"Ini pertanyaan serius, bisakah kamu membunuh Rid Archie saat bertanding melawannya ?," tanya Duke Remy.
"Membunuh Rid Archie ? Apa ini hanya sebuah pertanyaan saja ? ataukah ini sebuah permintaan ?," tanya senior Vyn yang sedikit terkejut.
"Pertanyaan ini bisa menjadi permintaan tergantung dari jawabanmu," ucap Duke Remy.
Senior Vyn tampak sedang berpikir.
"Hmmm, saya rasa saya tidak bisa membunuhnya. Karena seperti yang anda tau, paman, serangan yang membuat kematian bagi lawan di turnamen ini tidak diperbolehkan, jika saya membuat Rid mati tentu saja saya akan didiskualifikasi. Bukan hanya itu, tentu ada hukuman tambahan bagi saya karena sudah membunuh seseorang, seperti dikeluarkan dari akademi dan ditahan di penjara," ucap senior Vyn.
"Kamu ada benarnya. Kalau kamu terkena hukuman seperti itu, mungkin aku bisa meringankan hukumanmu dengan kuasaku sebagai Duke. Tapi untuk mengembalikan reputasimu akan sulit meskipun dengan kuasaku sebagai Duke," ucap Duke Remy.
"Makanya saya bilang saya tidak bisa membunuhnya. Maaf paman, kalau tidak bisa memenuhi permintaanmu," ucap senior Vyn.
"Baiklah, tidak apa-apa kalau kamu tidak bisa. Tapi jika kita mengabaikan tentang konsekuensi yang akan kamu dapatkan apabila membunuhnya, menurutmu dengan kekuatanmu saat ini, apakah kamu bisa membunuhnya ?," tanya Duke Remy.
"Saya yakin kalau saya bisa membunuhnya dengan kekuatan saya saat ini," ucap senior Vyn.
"Kamu menjawab tanpa ragu-ragu ya. Ngomong-ngomong, menggunakan serangan yang mematikan dan mengakibatkan lawanmu mati memang akan membuatmu didiskualifikasi, tapi membuat lawanmu terluka atau cedera parah tidak akan membuatmu didiskualifikasi. Jika aku memintamu melakukan itu, apakah kamu mau melakukannya ?," tanya Duke Remy.
"Jika hanya itu, saya bisa melakukannya," ucap senior Vyn.
"Apa kamu yakin ? aku saja tidak bisa melukainya sama sekali saat bertarung dengannya," ucap putri Amelia.
"Kamu bukannya tidak berhasil melukainya, tapi kamu tidak menyadari ketika berhasil melukainya. Ketika kamu menggunakan ~Garden of Roses~, batang-batang mawar yang muncul di arena berhasil melilit kaki Rid dan melukainya. Tapi dia berhasil menyembuhkan kakinya itu dengan cepat dan tanpa disadari oleh siapapun," ucap senior Vyn.
"Kenapa kamu bisa melihatnya, kak Vyn ?," tanya putri Amelia.
"Tentu saja karena kacamata ini, kacamata yang sama dengan yang dipakai paman Remy. Terima kasih karena telah memberikan kacamata ini kepada saya, paman," ucap senior Vyn.
"Tidak masalah, tapi murid bernama Rid Archie itu bisa menggunakan sihir penyembuhan ya, sepertinya dia memiliki banyak kemampuan. Apa kamu yakin kalau kamu bisa mengalahkannya dan membuatnya cidera parah di pertandingan final nanti ?," tanya Duke Remy.
"Memang dia bisa menggunakan sihir penyembuhan tapi sihir penyembuhan itu dilarang di turnamen akademi. Akademi juga sudah menyiapkan semacam alat sensor yang akan berbunyi apabila ada penggunaan sihir penyembuhan di arena. Jadi saya yakin kalau saya dapat melukainya dan membuatnya cedera parah tanpa dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Tidak peduli sekuat apa dia, dia tidak akan bisa bertahan dari serangan sekelompok naga," ucap senior Vyn.
Sementara itu, nona Karina terlihat sedang mengamati Duke Remy, senior Vyn dan putri Amelia yang sedang mengobrol dari kejauhan.
"Apa yang mereka bertiga bicarakan di tempat yang sepi begitu ? Mereka sepertinya sedang melakukan pembicaraan yang rahasia.. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan dari jarak sejauh ini. Jika aku mendekat, mereka pasti akan mengetahui keberadaanku khususnya tuan Duke itu," ucap nona Karina.
-
Di ruang perawatan.
Karena Irene masih dirawat di sebuah ruangan yang ada di ujung ruangan ini, aku hanya bisa menunggu Irene selesai dirawat.
Tiba-tiba, Lily dan Leandra datang ke ruang perawatan.
"Ternyata kamu sudah ada disini ya, Rid," ucap Leandra.
"Benar-benar pacar yang perhatian," ucap Lily.
"Ternyata kalian berdua ya, apa cuma kalian berdua saja yang datang kesini ?," tanyaku.
"Mereka bilang mereka ingin makan siang dulu lalu nanti akan menyusul kesini. Pangeran Charles dan putri Chloe dijemput oleh beberapa prajurit Yang Mulia Ratu untuk mengikuti makan siang bersama Yang Mulia Ratu," ucap Leandra.
"Ah benar juga, Charles dan Chloe sudah ada janji dengan ibu mereka saat jam makan siang. Jadi sekarang sudah waktunya makan siang ya, lalu kenapa kalian berdua tidak makan siang terlebih dahulu saja ?," tanyaku.
"Kami nanti saja, lagipula kami khawatir dengan keadaan nona jadi kami memutuskan untuk langsung kesini," ucap Leandra.
"Itu benar," ucap Lily.
"Begitu ya, saat aku baru datang kesini, Irene sedang dalam perawatan di ruangan yang ada di ujung sana. Jadi aku hanya diperbolehkan untuk menunggu disini. Tapi kalian tenang saja, Irene pasti akan cepat pulih apalagi staf pemulihan yang bertugas di turnamen ini merupakan staf-staf terbaik," ucapku.
-
Di ruangan khusus tempat Yang Mulia Ratu berada.
"Makanan di kantin akademi ini enak sekali ya, sepertinya kalian betah karena bisa makan makanan seperti ini," ucap Ratu Kayana.
"Memang enak tapi sayangnya kantin akademi hanya menyediakan untuk makan siang saja dan itu berlaku di hari belajar saja. Yang berarti selama satu Minggu kami cuma bisa makan makanan kantin akademi sebanyak 5 kali," ucap Charles.
"Sayang sekali, dulu saat aku masih belajar di akademi ini ketentuannya juga seperti itu. Ngomong-ngomong, apa kamu sudah mempelajari semua teknik ~San Fulgen Art Fire Technique~ dari buku yang kuberikan kepadamu, Chloe ?," tanya Ratu Kayana.
"Belum semuanya, Ibunda. Aku baru mempelajari teknik-teknik yang menurutku cocok dengan keterampilanku," ucap Chloe.
"Begitu ya, yah itu memang benar, kamu harus mempelajari teknik-teknik yang sesuai dengan keterampilanmu saat ini terlebih dahulu. ~San Fulgen Art Fire Technique~ yang kamu gunakan di babak 8 besar sangat bagus karena sangat cocok dengan busur dan dagger yang kamu pakai," ucap Ratu Kayana.
"Yah, tapi aku malah kalah setelah menggunakan teknik itu," ucap Chloe.
"Tidak apa-apa, Chloe. Perjalananmu masih panjang jadi jangan terlalu memikirkan tentang kekalahanmu," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Ibunda," ucap Chloe.
"Lalu bagaimana dengan ~San Fulgen Art Water Technique~ yang kamu pelajari, Charles ? Apa kamu sudah mempelajari semuanya," ucap Charles.
"Tidak, Ibunda. Aku sama seperti Chloe yang hanya mempelajari teknik yang cocok dengan keterampilanku saja saat ini," ucap Charles.
"Begitu ya, ya sudah tidak apa-apa,"
"Ah ngomong-ngomong, di pertandingan semifinal aku melihat murid bernama Rid Archie memakai teknik ~San Fulgen Art Water Technique~ yang merupakan teknik milik keluarga kita. Aku ingin bertanya padamu, Charles. Apakah kamu yang mengajarinya teknik itu ?," tanya Ratu Kayana.
Charles terdiam sebentar lalu dia mulai menjawab.
"Tidak, Ibunda. Aku tidak mengajari Rid teknik keluarga kita," ucap Charles.
"Apa kamu yakin dan tidak berbohong kepadaku ?," tanya Ratu Kayana.
"Benar, Ibunda, aku tidak berani berbohong kepada Ibunda," ucap Charles.
"Lalu kenapa kamu tadi sempat diam dan tidak langsung menjawab ketika aku bertanya begitu ?," tanya Ratu Kayana.
"Itu...," ucap Charles yang bingung.
Charles bingung untuk menjelaskan situasinya sampai Chloe membantu menjelaskannya ke Yang Mulia Ratu.
"Kakak tidak berbohong, Ibunda. Kakak memang tidak mengajari Rid teknik keluarga kita. Sepertinya kakak diam karena bingung bagaimana cara menjelaskannya. Ibunda mungkin tidak percaya, tapi Rid bisa meniru semua teknik dari orang yang pernah dia lawan termasuk ~San Fulgen Art~," ucap Chloe.
"Meniru teknik ?," tanya Ratu Kayana yang sedikit terkejut.
"Iya, aku pertama kali diberitahu oleh Irene, putri dari Duke San Lucia. Dia bilang begitu setelah mengetahui kalau Rid juga bisa menggunakan ~San Lucia Art~ padahal dia tidak pernah mengajari Rid yang merupakan pacarnya saat ini. Irene memang sering berlatih tanding melawan Rid dan menggunakan ~San Lucia Art~ ketika melawan Rid. Itu juga berlaku dengan kakak yang juga sering melawan Rid di pertandingan harian dan menggunakan ~San Fulgen Art Water Technique~ ketika melawannya. Karena itulah Rid bisa menggunakan teknik ~San Lucia Art~ dan juga ~San Fulgen Art~," ucap Chloe.
"Begitu ya, ini sedikit sulit dipercaya. Bagaimana menurut anda, komandan ? Apa menurutmu meniru teknik seseorang yang pernah dia lawan itu sesuatu yang memungkinkan ?," tanya Ratu Kayana kepada Komandan Oliver yang berada tidak jauh darinya.
"Meniru teknik bukanlah hal yang tidak mungkin, tapi sulit untuk melakukan itu. Dan selain sulit, tidak semua orang bisa melakukan hal seperti meniru teknik. Dalam kasus seseorang yang bisa menggunakan teknik milik keluarga lain, biasanya mereka bisa menggunakan teknik milik keluarga lain itu setelah mencuri buku atau catatan yang berisi tentang penggunaan teknik itu. Aku tidak menyangka kalau seorang murid bisa meniru teknik orang lain yang pernah dilawannya," ucap Komandan Oliver.
"Iya, aku juga tidak menyangkanya," ucap Ratu Kayana.
"Semakin aku mengetahui tentang Rid, semakin aku penasaran tentang identitas asli dia. Rid pernah bilang kalau dia sejak kecil tidak pernah melihat orang tuanya. Itu berarti orang tua Rid meninggalkannya sejak kecil atau mungkin sejak bayi. Laporan dari Karina menyebutkan kalau Rid sebelumnya tinggal di sebuah desa yang berada di wilayah San Minerva. Itu berarti Rid mungkin ditinggalkan oleh orang tuanya di desa itu atau disekitarnya,"
"Sebelumnya Karina berpikir kalau Rid merupakan salah satu 'subjek' yang menggunakan jantung Elf sebagai inti mana mereka yang baru. Tapi kemudian Karina bilang kalau Rid bukanlah 'subjek' setelah bertanya langsung padanya. Aku tidak meragukan Karina karena dia memang sangat ahli dalam menginterogasi orang, jadi dia bisa tahu apakah orang yang ditanyainya itu berkata jujur atau tidak. Aku pun juga merasakan kalau Rid bukanlah 'subjek' setelah bertemu langsung dengannya,"
"Meskipun begitu, asal usul tentang dirinya masihlah sangat misterius. Siapa kamu itu sebenarnya, Rid ?," pikir Ratu Kayana.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...