72. He Is Mario (End)

2.2K 155 187
                                    

Tunggu tunggu wkwk clue pelakunya itu.

1. Laki-laki seusia Marshell
2. Kenal baik sama Rio

Udah wkwk

Pikir satu nama tokoh yang pernah ada dari part awal sampe akhir. Ketemu? Coba siapa? Hahah

❤❤❤❤❤❤

Rio memarkirkan mobilnya dengan asal di depan sebuah gedung yang masih dalam proses pembangunan. Dia lantas bergerak cepat keluar dari mobil. Lalu berlari masuk ke dalam gedung itu yang tidak terlalu gelap karena ada beberapa lampu yang terpasang di setiap lantai. Dengan kaki panjangnya, Rio berlari menaiki anak tangga satu persatu.

Hingga sampailah Rio di atap gedung ini. Angin malam yang terhempas  bebas seketika menyambutnya. Membuat rambut Rio bergerak  yang sama sekali tak di pedulikan oleh pemiliknya.

"Hai Mario, long time no-"

DAK

Rio langsung melayangkan tendangannya begitu melihat Marco berjalan ke arahnya. Tendangan yang cukup kuat hingga membuat tubuh Marco terpental ke belakang. Namun, Marco justru tertawa pelan seolah tidak merasakan sakit dan menganggap tendangan Rio yang mengenai dadanya itu seperti sebuah usapan.

Rio melangkah lagi dengan lebar. Menghampiri Marco yang masih tertawa sambil memegang dadanya. Laki-laki itu sedikit terbatuk sambil berusaha duduk menyandarkan punggungnya di dinding pembatas atap.

Tanpa sedikitpun suara itu keluar dari mulutnya, Rio menendang Marco lagi yang kali ini sengaja mengenai wajahnya. Membuat darah segar itu keluar dari hidung dan mulut Marco. Kemarahan Rio semakin menjadi ketika tujuannya membuat Marco diam, laki-laki itu justru masih bisa tertawa.

Gila!

Rio murka, di tendangnya lagi Marco yang kali ini sasaran Rio adalah sisi wajah Marco hingga membuat laki-laki itu terbanting ke samping.

Masih enggan bersuara, Rio berjalan mendekat lalu menginjak dada Marco dengan kakinya yang masih berlapis sepatu. Jangan tanya bagaimana wajah Rio saat ini. Yang jelas tatapan tajam itu semakin membuat aura dingin dalam dirinya menguar kuat. Mengisaratkan seberapa besar amarah yang kini ada dalam diri Mario. Amarah yang bahkan Rio sendiri tidak bisa mengendalikannya.

"Mar-uhuk uhuk-" Marco terengah. Hampir kehabisan nafas ketika kaki Rio bergerak lalu menekannya kuat tepat di lehernya.

Rio tersenyum menyeringai. Puas karena berhasil membuat Marco tak lagi tertawa.

"Ini baru awal, Marco." Desis Rio membungkuk. Tanpa menarik kaki kanannya dan justru menyandarkan sikunya di sana.

Rio menekan lebih kuat kakinya ketika Marco berusaha melepaskan diri. Mencengkeram kuat kaki Rio untuk ia angkat dari lehernya. Tapi posisi Marco memang sedang tidak menguntungkan sehingga tenaga yang berusaha ia keluarkan itu terasa percuma.

"Kenapa lo mau bunuh gue?" tanya Rio menghunus dengan tajam.

"Ken-napa?" Marco tampak sangat bersusah payah untuk bersuara. Meski begitu, senyum meremehkan itu tercetak jelas di bibirnya. Membuat Rio semakin ingin menghabisi Marco saat ini juga.

"Gu-gu-gue-" Marco menepuk-nepuk kencang kaki Rio agar segera melepasnya. Karena sekarang dia sungguh hampir kehilangan nafasnya.

Merasa bahwa belum waktunya Rio membunuh Marco, dia bergerak mundur seraya mengangkat kakinya dari leher Marco dengan wajahnya yang tetap tak berekspresi. Melihat Marco yang kini berusaha duduk dan terbatuk hebat sambil memegangi lehernya. Tak ada hal yang Rio rasakan saat ini selain amarah itu masih berkuasa penuh atas emosinya.

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang