51. Make You Happy

1.7K 155 55
                                    

Ify tersenyum saat terbangun untuk dua rokaat mendapati Rio ternyata tidur di samping sambil memeluknya. Padahal, seingat Ify, semalam Rio tidur di luar. Seperti ancamannya kemarin sore. Jadi, tadi malam, mereka memutuskan untuk menginap di apartemen. Terlalau niat, Rio sampai pulang dulu untuk mengambil baju dan semua keperluan istrinya.

Ify tidak ikut karena ceritanya mereka belum saling bicara. Sehabis sholat maghrib Rio hanya mengatakan pada Ify bahwa mereka akan menginap di sini malam ini. Selanjutnya Rio pamit pergi untuk pulang mengambil semua keperluan Ify. Kalau Rio, bajunya sebagian besar memang masih di sini.

Rio kembali dengan membawa dua bungkus nasi goreng. Ify memakannya sementara Rio sholat. Saat Rio selesai sholat, Ify langsung masuk ke kamar dan memberi peringatan pada Rio agar tidak masuk.

"Mas. Bangun!" Dari semalam, mungkin kedua kali ini Ify berbicara pada Rio.

"Mas!" Ify menggoyangkan bahu Rio yang matanya masih terpejam. Kalau bukan karena kewajiban Ify sudah malas membangunkan Rio. Pasalnya Rio itu sebenarnya susah kalau di bangunin. Jadi Ify harus mengeluarkan jurus bawelnya. Dan kalau tidak di bangunkan, Rio pasti bangunnya jam lima lebih. Bagi Ify, itu lumayan kesiangan. 

Padahal, dulu waktu jaman masih sekolah, Ify sering sekali telat. Di karenakan sehabis sholat dia pasti tidur. Tapi menjelang akhir ujian, Ify berusaha keras menghilangkan kebiasannya itu. Karena kata bunda, kalau mau jadi istri yang baik, harus bangun pagi-pagi untuk masak dan menyiapkan segala keperluan suami. Karena itulah Ify berusaha sedikit demi sedikit memperbaiki diri. Agar, kelak bisa menjadi istri yang  bisa melayani suaminya dengan baik.

"Ya udah kalau nggak mau bangun." Ify bangkit dari tempat tidurnya lalu bergegas untuk mandi kemudian sholat. Efek masih kesal dengan respon Rio kemarin. Ify melupakan tekadnya menjadi istri yang baik. Bodo amat! Karena juga Rio yang mulai.

Selesai sholat, Ify melihat Rio sudah terbangun. Dia lantas keluar kamar untuk-

Ify belum tahu akan melakukan apa karena tidak ada sama sekali bahan makanan yang bisa di masak. Mau kemana juga kemana masih pagi begini. Akhirnya Ify memutuskan untuk tiduran di atas sofa sambil mendengarkan musik dari aplikasi sesuai dengan playlist yang di buatnya.

Jujur, Ify sedang galau saat ini karena semalam baru saja selesai membaca novel yang ia beli lewat aplikasi. Novel itu terdiri dari tiga series. Ceritanya manis, tapi lebih banyak sedihnya. Perjuangan seorang cowok yang terlalu sempurna untuk di abaikan. Apalagi, kisah itu berakhir dengan pemeran utama harus berpisah setelah menjalani hubungan jarak jauh selama bertahun-tahun. Sungguh tragis bukan? Ify bahkan masih merasakan bagaimana sedihnya saat masuk dalam cerita itu. Terlebih lagi, katanya cerita itu kisah nyata. Makin lengkaplah Ify yang memang baperan jadi makin kepikiran.

"Kenapa nangis?"

Pertanyaan itu membuat Ify langsung membuka mata. Rio sudah duduk di ujung sofa. Dan kedua kaki Ify juga sudah berpindah di paha suaminya.

"Baper dengerin lagu." Jawab Ify dan membuat Rio mendengus geli.

"Mas." Ify memanggil seraya berusaha menarik kedua kakinya untuk duduk.

"Hm. Masih sakit, nggak?" Tanya Rio melihat luka Ify yang hanya tertutup plester.

"Udah nggak." Jawab Ify menggeleng.

"Kenapa?" Rio bertanya kemudian. Mengingat bahwa tadi Ify memanggilnya.

"Dulu, waktu mas SMA pernah nggak suka sama temen sekelas, seangkatan atau bahkan adik kelas?"

Rio tidak mengerti. Kenapa para perempuan ini suka sekali membahas masa lalu cowoknya. Yang akan berujung pada kekesalan mereka sendiri. Suka sekali mencari penyakit.

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang