64. Like A Rosy

1.2K 112 34
                                    

"Heh! Mata!" Seru Beby menoyor pelipis Arya.

"Mata gue sehat." Sahut Arya santai tanpa mengalihkan pandangannya dari Ify yang tersenyum kemudian tertawa sambil berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Ify berdiri di dekat pintu kantin. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempatnya bersama Beby. Duduk di salah satu kursi beserta meja yang tersedia di kantin. Sehingga Arya masih dengan cukup jelas menikmati ekspresi wajah Ify yang setiap detiknya berubah.

"Inget Ar. Ify itu udah nikah! Udah punya suami dan lo sama sekali nggak akan punya kesempatan." Kata Beby berusaha menasehati temannya ini agar tidak lebih dalam menaruh hati pada Ify.

"Punya kalau mereka cerai. Lagian Ify masih muda, siapa tahu-"

Tak segan-segan Beby memukul kepala Arya dengan sendok bekas ia mengaduk es teh manisnya.

"Sakit kampret!" Arya beralih menatap Beby galak seraya mengusap keningnya.

"Rasain! Makanya kalau ngomong jangan sembarangan gitu." Beby menantang dengan wajahnya yang tak kalah galak.

"Namanya juga usaha. Kan siapa tahu di kabulin."

"Mana ada doa kayak gitu di kabulin yang ada lo nambah-nambahin dosa sendiri."

"Kata siapa?"

"Kata guelah."

Arya menggelengkan kepala di sertai dengan dengusan. Berdebat dengan cewek memanglah hal yang harus Arya hindari. Kalau sama Ify lain ceritanya.

"Bisa-bisa jadi gembel kalau sampai suami Ify tahu lo suka bininya." Kata Dika menimpali. Dia sedari tadi diam karena sibuk main game. Dan sekarang sudah selesai lalu menyimpan ponselnya di saku celana.

"Sehebat itu emang suami Ify?" tanya Arya mulai penasaran. Karena selama ini, dia berusaha keras tidak ingin mengetahui apapun tentang suami pujaan hatinya ini.

"Tahu nggak lo siapa yang punya apartemen The Shelin di daerah pusat kota?" tanya Dika yang lebih seperti memberi jawaban.

Arya membulatkan matanya. "Suami Ify?" lirihnya bertanya pelan.

Dika mengangguk mantap. "Dan lo tahu siapa CEO dari SPR Group?"

Kali ini mulut Arya semakin terbuka lebar. Bahkan rasanya Arya tercekik tak bisa bernafas karena terlalu shock.

"Mampus." Kekeh Beby tersenyum geli. Namun wajahnya berubah menjadi jutek saat tiba-tiba Dika menatapnya sambil tersenyum manis. Ceritanya, Beby masih ngambek karena lagi-lagi Dika selingkuh dengan teman mabarnya. Meski Beby tahu teman mabar Dika kalau tidak Vian, Galih ya Arya. Pasalanya hanya mereka bertiga yang dari SMA dekat dengan kekasihnya. Tetap saja Beby kesal.

"Jadi, secara nggak langsung komplek perumahan gue punya keluarga suami Ify?" gumam Arya masih sangat terguncang dengan berita yang baru di dengarnya.

"Betul!" Dika menyahut sambil mengangguk dan menjetikkan jarinya di depan wajah Arya. Lalu beralih menatap Beby.

"Maaf, sih." Dika mencoba merayu meraih tangan Beby namun di tolak.

Dan Arya, masih meratapi kesengsaraan hatinya. Mengetahui fakta ini membuat Arya tidak hanya sekedar harus mundur perlahan. Melainkan dia langsung jatuh ke dasar jurang.

"Yang."

"Diem Dik. Gue beneran masih kesel sama lo."

"Dindaku sayang."

Beby melotot galak kemudian menunduk. Dika mendengus lalu diam dan hanya menatap Beby yang berusaha menghindari tatapannya dengan pura-pura main game ular di ponselnya.

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang