Sebentar sebentar wkwk
Kalian kenapa mesti aku bilang lama Up dulu baru muncul di kolong komen 😂😂 (yang ngerasa aja ya)
Jujur aku udah buat beberapa part. Bahkan kemarin sampe 10 part. Tiap hari pasti aku usahain ngetik 1 part kalau mau tidur. Tapi dari kemarin gatau mood mulai turun. Jadi tinggal dua tiga part dan belum bikin lagi.
So, ayolah kita kerja sama. Jangan males2 komennnya wkwkw
❤❤❤❤❤❤
Dua hari sebelum Marco meninggal
Marco tersenyum miring menatap seseorang yang kini ada di hadapannya. Kedua tangannya yang di borgol, ia letakkan di atas meja. "Jadi, apa tujuan lo nemuin gue tuan muda Pramudya?"
Deva membalas pertanyaan Marco dengan tatapan tenangnya. Bahkan tak ada ekspresi apapun di sana. Deva berusaha keras menahan emosinya sekarang untuk tidak menghajar Marco habis-habisan.
"Gue punya sesuatu buat lo." Kata Deva seraya meletakkan selembar foto di atas meja. Foto seorang gadis berumur dua tahun lebih yang terlihat sedang bermain prosotan dengan wajah cerianya.
Marco yang langsung mengenali foto itu seketika membulat dan berusaha mengambilnya. Tapi, Deva dengan cepat mengambil foto itu lagi. Sehingga membuat Marshell langsung menatapnya marah.
"Maksud lo apa? Hah?!" geram Marco menajam.
BAGH
Suara itu berasal dari Marco. Dia menggebrakkan meja dengan kedua tangannya yang masih di borgol.
"Gue bakal kasih lo foto ini, tapi lo harus jawab pertanyaan gue dulu." Kata Deva santai.
"Apa?" Sahut Marco cepat. Kedua matanya tak lepas dari foto yang di pegang Deva. Kedua matanya hampir tak berkedip dan perlahan mulai tampak memerah.
"Siapa yang nyuruh lo?"
Marco langsung mengalihkan pandangannya menatap Deva kemudian tertawa keras. "Nggak ada. Semua murni gue lakuin sendiri." Katanya kemudian dengan tajam.
"Bokap udah cerita semua tentang lo dan pak Satria. Terutama-"
Deva tersenyum tipis dengan tatapan tajamnya. Lalu menggerakkan kepalanya mendekat sehingga punggungnya kini sedikit membungkuk. "Kedekatan lo dan Pak Wahyu." Bisik Deva kemudian. Dia tersenyum sinis lalu mundur dan menegakkan duduknya lagi. Deva bohong akan hal itu. Papanya tidak mungkin bercerita tentang hal sepenting dan sebahaya itu padanya. Deva hanya memancing Marco saja. Tapi untuk kenyatannya, Deva memang tahu akan hal tersebut.
Marco terkekeh lalu mengangguk paham. "Bokap lo hebat juga."
"So, bisa kita mulai kesepakatan ini? Gue bisa kasih lo lebih dari sekedar foto. Banyak video kegiatan dia yang di simpen oleh pihak sekolah. Gimana?" tawar Deva tetap tenang.
"Oke." Marco yang semula bersandar pada kursi menegakkan punggungnya menatap Deva dengan senyum meremehkan. "Tapi, gue mau tanya dulu. Untuk apa lo sampe rela nyari tahu tentang gue. Toh, nggak ada hubungannya sama hidup lo. Dan kalau pun rencana dia berhasil, justru bokap lo yang di untungin di sini."
Pandangan Deva menajam. "Gue nggak peduli sama rencana busuk kalian. Yang gue nggak terima kalian libatin Ify dalam masalah ini. Right?"
Marco tertawa lagi. "Ify? Istri Rio yang gue tusuk?"
Deva sudah hampir ingin memukul Marco. Tapi dia berusaha menahannya. Meski kini dadanya naik turun karena emosinya yang mulai menguap harus segera ia kendalikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIO
RomanceRomance (21+) Sudah satu tahun lebih Gify Anastasya menjadi kekasih seorang CEO muda nan rupawan bernama Mario Dwi Saputra. Keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Namun, tekadang karena itulah hubungan keduanya menjadi terasa bisa saling me...