Rio masih berdiri di depan pintu kamar. Tapi belum ada dua menit Rio menunggu, pintu terbuka dan menampilkan wajah datar Ify. Ify tampak membawa sesuatu di tangannya. Dia mendorong dada Rio agar minggir dan tak menghalangi jalannya. Ify lantas melangkah hingga sampai di depan Ajeng. Akan Ify tunjukkan siapa sebenarnya lawan Ajeng sekarang.
"Lepas!" Titah Ify galak pada Ajeng.
"Maksudnya?" Ajeng terlihat bingung dan tak mengerti.
"Lo pake jaket suami gue. Lepas sekarang juga." Kata Ify dingin. Tak ada sikap kamuflase dari Ify sekarang. Karena Ajeng sudah membuat macan dalam dirinya terbangun.
"Tapi kak Yo yang tadi pinjemin ke aku."
Kedua tangan Ify terkepal kuat. Pandangannya juga semakin menajam.
"Lepas!" Pekik Ify mendorong bahu Ajeng hingga membuat perempuan itu terhuyung.
"Kak Yo istrinya kasar." Lirih Ajeng menatap Rio minta pertolongan. Sedang Rio tak lepas memperhatikan Ify yang sepertinya sangat kecewa sekarang.
Ify tertawa sinis. "Mau lihat gue lebih kasar, heh?"
"Ajeng, lepas." Itu suara Rio. Dan Ify berusaha tidak menoleh. Dia tetap menatap Ajeng penuh amarah.
"Iya Kak Yo pasti nggak mau aku di kasar-"
PLAK
"Dek-" Rio kaget dan langsung bergerak mendekat. Meraih bahu Ify. Tapi dengan kuat Ify mendorong Rio agar menjauh darinya. Emosi Ify sudah sampai di ujung tanduk mendengar semua yang Ajeng katakan. Tangannya menjadi begitu ringan sekali saat menampar Ajeng.
"Kak Yo, sakit."
"Mau lagi lo?" bentak Ify tak takut.
"Sayang udah." Sela Rio menengahi lalu menatap Ajeng yang kini memegang pipinya bekas tamparan Ify.
"Lo diem. Dan lepas jaketnya sekarang." Titah Rio tanpa ingin di bantah.
"Iya kak." Pasrah Ajeng melepas jaket Rio lalu di serahkannya pada Ify.
Ify menerimanya kemudian menyerahkan baju dan celana panjang yang tadi di ambilnya pada Ajeng. "Nggak usah di kembaliin." Tandas Ify lalu kembali berjalan menuju kamarnya. Dengan cepat Rio menyusul dan menutup pintu kamar lantas ia kunci dari dalam. Meninggalkan Ajeng yang tersenyum melihat pemandangan pertengkaran suami istri itu.
"Sayang, dengerin mas." Rio meraih lengan Ify. Tapi langsung di sentak oleh pemiliknya.
"Jaket mas jadi bau." Kata Ify tanpa menatap Rio lalu berjalan ke kamar mandi kemudian menyiram jaket Rio dengan air dan sabun di dekat wastafel.
Rio mengikuti Ify ke dalam kamar mandi. "Dek mas tahu mas salah. Mas minta maaf, oke?"
"Jaket mas bau. Aku nggak suka baunya." Kata Ify lagi mengucek jaket Rio di wastafel. Mengabaikan permintaan maaf ataupun penjelasan Rio. Ify masih mencuci jaket Rio dan menguceknya dengan sekuat tenaganya. Dia bahkan tidak peduli dengan tangannya yang mulai memerah dan terasa perih.
"Nanti tangan kamu luka dek." Rio berusaha menghentikan kegiatan Ify. Tapi Ify mengelak dan tetap melanjutkan kegiatannya.
"Sayang, udah. Biar mas yang cuci. Tangan kamu udah merah."
"Jaket mas bau! Aku nggak suka!" pekik Ify sambil terus mengucek jaket Rio dengan kekuatan yang ia miliki. Ify tidak peduli dengan keadaan tangannya. Karena dalam bayangan Ify saat ini hanya wajah menyebalkan Ajeng yang tadi tersenyum pongah padanya. Ify benci akan hal itu. Ify juga benci pada Rio yang sudah tega meninggalkannya untuk menemui perempuan lain. Hati Ify terluka. Sangat terluka sampai dia tidak tahu bagaimana menunjukkan kemarahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIO
RomanceRomance (21+) Sudah satu tahun lebih Gify Anastasya menjadi kekasih seorang CEO muda nan rupawan bernama Mario Dwi Saputra. Keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Namun, tekadang karena itulah hubungan keduanya menjadi terasa bisa saling me...