaan baru terus tumbuh dalam dirimu. Mengagumkan. Fase pemberontakanmu ini memang sulit dipercaya, namun kau sudah keluar batas."
Robot itu memegang kepala Tama. Kami bisa melihat listrik keluar dari tangannya. Gin berlari dan memotong tangan robot tersebut setelah itu dia menggunakan bokutounya dan menebas kepala robot itu.
"Sayang sekali, namun prosessor ku tidak terletak di kepalaku."
Robot itu menghajar Gin dan menusuknya.
"Gin!!"
"Aku tidak seperti robot lain. Selama intiku aman, aku bisa memperbaiki diriku tidak peduli seberapa rusaknya tubuh ini. Intiku tidak lebih dari 1 micrometer. Ukurannya lebih kecil dari sel, namun sangat kuat. Mencari lokasi inti itu sama saja seperti mencari sebutir nasi di padang gurun."
"Satu micrometer? Betapa kecilnya jiwa mu itu."
Robot itu kembali menusuk Gin. Aku mengambil sebuah pipa besi dan mencoba memotong tangan robot itu, namun sebuah robot maid menghalangiku dan menendangku hingga aku terjatuh.
"(y/n)-san!!"
"(y/n)!!"
Aku bisa mendengar teriakan Patsuan dan Gin. Kontrol mesin terlihat seperti mejauh dariku.
'Sial! Cari sesuatu! Apapun itu! Aku harus kembali kesana!'
Aku mencoba mencari sebuah pegangan tapi aku tidak bisa melihat apapun. Semua gelap. Satu-satunya cahaya yang terlihat hanyalah cahaya dari kontrol mesin itu.
Lalu aku mendengar suara sesuatu yang terbakar datang dari bawahku.
"Oi! Apa yang kau lakukan dibawah sini?!"
"Jiji?! Kenapa kau ada disini?!"
"Apa itu yang kau katakan pada orang yang baru menyelamatkan nyawamu?!"
Jiji menyelamatkanku dan perlahan kami menuju kembali ke mesin kontrol utama.
"Jiji, geser ke kanan." Ucapku.
"Kenapa?" Tanya Jiji.
"Patsuan."
Gintoki P.O.V.
Setelah Shinpachi dan (y/n) terjatuh, robot itu mulai mengancamku.
"Sekarang giliranmu. Apa kau punya kata-kata terakhir."
"Heh...Hehehe, kau memaksa anakmu untuk melakukan pembunuhan? Anak yang mematuhi semua perintahmu? Apakah itu yang kau inginkan?"
"Anak yang tidak pernah meninggalkanmu dan tidak bisa mati. Anak yang akan berada di sisimu selamanya. Kau tidak menginginkan anak. Yang kau inginkan hanyalah sebuah robot maid."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!
FanfictionBagaimana jadinya jika Sakata Gintoki memiliki adik laki-laki (Otouto)? Yup, Sakata (Y/n) adalah adik dari Sakata Gintoki. Pria yang mendapat julukan 'Ikemen' dan seringkali dikejar wanita. Pria dengan aura cerah dan bersahabat, membuat semua yang b...