37. MARIO 2

1.2K 102 119
                                    

Rio dan Ify baru saja selesai sholat subuh. Keduanya juga baru saja keluar dari kamar. Mereka masih berada di villa saat ini. Semalam mereka memang tidur di dalam tenda. Dan terbangun ketika mendengar adzan subuh. Keduanya lantas masuk ke dalam kamar untuk menunaikan sholat bersama. Untuk Gabriel dan Shilla langsung pulang semalam karena mereka masih ada kegiatan hari ini. Gabriel kerja dan Shilla kuliah. Alvin dan Sivia juga sama.

Sementara Obiet dan Fatma tentu mereka harus ke kantor kali ini karena Rio tidak bekerja. Padahal Rio sudah menyuruh mereka untuk libur dan menginap saja semalam di sini. Tapi keduanya menolak dengan alasan tidak ingin mengganggu. Membuat Rio langsung ingin menaikkan gaji mereka.

Rio menggandeng tangan Ify yang katanya ingin kembali ke tenda. Ingin menikmati sejuknya udara saat pagi seperti ini. Di tambah dengan pemandangan luasnya kebun teh yang pasti sangatlah menyegarkan mata.

"Ayo kita jalan-jalan, mas." Ajak Ify menarik tangan suaminya. Mereka baru sampai di pintu teras belakang, dan pemandangan hijau yang di hadapannya kini seakan mengundang Ify agar mendekat.

"Pake jaket dulu." Kata Rio menahan tangan Ify.

"Aku udah jaket, mas." Cegah Ify menatap Rio bingung.

"Di luar dingin banget. Mas ambilin bentar." Rio lantas berjalan menuju ke dalam kamar lagi.

Tak lama Rio kembali dengan membawa jaketnya yang berukuran cukup besar jika di kenakan oleh Ify.

"Kok jaket mas?" tanya Ify heran. Tapi dia tidak protes dan hanya menggerakkan kedua tangannya saat Rio mekakaikan jaket itu padanya.

"Jaket kamu terlalu tipis." Jawab Rio seraya menarik resleting ke atas. Membuat Tubuh mungil Ify benar-benar seperti masuk ke dalam jaketnya.

"Tapi ini gede banget, mas. Lihat!" Ify merentan kedua tangannya. Ujung lengan jaket itu menggantung karena terlalu panjang. Dan bagian bawah jaket itu sampai di paha Ify menyerupai dress.

Rio diam memperhatikan lalu terbitlah senyum kecil di bibirnya. "Nggak apa-apa. Bagus kok. Mas suka lihatnya." Rio suka karena Ify tampak lucu dan Rio jadi makin gemas.

"Suka apanya. Aku kayak orang-orangan sawah gini. Lagian kalau jaket mas aku pake. Mas pake jaket apa? Kan tadi mas bilang dingin banget." Teringat bahwa Rio hanya membawa dua jaket sedang jaketnya yang satu sudah kotor.

"Sweater yang mas pake ini cukup." Jawab Rio santai.

"Tapi-"

Rio meraih kedua bahu Ify dari belakang lalu mendorongnya pelan. "Segala jaket di ributin. Mas udah biasa, kok. Lagian cuaca di sini masih jauh kalau di Jepang saat musim dingin."

Ify mendengarnya. "Iya-iya yang sering keluar negeri. Sombong amat."

Rio terkekeh lalu melepas bahu Ify dan bergerak maju. Berganti berjalan di sisi Ify, lalu menarik satu tangan Ify yang terbungkus oleh lengan jaketnya.

"Emang. Biar kamu pengen." Kata Rio setelah berhasil menggenggam tangan Ify.

Ify mendengus lagi. Wajah Rio yang santai itu terlihat menyebalkan sekali. "Terus kalau sekarang aku pengen gimana?"

Rio tersenyum seraya menunduk untuk mencium hidung Ify lalu merambat ke bibir istrinya. "Mas akan bawa kemanapun kamu mau. Tapi-" Rio beralih menatap perut Ify lalu mengusapnya lembut. Kemudian mendongak menatap istrinya lagi.

"Tunggu sampe dokter ijinin kamu bisa naik pesawat. Gimana? Sekalian kita babymoon."

Ify yang semula senang mendengar jawaban Rio, bibirnya yang ingin bergerak ingin tersenyum seketika berubah jadi masam.

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang