Chapter 104 : Primadona Akademi

5 1 0
                                    


Setelah menembakkan panahnya itu, aku menyadari kalau orang yang dibilang senior Nadine sebagai nona Alisha sedang berjalan menuju kesini. Lalu dia pun menghampiri kami berdua.
"Nadine, apa yang sedang kamu bicarakan dengannya ? Hmmm ah kamu itu Rid Archie ya, orang yang mengalahkan Amelia di pertandingan harian," ucap senior Alisha.
"Iya, senior. Senang berkenalan denganmu dan aku merasa terhormat karena diingat olehmu," ucapku.
"Tidak perlu berlebihan, itu wajar kalau aku mengingatmu karena aku juga datang menonton pertandinganmu dengan Amelia. Itu pertandingan yang menarik," ucap senior Alisha.
"Terima kasih, senior," ucapku.
"Jadi ada keperluan apa kamu kesini ?," tanya senior Alisha.
"Tidak ada keperluan apa-apa, aku hanya sedang melihat-lihat tempat latihan khusus ini saja. Lagipula aku belum pernah melihat tempat latihan ini sejak pertama aku berada di akademi ini. Dan saat aku sampai di lantai ini, aku melihat senior Nadine yang sedang berlatih. Dan senior Nadine juga menyadari keberadaanku jadinya dia menghampiriku dan akhirnya kita mengobrol begini," ucapku.
"Apa yang kalian berdua bicarakan tadi ?," tanya senior Alisha.
"Maaf nona Alisha kalau aku tidak sopan. Tadi Rid membahas murid perempuan terkuat di akademi ini jadinya aku menyebut namamu dan membicarakan tentangmu dengan Rid," ucap senior Nadine.
"Begitu ya, yah tidak apa-apa. Aku merasa tadi kalian sedang membicarakanku jadi aku hanya ingin tau tentang apanya yang kalian bicarakan. Ternyata soal itu saja," ucap senior Alisha.
"Iya, nona," ucap senior Nadine.
"Tapi kamu cukup akrab juga dengan Rid ya, Nadine. Apa karena pasangan Rid saat ini adalah sepupumu ? Tapi yah aku tidak masalah apapun alasanmu, aku senang melihat senior dan junior saling akrab begini," ucap senior Alisha sambil tersenyum.
"Kalau begitu, aku ingin lanjut latihan dulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraannya," lanjut senior Alisha.
Lalu dia pun pergi meninggalkan kami berdua untuk kembali ke tempat latihan.
"Senior Alisha sepertinya adalah orang yang baik ya," ucapku.
"Tentu saja, bisa dibilang nona Alisha dan nona Gretta adalah primadona di akademi ini. Selain cantik dan kuat, mereka berdua juga sangat baik dengan yang lainnya," ucap senior Nadine.
"Ngomong-ngomong, senior Nadine, apa kamu tidak sedang banyak tugas di Elevrad sampai bisa latihan seperti ini ?," tanyaku.
"Saat ini memang sedang tidak ada tugas, tapi biasanya ketua atau nona Gretta datang langsung kesini untuk memberitahuku jika ada tugas dadakan karena jarak ruangan Elevrad dan tempat latihan ini cuma satu lantai saja. Ngomong-ngomong, apakah kamu mau melihat-lihat lantai 7 juga ? Di lantai 7 ada ruangan utama untuk Elevrad dan ruangan-ruangan lain yang bisa digunakan pribadi oleh anggota Elevrad. Saat ini cuma sampai lantai 7 saja kamu bisa melihat-lihat, karena lantai 8 sampai 10 itu area khusus untuk turnamen akademi, jadi saat ini kamu tidak bisa melihat-lihat kesana," ucap senior Nadine.
"Begitu ya, aku tidak tau apakah aku akan melihat-lihat lantai 7 juga atau tidak karena aku hari ini hanya ingin melihat tempat latihan khusus saja. Jika aku ke lantai 7 dan bertemu dengan senior Vyn, pasti aku dianggap ingin bergabung dengan Elevrad," ucapku.
"Ya sudah, terserah kamu saja," ucap senior Nadine.
"Hmmm, loh kamu ada disini ya, Rid," ucap senior Gretta yang baru saja naik ke lantai ini dari lantai 5.
"Senior Gretta," ucapku.
"Aku tidak melihatmu di perpustakaan hari ini, ternyata kamu ada disini," ucap senior Gretta.
"Yah, aku hari ini tidak ke perpustakaan dulu karena aku ingin melihat tempat latihan khusus di gedung ini. Sudah cukup lama aku berada di akademi ini tapi belum pernah melihat tempat ini satupun. Senior Gretta sendiri sedang apa disini ?," tanyaku.
"Aku mau ke ruangan Elevrad karena ada urusan dengan ketua," ucap senior Gretta.
"Begitu ya," ucapku.
"Apa kamu mau ikut juga Rid ke ruangan Elevrad ? kamu bilang kamu belum pernah kesini kan ? pasti kamu juga belum pernah ke ruangan Elevrad," ucap senior Gretta.
"Sepertinya tidak untuk sekarang, aku akan mengunjunginya nanti saja," ucapku.
"Ya sudah kalau begitu," ucap senior Gretta.
"Ngomong-ngomong, aku mau pamit untuk pergi dulu, aku mau kembali ke asramaku. Sampai jumpa, senior Nadine & senior Gretta," ucapku.
"Ya, sampai jumpa juga," ucap senior Gretta.
"Sampai jumpa, Rid," ucap senior Nadine.
Lalu aku pun pergi meninggalkan mereka berdua dan menuruni tangga.
"Rid sudah pergi ya," ucap senior Alisha.
"Wahh, kamu mengagetkanku saja, Alisha," ucap senior Gretta.
"Sedang apa kamu disini, Gretta ?," tanya senior Alisha.
"Aku mau ke ruangan Elevrad dan kebetulan melihat Rid disini jadi aku mengobrol dengannya sebentar. Ngomong-ngomong, kebetulan ada kamu disini, ayo ikut aku ke ruangan Elevrad. Ada sesuatu penting yang harus dibahas," ucap senior Gretta.
"Baiklah," ucap senior Alisha.
"Nadine, kamu disini saja ya. Pertemuan ini hanya untuk kami bertiga saja," ucap senior Gretta.
"Baiklah, nona," ucap senior Nadine.
Lalu senior Gretta dan senior Alisha pun menaiki tangga dan menuju ruangan Elevrad.
-
Waktu pun terus berlalu dan tidak terasa sekarang sudah minggu pertama bulan Desember. Yang berarti, 1 Minggu lagi kami akan menjalankan ujian kedua di akademi ini. Sementara itu, hari ini kami sedang melakukan praktek atau latihan di tempat latihan.
"Tidak terasa ya sudah bulan Desember saja," ucap Noa.
"Kamu benar dan sebentar lagi kita akan menghadapi ujian kedua," ucapku.
"Baiklah, pelajaran untuk hari ini telah selesai," ucap tuan Alan.
"Tapi jamnya belum menunjukkan waktu pulang, tuan Alan. Kenapa sudah selesai saja ?," ucap salah satu murid.
"Karena sisa jam ini akan aku gunakan untuk menjelaskan tentang ujian kedua Minggu depan," ucap tuan Alan.
Murid-murid pun nampak bersiap untuk mendengarkan penjelasan tuan Alan.
"Seperti yang ku bilang sebelumnya kalau ujian kedua ini adalah pertarungan antar murid. Memang terdengar seperti pertandingan harian tapi tidak sama dengan pertandingan harian. Kalau pertandingan harian adalah ujian satu orang melawan satu orang, di ujian kedua ini kalian akan berpasangan dengan partner kalian dan melawan pasangan kalian," ucap tuan Alan.
"Berpasangan ?,"
"Sepertinya itu asik,"
"Tapi bukannya itu gawat juga, jika ujian ini berpasangan dan Rid berpasangan dengan putri es, bukannya mereka akan menjadi pasangan tak terkalahkan di ujian ini ?," ucap murid-murid yang saling mengobrol.
"Kalian tenang dulu, meski ini adalah ujian berpasangan. Tapi pasangan kalian tidak ditentukan sendiri oleh kalian tapi ditentukan acak olehku. Tapi meskipun diacak, ada kemungkinan pasangan terburuk yang kalian pikirkan akan beneran terjadi. Pasangan yang terbentuk di ujian ini normalnya adalah pasangan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tapi biasanya ada kelas yang jumlah laki-laki dan perempuannya tidak seimbang jadinya kadang ada yang laki-laki berpasangan dengan laki-laki dan perempuan berpasangan dengan perempuan. Tapi entah kebetulan atau tidak, jumlah laki-laki dan perempuan di kelas ini seimbang yaitu sama-sama 20 orang. Jadi mari kita tentukan pasangannya sekarang agar selama seminggu ini kalian bisa berlatih bersama pasangan kalian," ucap tuan Alan.
Lalu tuan Alan menyiapkan 2 buah wadah yang di kedua wadah tersebut terdapat kertas.
"Wadah di sebelah kiriku adalah wadah yang berisi kertas yang harus diambil oleh laki-laki dan yang kanan harus diambil oleh perempuan. Kalian harus mengambil kertas di wadah tersebut dan di kertas itu terdapat nomor 1 sampai 20. Jika murid laki-laki mendapatkan nomor 6 dan murid perempuan mendapatkan nomor 6 juga, maka mereka akan menjadi pasangan di ujian ini karena mendapatkan nomor yang sama," ucap tuan Alan.
Murid-murid nampak paham dengan penjelasan tuan Alan.
"Baiklah, mulai dari yang pertama, silahkan maju Rid dan Irene. Ambil satu kertas yang tersedia," ucap tuan Alan.
Lalu aku dan Irene pun maju dan mengambil 1 kertas.
Setelah mengambil kertas tersebut, kami berdua pun membuka kertas tersebut.
Aku mendapatkan nomor 5, sedangkan Irene mendapatkan nomor 8 yang berarti kita berdua tidak berpasangan karena nomor kita berbeda.
"Hampir saja,"
"Syukurlah mereka berdua tidak berpasangan," ucap murid-murid yang lain.
"Sepertinya kita tidak akan berpasangan ya Irene," ucapku.
"Iya, sayang sekali. Tapi aku tidak akan menahan diri apabila nanti kita bertemu sebagai lawan," ucap Irene.
"Aku juga tidak akan menahan diri," ucapku.
"Silahkan maju selanjutnya, Charles dan Chloe," ucap tuan Alan.
Charles dan Chloe pun maju dan mengambil kertas, dibukalah kertas itu dan Charles mendapatkan nomor 4 sedangkan Chloe mendapatkan nomor 11.
"Untung putri Chloe tidak mendapatkan nomor yang sama dengan Rid,"
"Semoga aku yang berpasangan dengan Rid,"
"Tidak, semoga aku," ucap murid-murid perempuan.
Sepertinya murid-murid perempuan ingin sekali berpasangan denganku.
"Lalu Enzo dan Noa, silahkan maju," ucap tuan Alan.
Mereka berdua pun maju dan mengambil kertas. Enzo mendapatkan nomor 1 sedangkan Noa mendapatkan nomor 8, yang berarti Noa berpasangan dengan Irene.
"A-aku berpasangan dengan p-putri es ?," ucap Noa yang terkejut.
Irene yang mengetahui kalau pasangan ujiannya sudah muncul lalu menghampiri Noa.
"Mohon bantuannya," ucap Irene.
"A-aku juga, m-mohon bantuannya," ucap Noa.
Sepertinya ini akan sulit untuk Noa.
-
Para murid lainnya pun terus bergiliran untuk mengambil kertas tersebut. Dan sekarang adalah giliran Leandra yang mengambil kertas tersebut. Dia mendapatkan nomor 15. Namun tiba-tiba seorang murid nampak protes setelah Leandra mendapatkan nomor 15 tersebut.
"Apa-apaan ini ? Aku mendapatkan nomor yang sama dengan Elf menjijikan itu. Aku tidak terima ini, aku tidak mau berpasangan dengan dia. Aku meminta pengundian ulang," ucap murid itu.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang