Chapter 59 : Pangeran Charles dan Putri Amelia

8 2 0
                                    


"Putri Amelia," ucap Charles.
"Putri Chloe juga, selamat sore," ucap putri Amelia.
"Selamat sore, putri Amelia," ucap Chloe.
"Ada perlu apa ya, putri Amelia ?," tanya Charles.
"Tidak ada apa-apa kok pangeran. Sesuai perkataan ku tadi, aku disini hanya ingin menyapa pangeran saja apalagi kan nantinya kita akan menjalin hubungan baik," ucap putri Amelia.
".......," Charles terdiam.
"Putri Amelia, kenapa kamu membicarakan tentang itu saat masih banyak orang disini ?," ucap Chloe.
"Apa maksudmu, putri Chloe ? aku kan cuma bilang kalau nantinya kita akan menjalin hubungan baik karena sesama putra dan putri dari bangsawan atas," ucap putri Amelia.
"......," Chloe terdiam.
"Ah ngomong-ngomong aku lupa, selain menyapa pangeran, ada hal yang ingin kubicarakan dengan pangeran dan putri Chloe. Dan pembicaraan ini hanya antara kami bertiga, jadi kalian berdua yang merupakan orang luar, bisakah kalian menyingkir sebentar ?," ucap putri Amelia sambil melihat ke arahku dan Noa.
Setelah itu, dua orang perempuan bergerak cepat ke arahku dan Noa. Kedua perempuan itu berambut hitam panjang dengan model rambut yang berbeda, yang satu digerai lurus dan yang satunya dikuncir kuda. Kedua perempuan itu adalah orang yang menahan pergerakan kedua asisten putri Irene sebelumnya. Jadi sekarang kedua perempuan itu ingin menahan kami.
Saat perempuan itu berusaha mengunci pergerakanku dari belakang, aku menghindari tangkapan tangan perempuan itu dan berpindah ke belakangnya dengan cepat. Kini aku yang mengunci pergerakan perempuan ini dengan menahannya kedua tangannya.
"?!?!?!," perempuan itu nampak terkejut karena semua itu terjadi dengan cepat.
"Aku memang ingin sekali dipeluk dari belakang oleh perempuan, tapi kalau caranya begini aku sih tidak mau," ucap Noa yang juga menahan kedua tangan perempuan yang satunya.
Aku tidak menyangka kalau Noa juga berhasil menahan sergapan perempuan itu.
"Sherida, Riise..," ucap putri Amelia yang memanggil nama kedua perempuan yang kami tahan tapi tidak ada ekspresi terkejut dari putri Amelia.
"Rid, Noa, kalian tidak apa-apa ?," tanya Chloe.
"Ah tidak apa-apa kok," ucap Noa dan akupun mengangguk juga.
"Apa maksudnya ini putri Amelia ? kenapa temanmu atau bisa kubilang anak buahmu itu menyerang teman kami ?," ucap Charles.
"Sepertinya ada kesalahpahaman disini pangeran, aku memang tadi bilang kepada temanmu untuk menyingkir namun aku tidak memerintahkan anak buahku untuk menyingkirkan temanmu. Sepertinya aku harus mendidik anak buahku lagi," ucap putri Amelia.
Jelas sekali kalau putri Amelia berbohong tentang itu. Selama ini dia selalu bersama anak buahnya jadi kupikir anak buahnya itu tidak perlu lagi dipanggil namanya hanya untuk menjalankan sebuah perintah. Jika putri Amelia berkata kepada seseorang untuk menyingkir, sudah kewajiban anak buahnya untuk melaksanakan tugas itu.
"Maaf putri Amelia, entah kamu melakukan ini dengan sengaja atau tidak sengaja tapi kalaupun kamu meminta kami berdua untuk pergi sebentar juga pasti akan kami turuti tanpa diperlakukan seperti ini karena kami ini hanya temannya Charles dan Chloe, dan bukanlah pengawal mereka yang harus berada di sisi mereka setiap saat," ucapku.
"Charles dan Chloe ?? Pfffttt hahahahaha. Maafkan aku telah tertawa tapi hubungan kalian pasti baik ya sampai bisa memanggil pangeran dan putri dengan namanya saja," ucap putri Amelia.
"Lagipula kami berdua sendiri yang menyuruh mereka untuk memanggil dengan nama saja," ucap Charles.
"Begitu ya, sepertinya aku harus meminta maaf kepada kalian berdua karena anak buahku melakukan hal yang tidak mengenakan kepada kalian berdua tanpa perintah langsung dariku," ucap putri Amelia kepada ku dan Noa.
"Tidak apa-apa putri Amelia, tapi aku harap ketika nanti kamu ingin berbicara dengan Charles dan Chloe lagi saat ada kami yang bersamanya, aku harap kami tidak diperlakukan seperti tadi," ucapku.
Noa pun mengangguk.
"Aku akan pastikan anak buahku tidak melakukan itu lagi," ucap putri Amelia.
Lalu kami berdua pun melepas kedua anak buah putri Amelia. Kedua anak buah putri Amelia itu pun kembali ke kumpulan para anak buah putri Amelia.
"Terima kasih karena telah melepas anak buahku. Sekarang aku ingin berbicara bertiga saja dengan pangeran dan putri, bisakah kalian berdua menjauh sebentar ?," tanya putri Amelia.
"Baiklah," ucapku.
"Kalian semua juga menjauh," ucap putri Amelia kepada para anak buahnya.
Aku dan Noa pun menjauh agar tidak mendengar obrolan mereka bertiga, sama yang dilakukan dengan para anak buah putri Amelia.
"Kira-kira apa yang mereka bertiga bicarakan ya ?," tanya Noa.
"Entahlah, mungkin tentang urusan bangsawan," ucapku.
-
"Itu saja yang ingin aku bicarakan, pangeran, putri," ucap putri Amelia.
"Baiklah kalau begitu. Ngomong-ngomong, mungkin telat bagiku untuk mengatakan ini, karena putri Amelia merupakan tahun kedua, apakah lebih baik aku memanggilmu dengan senior Amelia saja," ucap Charles.
"Senior Amelia ? tidak usah seformal itu pangeran, lagian beda kita cuma 1 tahun saja, aku justru lebih senang jika pangeran memanggilku dengan Amelia saja," ucap putri Amelia.
"Baiklah, kalau begitu kamu juga bisa memanggil kami dengan Charles dan Chloe saja," ucap Charles.
Chloe pun mengangguk.
"Ah kalau soal itu, kyknya aku yang belum siap," ucap putri Amelia.
"Baiklah kalau begitu," ucap Charles.
"Kalau begitu aku permisi dulu ya pangeran, putri. Aku ingin kembali ke gedung tahun kedua karena aku belum menyelesaikan pertandingan harian hari ini. Apa pangeran dan putri sudah melakukan pertandingan harian ?," tanya putri Amelia.
"Aku sudah, kalau Chloe belum. Ini kami mau kembali ke asrama terlebih dahulu lalu menemani Chloe melakukan pertandingan harian," ucap Charles.
"Owh begitu ya, sepertinya aku tidak perlu menanyakan hasil pertandingan hariannya pangeran karena pangeran pasti menang. Kalau begitu, silahkan pangeran dan putri melanjutkan perjalanannya kembali menuju asrama," ucap putri Amelia.
"Baiklah, kalau begitu kami berdua permisi dulu, pu- ah maksudku Amelia," ucap Charles.
"Oh iya aku lupa menanyakan ini, apakah kalian berdua tertarik untuk bergabung dengan Elevrad ?," tanya putri Amelia.
"Elevrad ? bukankah itu komite murid di akademi ini ? Kenapa kami diundang ?," tanya Charles.
"Bukankah sudah jelas, itu karena pangeran dan putri merupakan murid yang berbakat dan berkemampuan. Aku sebagai anggota Elevrad menjamin itu makanya aku menawarkan undangan ini," ucap putri Amelia.
"Jika kamu mencari murid yang berbakat dan berkemampuan, harusnya kamu jangan memilih kami berdua karena saat di ujian masuk saja kami hanya peringkat 3 dan 4. Bukankan lebih baik kamu mengundang putri Irene yang merupakan peringkat 2 dan Rid Archie yang merupakan peringkat 1 ? Jika kamu mencari Rid, dia ada disana disebelah Noa Sigisbert yang merupakan peringkat 6 saat ujian masuk. Rid yang disebelah kanan dan Noa yang disebelah kiri," ucap Charles sambil menunjuk ke arah Rid dan Noa.
"Jadi orang itu yang namanya Rid Archie," pikir putri Amelia.
"Owh jadi itu yang namanya Rid Archie. Banyak dari murid tahun kedua membicarakan tentang seorang murid tahun pertama yang mendapatkan poin sempurna di tiga ujian masuk dan murid itu bernama Rid Archie. Jadi dia ya orangnya," ucap putri Amelia.
"Iya itu dia orangnya, ternyata Rid terkenal juga ya di tahun kedua," ucap Charles.
"Ya begitulah, tapi undanganku barusan itu khusus untuk pangeran dan putri saja. Untuk putri Irene dan Rid Archie sepertinya akan ada anggota Elevrad lain yang menghubungi mereka terlebih mereka berdua adalah peringkat 1 dan 2. Kalau kalian tertarik silahkan datang ke gedung tengah lantai 7, disanalah ruang Elevrad berada," ucap putri Amelia.
"Baiklah," ucap Charles.
"Mohon maaf sudah mengganggu waktunya pangeran, putri. Sekarang pangeran boleh melanjutkan perjalanannya kembali ke asrama. Aku juga ingin melakukan pertandingan harian dengan yang lainnya. Kalau begitu aku permisi dulu ya," ucap putri Amelia.
"Baiklah kalau begitu, Amelia," ucap Charles.
"Kalian semua, ayo kita pergi ke gedung tahun kedua," ucap putri Amelia.
Putri Amelia memanggil para anak buahnya lalu pergi ke dalam lobi untuk menuju gedung tahun kedua.
"Rid, Noa, ayo kita kembali ke asrama," ucap Charles yang teriak sambil memanggil kami berdua.
-
Di dalam lobi.
Seorang perempuan berkuncir kuda pun mengobrol dengan putri Amelia.
"Maafkan saya, putri Amelia. Saya tidak bisa menahan lelaki itu," ucap perempuan itu.
"Tidak apa-apa, Riise," ucap putri Amelia.
"Saya juga minta maaf, putri Amelia," ucap perempuan yang rambutnya digerai.
"Tidak apa-apa, Sherida," ucap putri Amelia.
Perempuan yang berkuncir kuda itu bernama Riise dan perempuan yang digerai itu bernama Sherida.
"Padahal sebelumnya saya berhasil menahan seorang wanita Demi-Human tapi tadi saya malah tidak bisa menahan seorang lelaki manusia dan malah saya sendiri yang ditahan balik dengan cepat," ucap Riise.
"Apa boleh buat bukan ? lagian lelaki yang kamu coba tahan itu adalah Rid Archie," ucap putri Amelia.
"Rid Archie ?!?! maksud anda murid pertama yang mendapatkan poin sempurna di 3 ujian masuk," ucap Riise terkejut.
Anak buah putri Amelia yang lain juga nampak terkejut.
"Benar, jadinya tidak heran kalau kamu tidak bisa mengatasinya. Untuk Sherida, dia berniat menahan lelaki yang menduduki peringkat 6 di ujian masuk. Sepertinya murid-murid tahun pertama ini sangatlah kuat," ucap putri Amelia.
"Rid Archie, dia orang yang mengalahkan Javier di ujian masuk. Javier bodoh itu, kenapa dia bisa kalah ?," pikir putri Amelia.
"Aku ingin memata-matai Rid Archie tapi sepertinya tidak bisa untuk sekarang karena kalian semua adalah murid tahun kedua, murid tahun kedua bahkan tidak bisa memasuki gedung tahun pertama tanpa alasan. Sepertinya aku harus mencari anak buah dari tahun pertama," ucap putri Amelia.
"Atau aku bisa menyuruh "dia" untuk memata-matai Rid Archie karena dia juga berasal dari tahun pertama. Lagipula hubungan ayahku dengan ayahnya sangatlah akur," ucap putri Amelia.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang