Chapter 12 : Protes Javier

9 2 0
                                    

”Heeee ternyata orang yang bernama Noa itu hebat juga ya, dia bisa mengalahkan putra dari seorang Count, bukan begitu Leandra ?,” kata asisten Demi-Human rubah.

”Kamu benar, Lily,” kata asisten Elf.

Mereka berdua adalah asisten dari Putri Irene. Asisten Elf bernama Leandra dan Asisten Demi-Human berbentuk rubah bernama Lily.

”Tidakkah kamu merasa senang Nona ? Karena peserta yang berasal dari wilayahmu memenangkan pertandingan ini, terlebih menang melawan bangsawan ?,” tanya Lily

”Kenapa aku harus senang hanya karena ada seseorang yang berasal dari wilayahku lolos ujian, lagipula wilayah itu punya ayahku yang seorang Duke, jadi itu bukan milliku,” kata Putri Irene.

”Tapi kamu kan Putri di wilayah itu, Nona. Jadi secara logika itu wilayahmu juga,” kata Leandra.

”Ya ya, terserah kalian berdua saja,” kata Putri Irene.

”Haaaaa aku bosan sekali, apa pertandinganku masih lama ya ?,” kata Lily.

”Sabarlah, Lily. Bagaimana jika kamu nanti malah mendapatkan lawan yang sulit terus kamu kalah dan akhirnya kamu tidak lulus, kamu tidak akan bisa membantu Nona di akademi,” kata Leandra.

”Tapi aku malah berharap dapat lawan yang kuat. Andai saja lawan yang dihadapi orang itu adalah aku, aku bisa beradu ~Martial Arts~ dengan dia,” kata Lily sambil menunjuk Noa.

”Ya ampun, darah petarung melekat sekali ya padamu, yah lagipula itu ciri khas dari rasmu,” kata Leandra.

”Kamu tahu sekali ya tentang aku, Lea. Aku sayang deh sama kamu,” kata Lily yang mau memeluk Leandra.

”Menjauhlah dariku, aku masih suka dengan lawan jenis,” kata Leandra yang mencoba melepaskan pelukan Lily.

”......,” Putri Irene hanya diam meliat tingkah laku kedua asistennya.

-

”Hasil perhitungannya sudah selesai, peserta Noa Sigisbert mendapatkan 180 poin pada ujian ketiga ini,” kata pengawas Nora.

”180 poin ya, yah ini gara-gara aku terluka saat melawan dia, aku tidak berhak protes yang penting aku menang,” kata Noa.

”Ya 180 poin sudah cukup bagus untuk Noa, lagipula sejauh ini belum ada peserta yang mendapatkan 200 poin. Walaupun pertandingan sebelumnya belum ada yang seintens Noa melawan Alfred tapi para peserta yang lain pun juga berhasil melukai satu sama lainnya dan ada juga yang kelelahan karena menggunakan banyak mana saat bertanding, jadinya belum ada yang mendapatkan 200 poin karena syaratnya harus tidak boleh kelelahan dan terluka sedikitpun saat pertandingan, aku sendiri pun tidak yakin akan dapat 200 poin, bagaimana denganmu Rid ?,” kata Charles.

”Aku juga tidak yakin tapi yang terpenting aku harus yakin untuk menang,” kataku.

”Ya kamu benar juga, yang terpenting untuk menang terlebih dahulu, 200 poin adalah bonus karena lawan yang akan dihadapi di ujian pertandingan ini tidak bisa dianggap remeh,” kata Charles.

”Untuk peserta Noa, karena kamu terluka silahkan untuk ikut pengawas kami terlebih dahulu untuk disembuhkan, baru kamu boleh kembali untuk menonton ujian pertandingan yang tersisa,” kata pengawas Nora.

”Baiklah, Nona,” kata Noa.

”Tunggu dulu, pengawas, Aku tidak terima kalau dia lulus ujian dan mendapatkan poin,” ujar Javier yang tiba-tiba berbicara ke pengawas.

”Apa alasanmu untuk tidak menerima keputusan ini, peserta Javier ?,” kata pengawas Nora.

”Serangan yang dia lancarkan tadi, bukannya itu serangan yang fatal bahkan sampai menghancurkan dinding arena. Kalian para pengawas juga melihatnya kan ? Berdasarkan peraturan, peserta tidak boleh menggunakan serangan yang fatal yang akan mengakibatkan lawannya luka parah atau bahkan kematian. Jadi berdasarkan peraturan itu, dia harusnya didiskualifikasi dan Alfred lah yang menang,” kata Javier.

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang