Tidak lama setelah kami pergi meninggalkan Yorozuya, sebuah robot datang mengejar kami.
"Aku menemukanmu tahi lalat beam!"
Robot itu memandang kami dari atas atap dan melompat kearah kami.
"Saatnya bersih-bersih!"
Robot itu menghantam kain pelnya ke jalan hingga membuat jalan itu berlubang.
"Dia bukan asisten rumah tangga! Dia terminator!" Teriakku.
"Gin-san! Awas!"
Kami berbelok dan masuk ke jalan utama. Tama memberitahu kami identitas robot itu, dia adalah Kurin. Kurin sangat terobsesi dengan bersih-bersih dan sepertinya dia yang memberikan julukan tahi lalat beam pada Tama.
"Kenapa kalian membuat robot pembersih sangat kuat?!" Teriak Gin.
"Tim pembersih tidak hanya membuang sampah. Mereka juga membuang semua yang menganggu projek Fuyo." Ucap Tama.
Kami melihat robot itu hampir ditabrak sebuah truk, namun robot itu menghentikan laju truk tersebut dengan kain pelnya. Dalam sekejap truk itu meledak namun robot itu tidak terluka sama sekali.
"Tama-san! Jadi maksudmu teman-temanmu mencoba membunuhmu?! Jadi kau benar-benar membunuh dokter itu?!" Teriak Patsuan.
"Patsuan! Ini bukan waktunya membahas itu!" Ucapku.
"Shinpachi, sepertinya kau masih belum sadar. Kita akan segera dikirim ke neraka oleh para maid itu." Ucap Gin.
Jalan keluar kami diblokir oleh barisan maid. Ini artinya jalan buntu. Kami juga tidak bisa memutar jalan karena si Terminator itu juga masih berada disana.
"Ba-bagaimana ini?!" Teriak Patsuan.
"Berikan saja si tahi lalat beam padaku. Si tahi lalat adalah kriminal. Dia membunuh dokter. Kami akan mengurusnya. Jika kau menyerahkan dia pada kami, kami tidak akan menyakitimu." Ucap Kurin.
"Kalian dalam bahaya besar, lupakan saja aku dan lakukan seperti yang dia mau. Lepaskan aku." Ucap Tama.
"Kau yang lepaskan lenganku!" Teriak Gin.
"Tahi lalat beam, dimana kau menyembunyikannya. Kami tahu apa yang kau curi dari dokter Hayashi. Tanpa itu projek Fuyo tidak akan selesai. Projek itu harus diselesaikan, setelah itu kita para robot akan menjadi dewa. Manusia akan menjadi pelayan kita!" Ucap Kurin.
"Wow, God Complex. Ini baru. Hey Tama, memangnya apa yang kau curi darinya? Jangan bilang doktermu itu membuat Death Book." Ucapku.
"Tama? Ada apa Tama?"
Tama tidak menjawab pertanyaanku. Wajahnya tidak berekspresi namun. Namun air mata keluar dari matanya.
"Dia menangis?! Bagaimana bisa?!"
"Seperti dugaanku, kau bisa melakukan apa yang robot lain tidak bisa lakukan. Ini adalah bukti yang cukup. Serahkan dia padaku."
Kurin kembali berjalan mendekati kami.
"Lari."
"Kami akan menahannya aru."
Aku dan Kagura turun dari Sadaharu. Kagura menembakkan peluru dari payungnya. Gin memacu motornya dan mencoba menerobos dinding maid itu sementara aku mencoba membantu Gin membuka jalan.
"Berhentilah mengganggu urusan kami!"
Di saat Gin mencoba menerobos mereka, tiba-tiba saja salah satu dari mereka meledak. Tama terlepas dari lengan Gin dan aku melompat untuk menangkapnya. Aku berhasil menangkap Tama, namun Patsuan tanpa sengaja menabrakku saat aku sedang melompat dan menindih tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!
FanfictionBagaimana jadinya jika Sakata Gintoki memiliki adik laki-laki (Otouto)? Yup, Sakata (Y/n) adalah adik dari Sakata Gintoki. Pria yang mendapat julukan 'Ikemen' dan seringkali dikejar wanita. Pria dengan aura cerah dan bersahabat, membuat semua yang b...