Selang satu jam setelah kepergian Rio, Ify tidak bisa melanjutkan tidurnya. Dia masih duduk di sofa. Kedua tangannya memegang ponsel dengan perasaan cemas menunggu kabar dari suaminya. Sungguh, bukan maksud curiga atau apa. Tapi perasaan Ify tidak enak sejak tadi Rio menutup pintu kamar. Menandakan suaminya benar-benar pergi menemui seseorang yang katanya penting. Terlebih, Rio melarangnya untuk ikut. Membuat Ify tidak bisa untuk tidak khawatir sekarang. Siapa orang penting itu?
Ify mengulang kegiatannya sejak tadi. Berdiri, lalu berjalan memutari sofa kemudian duduk jika lelah. Dan sekarang Ify berdiri lagi lalu melangkah lagi dengan pelan sambil menatap layar ponselnya.
"Ah!" tanpa sadar Ify memekik pelan.
Detik itu juga, Ify kaget melihat sebuah panggilan video masuk. Ify membekap mulutnya dengan satu tangan yang kini gemetar. Tertera nama kontak yang sangat tidak asing baginya.
Arya Gila.
Ify menggeleng pelan. Berniat menolak panggilan itu karena Ify sudah tidak mau berurusan lagi dengan orang itu. Tapi tepat sambungan itu terputus, nama Arya tertera lagi di sana. Terlihat juga wajahnya yang kini tampak ketakutan menahan tangis di layar ponselnya. Ify kembali menolak panggilan Arya dan berniat meletakkan ponselnya di atas meja. Ify memilih duduk karena kedua kakinya terasa lemas sekarang.
"Mas Rio please! Cepet pulang." Lirih Ify takut. Dia memeluk kedua lengannya sambil melihat keadaan kamar yang sangat sunyi. Membuat ketakutan Ify semakin menjadi hingga ingin menangis. Terlintas pula kejadian saat dia menghadapi kegilaan Arya. Segera Ify menggeleng untuk mengenyahkan pikirannya itu.
Ify lagi-lagi tersentak kaget. Jantungnya berdetak semakin tak terkendali. Ternyata Arya belum menyerah. Ponsel Ify kembali bergetar dan layarnya sekilas menyala. Menandakan ada pesan baru masuk. Dengan tangannya yang masih gemetar dan semakin gemetar, Ify mengambil lagi ponselnya lalu membuka pesan dari Arya.
"AH!" jerit Ify kaget. Terlalu kaget hingga ponsel itu pun terlepas dari tangannya lalu terjatuh di atas karpet.
Ify menggeleng pelan. Bibirnya terbuka tapi suaranya sama sekali tidak keluar. Ify ingin menjerit, ingin berbicara tapi itu seakan susah sekali untuk ia lakukan. Air matanya perlahan mengalir karena masih tidak menyangka dengan foto yang baru saja Arya kirimkan padanya.
Ify menggeleng lagi sambil menangis tanpa suara. Bukan, bukan Ify menahan isakannya. Tapi suaranya benar-benar tidak bisa keluar sekarang. Ify kembali melihat ponselnya yang ternyata Arya menghubunginya lagi. Ify menggigit bibir bawahnya. Berusaha menguatkan hatinya yang kini sudah hancur tak tersisa. Air matanya tak bisa berhenti mengalir karena dia masih merasa bahwa yang terjadi bukanlah hal nyata. Ify ingin sekali menyangkal kenyataan yang ada.
Tangis Ify semakin pecah ketika panggilan video Arya dia terima. Ify memejamkan matanya karena tidak kuat melihat apa yang saat ini memenuhi layar ponselnya. Ify ingin berteriak marah, meminta tolong Arya untuk segera menyadarkan Rio sekarang juga.
Rio, suaminya. Saat ini terlihat menikmati ciumannya dengan seorang perempuan. Rio tengah bercumbu dengan perempuan lain dan itu terlihat tidak adanya paksaan. Mereka bercumbu di dalam sebuah kamar yang tidak asing bagi Ify. Ya, apartemen Rio. Air mata Ify semakin deras mengalir sebagai ungkapan rasa sakit hatinya yang tak akan bisa di sembuhkan.
"Gimana?" Wajah Arya muncul menggantikan pemandangan menyakitkan tadi.
Ify tidak mengatakan apa-apa selain air matanya yang terus mengalir dengan bibirnya sedikit terbuka. Ingin bicara tapi tidak bisa.
"Aku jauh lebih baik dari Mario, Fy."
Ify menggeleng lalu memutuskan sambungannya. Kemudian meletakkan ponselnya dengan asal. Entah jatuh atau di mana Ify sudah tidak tahu lagi. Ify tak tahu harus bagaimana sekarang. Perasaannya terlalu hancur, pikirannya terlalu kacau, dan hatinya terlalu sakit. Ify menatap ke arah tempat tidur di mana dia dan Rio selalu menghabiskan malam bersama. Lalu menatap foto pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIO
RomanceRomance (21+) Sudah satu tahun lebih Gify Anastasya menjadi kekasih seorang CEO muda nan rupawan bernama Mario Dwi Saputra. Keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Namun, tekadang karena itulah hubungan keduanya menjadi terasa bisa saling me...