15. MARIO 2

1K 111 96
                                    

Ify melihat Rio tengah tertidur lelap. Dia lantas mengambil ponselnya di atas nakas lalu turun dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju ke kamar mandi sambil sesekali melihat Rio yang untungnya masih terlelap. Ify menghembuskan nafas lega setelah berhasil menutup pintu kamar mandi dengan pelan dan tanpa suara.

Ify kembali menghembuskan nafasnya seraya duduk di pinggiran bathup. Lalu memberanikan diri membuka layar ponselnya. Membuka aplikasi whatsapp-nya untuk melihat chat yang tadi siang di kirim oleh nomor tak di kenal. Dan nomor ini beda lagi dengan nomor yang sebelumnya.

Ify memejamkan matanya lalu menurunkan ponselnya di atas paha. Ify cengkeram kuat ponselnya seolah tengah mencari keberanian untuk membuka pesan itu lagi.

"Nggak apa-apa, Fy. Jangan takut. Semua bakal baik-baik aja." Gumam Ify kemudian. Lalu kembali mengangkat ponselnya. Ify menyalakan lagi kunci layar ponselnya kemudian memejamkan mata. Lalu perlahan Ify membuka matanya lagi. Saat itulah Ify kembali nyaris menjerit. Tapi Ify berhasil menahannya sama seperti tadi siang.

Ify masih di liputi kebingungan dan ketakutan. Tapi foto yang di lihatnya ini tampak nyata sekali. Di dalam foto itu menampilkan sosok yang sangat Ify ingat. Dia adalah orang yang menusuk Ify saat itu. Hanya saja, di dalam foto ini, orang itu sudah meninggal. Orang itu menggantung dirinya di dekat jendela ruang tahanan. Yang membuat Ify takut adalah pesan di bawah foto ini.

Jangan bilang apapun ke Rio. Kecuali kalau lo mau suami lo bernasib sama seperti dia.

Pesan yang menjelaskan bahwa laki-laki dalam foto itu di bunuh oleh pengirim pesan ini. Benar, kan? Darimana orang ini mendapat foto seperti itu jika tidak dia sendiri yang mengabadikan saat kejadian itu berlangsung. Ini menandakan bahwa dia bukan orang sembarangan dan juga bahaya. Sungguh, Ify tidak mau jika Rio berurusan dengan orang ini.

Jari-jari Ify gemetar saat ini ketika ingin mengetik pesan balasan. Tapi sebisa mungkin Ify menenangkan dirinya untuk berani dan mengenyahkan rasa takutnya.

Lo siapa?

Ify menghembuskan nafasnya setelah pesannya terkirim. Tapi dia sama sekali tidak lega. Jantungnya justru semakin berdetak ketika melihat pesannya sudah di baca. Dan tak lama Ify mendapat balasan. Yang kali ini sebuah video. Ify meneguk ludahnya. Tangannya gemetar lagi seraya membuka video tersebut. Kedua mata Ify seketika membulat ketika video berdurasi setengah menit itu berputar.

Hingga di detik terakhir,

"AAH!" Ify tanpa sadar menjerit karena tidak kuat melihat video itu.

"Dek, kenapa?" seru Rio dari luar yang pasti mendengar suara teriakannya.

Ify seketika menatap ke arah pintu dan langsung mematikan ponselnya. Tepat saat itu, pintu terbuka karena Ify tadi lupa menguncinya.

"Kenapa?" tanya Rio panik mendapati wajah istrinya basah oleh air mata.

"Mas Rio." Lirih Ify seketika itu juga dia menangis. Ify ketakutan setengah mati tapi bingung harus melakukan apa.

"Kenapa?" Rio bertanya lagi setelah menarik Ify dalam pelukannya.

Ify tidak menjawab. Dia hanya membalas pelukan Rio. Bahkan Ify mengeratkan pelukannya. Mencengkeram dengan kuat bagian belakang kemeja tidur Rio seakan takut jika sewaktu-waktu Rio akan hilang.

"Kamu kenapa, hm?" Rio mendorong kedua bahu Ify lalu membungkuk kecil untuk melihat wajah istrinya yang tertunduk.

"Sayang." Bisik Rio pelan melihat Ify tak kunjung bersuara dan hanya menatapnya dengan mata sembab.

"Ak-aku mimpi mas pergi." Ucap Ify yang langsung tersedak oleh tangis.

Rio menghela panjang lalu memeluk istrinya lagi. "Mas mau pergi kemana kalau hidup mas ada di kamu."

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang