62. Attempt

1.3K 115 40
                                    

"DEMI APA LO FY? SERIUS?" Teriak Shilla super kencang. Sama sekali tidak peduli dengan seluruh pengunjung cafe yang kini menatapnya.

Ify, Sivia dan Beby yang otomatis menutup wajah dengan tas masing-masing.

"Sumpah ya? Lo nggak lagi ngeprank gue, kan? Beneran ini malam minggu besok kak Gab ngajak gue nonton?"

"Bukan kak Gab Shilla. Tapi Ify yang rencanain biar lo bisa jalan bareng sama kakaknya." Beby berusaha mengoreksi ucapan Shilla agar tidak terlalu kepedean. Rasanya pasti sakit kalau Shilla nanti tidak bisa menerima kenyataan.

Shilla mengibaskan tangannya seolah tak peduli dengan omongan Beby. "Whatever. Intinya gue bisa jalan sama kak Gab." Shilla tak bisa menghentikan bibirnya yang masih ingin terus tersenyum.

"Lo ajak bang Alvin juga ya, Via. Biar nanti nggak kaku banget soalnya Kak Gab sama Mas Rio-"

"Acie tumben di sebut mas Rio." Goda shilla menyela. Ify mendengus seraya melempar tisue bekas dan mengenai kening Shilla yang hanya di balas tawa kecil oleh sahabatnya itu.

"Ntar gue kalau manggil Dika mas juga gimana, ya? Pasti dia bakal ngira gue lagi nggak waras." Beby tiba-tiba bergumam sendiri.

Shilla ngakak, Ify terkekeh dan Sivia tersenyum manis.

"Dika mah panggil aja akang." Komentar Shilla di sela tawanya.

"Dia maunya di panggil kakanda."  Sungut Beby yang membuat Shilla semakin tertawa kencang. Ify juga tak bisa jika hanya terkekeh. Sivia juga yang biasanya kalem tertawa sambil menutup mulutnya dengan satu tangan.

"Terus lo di panggil apa sama dia? Adindaku sayang." Shilla niatnya hanya menggoda tapi mendengar jawaban Beby yang meng-iyakan membuat Shilla semakin tak bisa menghentikan tawanya. Begitu pula Ify matanya sampai berair.

"Aduh gilak! Sakit perut gue anjir si Dika diem-diem norak amat."

"Ih buat lo emang kedengerennya norak tapi kan gue sama Dika yang jalani jadi manis-manis aja tuh. Kan pandangan tiap orang beda buat nunjukin rasa sayang ke pasangan. Coba aja lo di panggil kak Gab cintaku gitu pasti lo juga kegirangan."

Beby benar. Tapi kenapa harus kakanda dan adinda?

Shilla menghentikan tawanya kemudian mengangguk setuju. "Oke kali ini gue setuju sama omongan lo, beb."

"Dasar giliran ada hubungannya sama kak Gab aja langsung kicep lo."

Shilla nyengir. "Siap-siap, Fy. Kita bakal saudaraan," tanggapanya super percaya diri.

"Jangan ngarep dulu. Kak Gab belum tentu mau sama lo." Beby menimpali.

"Sialan!" Umpat Shilla kesal.

"Lanjut, oke? Jadi nanti Via ajak bang Alvin juga, ya? Biar nanti suasanya nggak kaku-kaku amat."  Sela Ify menghentikan perdebatan antara Beby dan Shilla yang pasti akan terus berlanjut jika tidak ditengahi.

"Iya. Nanti aku coba nanya kak Alvin mau apa nggak."

"Harus mau!" seru Ify dan Shilla kompak. Membuat Sivia langsung  terdiam ngeri.

"Kalau nggak mau gimana? Kan takutnya kak Alvin masih praktek." tanyanya tak enak.

"Rayu sampai mau!" Cetus Shilla asal.

"Lo bilangnya dari sekarang aja. Biar nanti dia bisa kosongin jadwal buat pergi." Tambah Ify memberi saran.

"Iya deh nanti aku coba bilang." Kata Sivia pasrah.

"Sekarang aja telepon!" suruh Shilla seenaknya.

"Tapi-"

"Iya coba telepon ini kan jam makan siang pasti bang Alvin lagi istirahat juga." Tambah Ify karena dia juga penasaran bagaimana Alvin yang tengil berinteraksi dengan sahabatnya yang super lugu ini.

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang