Chapter 142 : Meninggalkan Kota San Minerva

4 1 0
                                    

Malam harinya, di kediaman Duke.
Ini terjadi sebelum para prajurit yang ditugaskan untuk mencari 22 prajurit menemukan mayat mereka di hutan.
"Selamat bagi kalian yang sudah menyelesaikan ujian keempat atau terakhir ini. Selamat juga bagi 87 orang yang berhasil mendapatkan 20 medali dan berhak mendapatkan poin sempurna di ujian ini yaitu 4000 poin,"
"Bagi kalian yang gagal mendapatkan poin sempurna, kalian jangan berkecil hati. Meskipun ini adalah ujian terakhir di tahun ajaran ini, kalian masih bisa mendapatkan poin melalui pertandingan harian yang sudah dibuka kembali mulai Senin besok. Pertandingan harian di tahun ajaran ini akan terus dibuka sampai turnamen akademi dilaksanakan. Setelah turnamen akademi dilaksanakan, pertandingan harian di tahun ajaran ini tidak akan dibuka kembali dan akan dibuka kembali saat tahun ajaran baru,"
"Setelah ini, kita akan langsung kembali ke penginapan karena sudah malam juga dan tidak enak dengan tuan Duke,"
"Aku ingatkan kembali kalau besok kalian akan mendapatkan libur selama satu hari. Kalian diizinkan untuk berkeliling di kota San Minerva ini selama satu hari penuh. Dan kita akan kembali ke akademi saat lusanya. Dengan ini, aku nyatakan ujian keempat di tahun ajaran ini telah resmi berakhir," ucap tuan Alan.
Kami semua pun bertepuk tangan mendengar perkataan tuan Alan.
-
Lalu kami semua pun pergi menuju gerbang depan kediaman Duke. Duke Darwin, komandan Marshall dan beberapa prajurit lainnya juga ikut mengantar kami ke gerbang depan. Setelah itu, kami semua menaiki kereta kuda dan kembali ke penginapan.
Duke Darwin melihat kepergian para murid itu lalu bertanya sesuatu ke komandan Marshall.
"Bagaimana dengan kabar prajurit-prajurit itu ? apa belum ditemukan ?," tanya Duke Darwin ke komandan Marshall.
"Belum tuan," ucap Duke Darwin.
"Padahal prajurit-prajurit itu diberi tugas untuk membunuh Rid Archie tetapi kenapa Rid Archie masih bisa menyelesaikan ujian ini ? Apakah mereka semua gagal ?," tanya Duke Darwin.
"Sepertinya begitu, tuan. Situasi ini tidak akan terjadi apabila saya sendiri yang turun ke lokasi ujian untuk membunuhnya, tuan," ucap komandan Marshall.
"Jika kamu sendiri yang turun ke lokasi ujian, itu akan menimbulkan kecurigaan terhadap para pengajar itu, tidak perlu disesali," ucap Duke Darwin.
"Baik, tuan," ucap komandan Marshall.
Duke Darwin pun memutuskan untuk kembali ke dalam kediamannya namun tiba-tiba datang seorang prajurit yang lari dengan terburu-buru menuju ke arahnya.
"Hahhhh......Hahhhhh.....lapor, tuan Duke," ucap prajurit itu.
Prajurit itu nampak sangat kelelahan karena habis berlari.
"Ada apa ?," tanya Duke Darwin.
"Haaahhh....Haahhhh....kami semua berhasil menemukan 22 prajurit itu di bagian terdalam hutan sebelah timur," ucap prajurit itu.
"Apa ? Bagaimana keadaan mereka ?," tanya Duke Darwin.
"Haaahhh....Haahhhhh.....mereka semua telah tewas dan kondisi mereka sangat mengenaskan," ucap prajurit itu.
"Apa ?!?!?!," ucap Duke Darwin yang terkejut.
-
Setelah itu prajurit yang tersisa pun dikerahkan untuk mengevakuasi mayat para prajurit itu dan membawanya kembali ke kediaman Duke. Mayat-mayat itu pun berhasil dibawa ke halaman belakang kediaman Duke.
"Apa yang terjadi dengan mereka ? kenapa tubuh mereka bisa seperti ini ?," tanya Duke Darwin yang terkejut setelah melihat jasad mereka.
"Kemungkinan mereka tewas karena dimakan monster, apa kalian melihat monster disekitar jasad mereka ?," tanya komandan Marshall ke para prajurit yang menemukan jasad itu pertama kali.
"Tidak, kami tidak menemukan monster satupun. Kami hanya melihat jasad mereka saja yang sudah seperti ini," ucap salah satu dari prajurit itu.
"Begitu ya," ucap komandan Marshall.
"Jadi mereka gagal karena dimakan oleh monster dan bukan dikalahkan oleh Rid Archie ? Sepertinya anak itu sedang beruntung," ucap Duke Darwin.
"Menurutku bukan seperti itu," ucap seseorang.
"Sayang ?," ucap Duke Darwin
"Nona Duchess ?," ucap komandan Marshall
Ternyata orang itu adalah Duchess Harriet yang tiba-tiba muncul.
"Kalian semua tau kan kalau para monster yang berada di belakang kediaman ini merupakan monster tingkat rendah, apa menurut kalian monster tingkat rendah bisa mengalahkan para prajurit itu ?," tanya Duchess Harriet.
"Perkataan nona Duchess sangat masuk akal, mustahil para prajurit yang terlatih itu kalah dan dimakan oleh para monster tingkat rendah itu," ucap komandan Marshall.
"Kemungkinan mereka semua awalnya berhasil mengepung murid yang bernama Rid Archie tetapi mereka semua berhasil dikalahkan oleh dia. Mereka semua mungkin tidak dibunuh oleh Rid Archie tetapi dibuat sekarat olehnya. Makanya mereka tidak berdaya ketika para monster itu datang menghampiri mereka dan berakhir tewas dimakan monster. Itu memang hanya pemikiranku tetapi pemikiran inilah yang menurutku paling masuk akal," ucap Duchess Harriet.
"Saya juga setuju dengan pemikiran nona Duchess. Tidak mungkin prajurit yang kupimpin kalah dan dimakan begitu saja oleh para monster tingkat rendah itu kecuali ada yang mengalahkan mereka terlebih dahulu," ucap komandan Marshall.
"Begitu ya, itu berarti dia sangat kuat sampai bisa mengalahkan 22 prajurit sendirian," ucap Duke Darwin.
"Sepertinya begitu," ucap komandan Marshall.
"Untuk sekarang, kabar tentang para prajurit yang tewas ini jangan sampai tersebar ke yang lainnya terutama mereka yang dari akademi. Mereka akan curiga akan hal ini apabila mereka mengetahuinya,"
"Besok para murid akan mendapatkan hari libur dan mereka akan berkeliling kota San Minerva. Aku memerintahkan kalian untuk jangan membuat pergerakan yang tidak perlu seperti memata-matai mereka khususnya Rid Archie yang menjadi dalang atas terbunuhnya 22 prajurit itu,"
"Secepatnya aku akan menghubungi Duke San Quentine dan Duke San Angela untuk membicarakan langkah selanjutnya," ucap Duke Darwin.
"Siap tuan," ucap komandan Marshall dan prajurit lainnya.
Lalu Duke Darwin pun masuk kembali ke kediamannya ditemani oleh Duchess Harriet.
-
Keesokan harinya.
Para murid nampak bersemangat menikmati hari libur ini dan berkeliling di sekitar kota San Minerva. Kami pun juga berkeliling untuk membeli bahan atau barang yang kami mau. Aku, Irene, Charles dan Chloe yang merupakan anggota Elevrad berencana untuk membeli oleh-oleh untuk dibagikan dengan anggota Elevrad lainnya. Kali ini, Enzo tidak pergi bersama kami dan dia memutuskan untuk berkeliling kota sendirian.
Keadaan kota saat ini sangat damai meskipun akhir-akhir ini di setiap malam selalu ada tindak kejahatan, tapi mereka terlihat tidak terlalu terpengaruh akan hal itu.
"Tidak ada kabar apapun tentang para prajurit yang tewas dimakan monster di lokasi ujian murid San Fulgen Akademiya, apa pihak Duke belum menemukan jasad mereka ? Tidak, harusnya Duke menyuruh prajurit lainnya untuk mencari mereka karena mereka tidak memberi kabar setelah diperintah untuk membunuhku. Harusnya jasad mereka sudah ditemukan oleh prajurit yang diperintah untuk mencari mereka. Sepertinya Duke berniat untuk menutupi kabar ini agar tidak terjadi kehebohan bagi warga kota San Minerva dan pihak Akademi. Yah aku tidak terlalu peduli mau mereka buka atau tutup kabar tentang ini," pikirku.
Kami berkeliling kota dari pagi sampai menjelang malam hari dan setelah itu kami memutuskan kembali ke penginapan sambil membawa barang-barang yang kami beli.
-
Keesokan harinya di pagi hari menjelang siang.
Setelah membereskan barang-barang kami yang ada di penginapan, kami semua pun pergi dari penginapan itu dan kembali ke kediaman Duke untuk berpamitan dengan Duke Darwin.
"Terima kasih tuan Duke karena sudah menjamu kami dan meminjamkan tempat dan wilayahmu untuk dijadikan tempat ujian bagi murid-murid kami," ucap tuan Alan.
"Hohoho sama-sama Alan, titip salamku untuk kepala Akademi," ucap Duke Darwin.
"Baik, tuan, saya juga mengucapkan terima kasih karena sudah meminjami prajurit-prajuritmu, komandan," ucap tuan Alan ke komandan Marshall.
"Sama-sama, Alan," ucap komandan Marshall.
"Kalau begitu, kami semua mohon pamit untuk kembali ke akademi, tuan Duke," ucap tuan Alan.
"Iya, hati-hati di jalan, Alan," ucap Duke Darwin.
Setelah berpamitan, kami semua pun pergi meninggalkan kediaman Duke San Minerva dengan kereta kuda dan kembali menuju San Fulgen Akademiya yang berada di ibukota San Estella.
-
Tidak lama setelah itu, Duke Darwin kembali ke ruangannya dan mengobrol melalui kristal komunikasi.
"Maafkan aku karena telah gagal dalam menghabisi Rid Archie ketika dia melakukan ujian di tempatku," ucap Duke Darwin.
"Tidak apa-apa, tuan Darwin. Sejak awal kita juga belum mengetahui sekuat apa dia walaupun kita tau kalau dia kuat karena bisa menang melawan Javier dan putriku Amelia, tapi kali ini bahkan dia juga berhasil mengalahkan 22 prajurit terlatih yang mengepungnya," ucap Duke Remy.
"Jadi apa yang harus kita lakukan untuk menghabisinya ? Rid Archie merupakan halangan terbesar kita agar ~Matchmaking Battle~ dapat terlaksana kembali. Tidak lama lagi turnamen akademi dan festival akademi akan diselenggarakan, bukannya lebih baik kita mengutus seseorang untuk menghabisinya di acara itu ?," tanya Duke James.
Ternyata Duke Darwin sedang mengobrol dengan Duke Remy dan Duke James melalui kristal komunikasi.
"Jangan terlalu terburu-buru, tuan James. Bukankah sudah kubilang kalau kita menyerang langsung ke akademi, rencana kita akan langsung ketahuan oleh kepala akademi. Jika orang yang kita utus berhasil dikalahkan disana, dia bisa mengambil informasi dari orang yang kita utus itu. Jika memang ingin menyerang akademi secara langsung, setidaknya kita harus membereskan kepala akademi itu terlebih dahulu," ucap Duke Remy.
"Lalu apa kita harus menunggu satu tahun lagi dan membereskannya ketika dia melakukan ujian di tempatku ?," tanya Duke James.
"Ya cuma itu momen yang tepat untuk membereskannya tapi untuk metodenya sepertinya kita harus menunggu sampai turnamen akademi dilaksanakan. Keponakanku, Vyn, yang merupakan ketua Elevrad saat ini dan murid terkuat di akademi saat ini, sebelumnya pernah menantang Rid untuk mengikuti turnamen akademi agar Vyn bisa melawannya. Kita akan memikirkan metode untuk menghabisi Rid setelah melihat sepak terjang Rid di turnamen itu meskipun aku tidak yakin dia bisa menjuarai turnamen itu," ucap Duke Remy.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang