Aku berjalan perlahan melewat para prajurit yang terluka dan tak sadarkan diri. Para prajurit itu tergeletak di tanah, ada juga yang bersandar di bawah pohon. Aku menyerang mereka tanpa ampun hingga membuat darah mereka berceceran di sekitar tempat ini. Mereka tidak sadarkan diri karena itu tapi aku tidak tau apakah mereka masih hidup atau tidak. Saat aku berjalan, tiba-tiba aku dihentikan oleh suara seseorang.
"Ka-kamu benar-benar monster, ba-bagaimana bisa kamu menang melawan 22 prajurit yang diperintahkan tuan Duke untuk menghabisimu dan bahkan kamu tidak terluka sedikitpun," ucap seorang prajurit yang terbaring di tanah.
Prajurit itu adalah orang yang melawanku saat ujian pertama dan kedua.
"Untuk memastikan saja, apakah kamu diberitahu oleh Duke alasan kenapa kamu harus menghabisiku ?," tanyaku.
"Tu-tuan Duke bilang kamu harus dihabisi karena mengganggu rencananya tapi aku tidak tau rencana apa itu," ucap prajurit itu.
"Aku tidak menyangka kalau kamu akan berkata jujur," ucapku.
"A-aku tidak akan bertahan lebih lama lagi, setidaknya aku harus memberitahumu soal ini. A-aku tidak tau apa yang kamu lakukan sehingga membuat rencana tuan Duke terganggu, sekali kamu mengganggu tuan Duke, kamu akan ditargetkan terus sampai kamu mati. Ka-kami saat ini memang tidak mampu menghabisimu, tapi selanjutnya tuan Duke mungkin akan menyuruh orang yang lebih kuat untuk menghabisimu. Ka-Kamu tidak akan bisa lolos dari tuan Duke," ucap prajurit itu.
"Terima kasih atas kekhawatirannya. Aku salut denganmu masih bisa mengkhawatirkan orang sepertiku dibandingkan mengkhawatirkan dirimu sendiri," ucapku.
"Ka-kamu masih muda, jalanmu harusnya masihlah panjang," ucap prajurit itu.
Lalu tiba-tiba muncul sekawanan monster yang terdiri dari goblin, slime, monster tumbuhan atau planta dan monster bunga atau blom. Mereka sepertinya tertarik datang ke tempat ini karena mencium banyak darah yang berceceran di tempat ini. Penciuman mereka sangat sensitif terhadap darah dan langsung mendatangi seseorang apabila seseorang itu dalam keadaan yang mengeluarkan darah. Normalnya jika seseorang tumbang atau pingsan di alam liar, para monster tidak akan mendatangi orang itu apabila orang itu tidak dalam keadaan yang mengeluarkan darah tapi lain cerita jika saat orang itu pingsan tanpa mengeluarkan darah, sudah ada monster yang berada di dekatnya dan bersiap untuk memakan orang itu.
"Se-sepertinya ini adalah akhir riwayat kami. Kamu segeralah pergi," ucap prajurit itu.
Daripada segera pergi dari tempat itu, aku malah pergi mendekat ke prajurit itu.
"Aku mempunyai impian untuk menyatukan dunia yang terbagi dua ini menjadi satu. Untuk memulainya, aku akan mengubah kerajaan ini terlebih dahulu. Aku akan menghilangkan perbudakan di kerajaan ini dan menghabisi para bangsawan korup dan bangsawan yang selalu bertingkah seenaknya. Setelah aku melakukan itu, kerajaan ini pasti akan menjadi kerajaan yang lebih baik. Di saat itu, prajurit sepertimu tidak akan lagi diperintah seenaknya oleh atasanmu seperti diperintah untuk membunuh orang yang tidak bersalah," ucapku.
"Be-begitu ya. Ji-jika kamu bisa melakukan itu, seperti yang kamu bilang tadi, kerajaan ini pasti menjadi lebih baik dan damai. Ta-tapi sayangnya, aku tidak bisa melihat kerajaan yang sudah berubah itu," ucap prajurit itu.
"Benar, sayangnya kamu tidak bisa melihat kerajaan saat sudah berubah," ucapku.
Aku menyiapkan pedangku yang ketajamannya sudah meningkat dan langsung menebaskan pedangku ke leher prajurit itu. Badan dan kepala prajurit itu pun langsung terpisah setelah kutebas. Prajurit itu pun tewas.
"Aku bisa saja menyembuhkanmu dan membuatmu tetap menjadi prajurit tapi aku tidak tau konsekuensi apa yang akan kamu terima dari Duke apabila kamu tetap hidup dan gagal membunuhku. Ada juga kemungkinan kalau kamu akan menyerangku lagi setelah aku sembuhkan,"
"Sebagai rasa hormatku, aku memilih membunuhmu dengan cepat daripada membiarkanmu terbunuh oleh para monster itu," ucapku.
Lalu aku menebas-nebaskan pedangku untuk menghilangkan darah yang menempel di pedangku.
"Ini pertama kalinya aku membunuh orang tapi aku tidak merasakan apa-apa setelah membunuh,"
"Jika aku tidak merasakan apa-apa setelah membunuh orang, itu akan memudahkanku karena kedepannya aku pasti akan membunuh orang lagi," ucapku.
Setelah berkata seperti itu, aku pun langsung pergi meninggalkan tempat itu. Para monster itu mulai mendekati para prajurit itu dan mereka mulai menggigit dan memakan bagian tubuh para prajurit itu. Sebagian dari para prajurit itu tersadar setelah mereka merasakan bagian tubuh mereka digigit dan dimakan oleh para monster itu. Tapi meskipun tersadar, tubuh mereka tetap tidak bisa digerakkan. Para monster yang memakan tubuh mereka mungkin hanyalah monster lemah, tapi mereka yang tidak bisa menggerakkan tubuh mereka tetap tidak berdaya menghadapi monster lemah. Mereka hanya bisa menyaksikan tubuh mereka terus dimakan tanpa bisa berbuat apa-apa dan akhirnya tewas.
-
Satu jam kemudian.
Aku telah keluar dari hutan tempatku berada sebelumnya dan saat ini tengah berada di area padang rumput. Melihat matahari tepat berada di atas kepalaku, sepertinya saat ini sudah jam 12 atau jam 1 siang.
"Kami tadi memulai ujian sekitar jam 9, jika sekarang sudah jam 1 berarti sudah 4 jam berlalu. Tersisa 5 jam lagi dan aku baru mengumpulkan 6 medali. Karena sekarang harusnya sudah jam makan siang, sepertinya aku harus istirahat sebentar," pikirku.
Aku memutuskan mencari tempat istirahat. Karena padang rumput ini terlalu mencolok, aku memutuskan kembali ke area hutan dan mencari sisi hutan yang ada sungainya. Aku bisa sekalian istirahat minum air dan makan ikan yang ada di sungai. Saat sedang mencari area yang kuinginkan, aku merasakan beberapa aura sedang berkumpul yang sepertinya itu adalah para murid lainnya dan di antara aura-aura itu ada 1 aura dari seseorang yang aku kenal. Aku memutuskan menuju tempat itu.
-
Di sisi lain hutan, Lillian terlihat sedang dikepung oleh beberapa murid yang berjumlah 10 murid.
"Apa yang mau kalian lakukan ? kita ini teman satu kelas kan ?," tanya Lillian.
"Kita memang teman sekelas tapi cuma sebatas itu aja. Sudah jangan banyak omong, Lillian, cepat serahkan medalimu itu, aku tau kamu sudah memiliki banyak medali. Kalaupun kamu menyerahkan semua medalimu dan berakhir tidak punya medali sama sekali, aku yakin kamu akan dibantu oleh pacarmu yang dari kelas A itu," ucap salah satu murid.
"Meskipun aku punya pacar dari kelas A, tidak mungkin aku akan bergantung padanya. Aku akan berusaha sendiri di ujian ini," ucap Lillian.
"Kalau begitu, kami akan merebutnya secara paksa," ucap murid itu.
~Wind Slash~
Murid itu melancarkan tebasan angin ke arah Lillian tetapi sebelum tebasan angin itu mencapai Lillian, tiba-tiba tebasan angin itu terpotong dan langsung hilang.
"Apa yang terjadi ?," ucap murid itu sambil terkejut.
"Ternyata benar kamu ada disini, Lillian," ucapku yang tiba-tiba datang ke tempat mereka.
Aura dari 1 orang yang kukenal itu adalah auranya Lillian, makanya aku memutuskan pergi ke tempat ini.
"Rid ?!?!," ucap Lillian terkejut.
"Rid Archie ?!?!," murid-murid yang mengepung Lillian pun juga terkejut.
"Ahaha, ini kesempatan emas, melihat peringkat 1 tahun pertama ada disini, sekalian saja kita kalahkan dia. Dia pasti sudah mempunyai banyak medali," ucap murid yang menyerang Lillian sebelumnya.
"Apa yang dia bicarakan ? aku telat untuk memulai ujian dan baru mengumpulkan 6 medali, kenapa dia pikir aku sudah mengumpulkan banyak medali ?," pikirku.
"Mereka itu teman-teman sekelasmu kan, Lillian ?," tanyaku.
"Iya," ucap Lillian.
"Sepertinya kamu cukup dibenci juga oleh teman sekelasmu, meskipun kamu adalah seorang putri Marquess," ucapku.
"Aku punya beberapa teman yang akrab denganku di kelas, tapi aku tidak akrab dengan mereka yang mengepungku ini," ucap Lillian.
"Begitu ya. kalau begitu tidak apa-apa kan kalau aku mengalahkan mereka semua dan merebut semua medali yang mereka punya ? Karena kebetulan sekali medali yang aku punya masih sedikit," tanyaku sambil memegang pedangku dan bersiap menyerang.
-
Di sisi lain hutan, di tempat Leandra dan Lily berada.
Terlihat Ray sudah tumbang bersama dengan 3 murid kelas A lainnya. Tersisa Glenn, Troy dan Ciaran.
"Sialan, Ray. Dia lemah sekali sampai sudah tumbang duluan, apa benar dia adalah murid peringkat 10 ?," tanya Ciaran.
"Jangan pikirkan si lemah itu, kita harus mengalahkan mereka berdua, mereka berdua terlihat sudah kelelahan," ucap Glenn.
Sementara itu, Leandra dan Lily terlihat kelelahan dan tubuhnya sudah dipenuhi oleh beberapa luka.
"Haaahhhh....Haahhhh, kita memang berhasil menumbangkan 4 murid lainnya, tapi mereka bertiga terlalu kuat," ucap Leandra.
"Haaaahhhh.....Haaaahhhhh, Kamu benar, jadi ini kekuatan dari murid peringkat ke 7 sampai ke 9 tahun pertama. Padahal kita sudah dilatih oleh Rid, tapi kekuatan kita bahkan belum menyamai mereka," ucap Lily.
"Sudahi perlawanan kalian berdua, kalian tidak akan menang melawan kami bertiga. Menyerahlah dan kami akan memperlakukan kalian dengan baik," ucap Glenn.
"Dasar orang mesum," ucap Leandra.
Leandra langsung menembakkan sebuah bola sihir ke arah Glenn dengan cepat, tapi Glenn dengan mudahnya menghindari bola sihir itu.
"Kalau begitu, setidaknya akan aku buat kalian tidak bisa bergerak terlebih dahulu," ucap Glenn.
Dia dengan cepat bergerak ke arah Leandra dan bersiap menyerang Leandra dengan pedangnya. Tetapi....
~Glacier Strike~
Tiba-tiba Irene muncul dan langsung menyerang Glenn dengan tekniknya. Glenn terkena teknik itu dengan telak dan terhempas menabrak pohon.
"Nona Irene?!?!," ucap Leandra dan Lily yang terkejut.
"Putri es ?!?!," ucap Troy dan Ciaran yang juga terkejut.
"Akhirnya ketemu juga dengan kalian berdua. Kalian berdua sepertinya sedang kesulitan, jadi aku akan membantu kalian meskipun aku sudah bosan melawan para murid terus daritadi," ucap Irene.
-
Sementara itu di hutan tempat Noa dan Kotaro berada.
Mereka berdua masih tidak sadarkan diri setelah diserang tiba-tiba oleh Enzo. Dan saat ini, tidak jauh dari mereka ada segerombolan monster yang datang dan sedang menuju ke arah mereka berdua.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...