BUGH
"Lo bilang apa tadi?" Bentak seorang tahanan bernama Dandi. Di menggebrak meja makan hingga membuat semua makanan yang ada di sana jatuh berantakan.
Arya tersenyum sinis. Lalu menatap Dandi dengan pandangan meremehkan.
"Lo bau sampah."
"Bangsat!" Bentak Dandi mengumpat kasar. Dia langsung memukul wajah Arya hingga terjatuh di lantai. Membuat semua tahanan lain yang tengah menikmati makan siang mereka langsung berkumpul melihat pertengkaran Arya dan Dandi.
"Sakit, bro?" Bisik Dandi yang saat ini membungkuk seraya mencengkram kerah baju Arya.
"Not bad. Lanjut!" Tanggap Arya. Dia memang sengaja meminta bantuan Dandi teman satu sel-nya untuk melakukan hal ini.
"Lo yakin?"
Arya mengangguk tanpa ragu. Lalu Dandi menarik nafas panjang kemudian mengangkat tangan kanannya agar semua yang ada di sini melihat.
"Woy woy Dan jangan gila lo!" seru salah satu dari mereka.
"Pisahin wey pisahin!" Keadaan semakin gaduh tapi tak ada siapapun yang berani mendekat.
"Kenapa lo marah? Lo emang pecundang, kan? Kalau nggak ngapain lo sampai di tahan?" Pancing Arya sengaja memancing. Dia tersenyum kecil melihat wajah Dandi tampak kesal.
"BACOT LO SIALAN!"
"Argh!" Erang Arya merasakan sakit, nyeri dan panas di bahunya. Semua yang ada pun teeperanjat dan langsung menarik Dandi yang baru saja menusuk Arya.
"Argh!" Erang Arya pura-pura kesakitan dan bahkan seperti akan meregang nyawa. Padahal tusukan Dandi di bahunya tidaklah dalam untuk orang gila macam dia.
"Lepasin gue anjing! Biar gue kasih bajingan ini pelajaran! Lepas!" Dandi melanjutkan aktingnya. Yang entah kenapa membuatnya merasa ingin menjadi pemain sinetron setelah bebas nanti.
Dan di antara keributan yang terjadi, dua petugas polisi datang menuju ruang makan para tahanan.
"Ada apa ini? Ada apa?" serunya panik. Semakin panik saat melihat kondisi Arya dan Dandi yang mengamuk.
"Arrgh tolong saya pak." Mohon Arya ketika dua polisi penjaga itu membantunya berdiri. Dan di saat itu, Arya memanfaatkan kepanikan dua polisi ini dengan mengambil pistol salah satu dari mereka lalu ia selipkan di celana dalamnya. Arya terus mengerang kesakitan dengan maksud membuat kedua polisi ini semakin panik dan hanya fokus pada keadaannya.
Lalu ketika mereka sampai di luar gedung tahanan, sudah ada mobil ambulance yang siap membawa Arya ke rumah sakit. Dengan hati-hati Arya membaringkan diri pada brankar yang tersedia di dalam. Di temani oleh satu polisi dan satu perawat mobil ambulance itu perlahan melaju.
"Argh sakit pak tolong." Keluh Arya dramatis.
"Iya pak. Sabar, saya periksa dulu." Kata seorang perawat laki-laki itu dengan nada yang cukup sabar.
Setelah memastikan semuanya normal dan aman, perawat itu mulai memeriksa satu tangan Arya untuk di masukkan jarum infus. Dan saat itulah, Arya langsung menarik tangan perawat itu dan memitingnya.
"Lo-"
BAG!
Arya langsung memukul kepala polisi dengan pentungan kayu yang baru saja berhasil ia ambil. Pentungan kayu yang di letakkan polisi itu di samping Arya tertidur. Mungkin karena dia mengira bahwa keadaan Arya sangat kritis sehingga tidak mungkin melakukan hal yang berbahaya.
"Gue nggak akan nyakitin lo. Tapi tolong bantu gue keluar. Karena ada orang yang nyawanya terancam karena gue. Dan gue harus nemuin dia sekarang juga." Pinta Arya dengan masih memegang satu tangan perawat tadi di belakang punggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIO
RomanceRomance (21+) Sudah satu tahun lebih Gify Anastasya menjadi kekasih seorang CEO muda nan rupawan bernama Mario Dwi Saputra. Keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Namun, tekadang karena itulah hubungan keduanya menjadi terasa bisa saling me...