Chapter 108 : Pasangan Terkuat Ujian Kedua

5 1 0
                                    

Chloe terus berjuang melawan mereka berdua, meskipun hanya sendiri namun Chloe mampu memberikan perlawanan kepada Noa & Irene. Tapi, pada akhirnya dia tidak mampu untuk menang melawan Noa dan Irene. Chloe pun tumbang dan kalah.
"Pemenang pertandingan ketujuh ini adalah pasangan Noa dan Irene," ucap tuan Alan.
"Jadi putri Chloe kalah ya, sepertinya memang sulit bagi putri Chloe untuk menang melawan putri es,"
"Noa juga berhasil mengalahkan Mauro dengan mudah,"
"Jika berdasarkan peringkat saat ujian masuk, bisa dipastikan kalau Noa dan putri es adalah pasangan terkuat di ujian ini. Noa menempati peringkat 6 sedangkan putri es menempati peringkat 2," ucap murid-murid setelah melihat pertandingan mereka.
Setelah pertandingan selesai, Irene menghampiri Chloe yang pingsan dan membopongnya.
"Tuan Alan, apa boleh aku langsung membawa Chloe ke ruang perawatan di gedung tengah ?," tanya Irene.
"Kondisinya memang terlihat memprihatinkan, silahkan bawa saja kalau kamu bisa atau minta bantuan yang lain," ucap tuan Alan.
"Aku akan meminta Rid untuk membantu," ucap Irene.
"Baiklah," ucap tuan Alan.
Lalu Irene membopong Chloe ke pinggir tempat latihan.
"Rid, tolong bantu bawa Chloe ke ruang perawatan," ucap Irene.
"Baiklah," ucapku.
Aku menggendong Chloe menuju tempat perawatan dan Irene pun menemaniku.
Setelah keluar dari tempat latihan, karena tidak ada orang yang melihatku, aku pun menggunakan sihir penyembuhanku kepada Chloe. Walaupun sudah disembuhkan, aku tetap membawanya ke tempat perawatan. Sementara itu, Noa membopong Mauro ke pinggir tempat latihan dan melihat Rid yang sedang menggendong Chloe keluar tempat latihan ditemani Irene.
"Mereka pergi kemana ?," tanya Noa.
"Mereka pergi ke ruang perawatan karena kondisi Chloe nampak mengkhawatirkan," ucap Charles.
"Kamu tidak ikut, Charles ?," tanya Noa.
"Tidak, walaupun aku khawatir tapi tidak enak jika banyak orang yang ikut mengantarnya," ucap Charles.
"Begitu ya, lalu bagaimana dengan murid ini ?," ucap Noa yang masih membopong Mauro.
"Kalau kondisinya tidak mengkhawatirkan, kamu letakkan disini saja. Nanti dia juga bangun," ucap Charles.
"Sepertinya tidak mengkhawatirkan, lagipula aku hanya memukulnya beberapa kali. Baiklah kalau begitu ku letakkan disini saja," ucap Noa sambil membaringkan Mauro di pinggir lapangan.
-
Beberapa saat kemudian, semua pertandingan untuk hari pertama di ujian kedua kali ini pun sudah selesai dilaksanakan. Aku, Irene dan Chloe sudah kembali ke tempat latihan.
"Ujian kedua untuk hari ini telah selesai. Kalian boleh langsung pulang untuk beristirahat atau menetap di tempat latihan ini untuk berlatih lagi. Pokoknya persiapkan diri kalian untuk ujian hari kedua besok. Aku pamit dahulu, sampai jumpa besok," ucap tuan Alan.
"Sampai jumpa, tuan," ucap kami semua.
Lalu tuan Alan pun pergi meninggalkan tempat latihan.
"Hmmm Rid, boleh tidak kalau kita latihan dulu sebelum pulang ? Aku merasa ingin meningkatkan kemampuanku lagi. Jika keesokan harinya kita mendapatkan lawan yang lebih kuat dari yang sekarang, sekiranya aku dapat membantu," ucap Julie.
"Baiklah, ayo kita latihan lagi," ucapku.
Kami pun latihan di tempat itu dan tidak hanya aku dan Julie saja yang berpikiran seperti itu, karena tempat latihan ini sekarang penuh dengan murid-murid yang juga ingin berlatih.
-
Keesokan harinya.
"Mari kita mulai mengundi untuk pertandingan hari ini. Seperti yang ku bilang kemarin, kalian tidak bisa melawan tim yang sama dengan yang kalian pernah lawan. Jika situasi itu terjadi maka undian akan diulang. Silahkan maju, perwakilan tim," ucap tuan Alan.
Aku menyuruh Julie lagi untuk mengambil undiannya, Lalu Julie dan yang lainnya pun sudah mendapatkan kertas masing-masing. Dibukalah kertas itu dan Julie mendapatkan nomor 3. Aku mencari nomor yang sama dengan nomor yang ada di kertas milik Julie dan ternyata nomor yang sama itu dimiliki oleh Chloe.
Murid-murid yang lain terkejut melihat itu dan mereka terlihat berempati terhadap Chloe.
"Kemarin aku melawan Noa dan Irene, dan sekarang aku melawan Rid. Sepertinya aku sedang tidak beruntung di ujian kali ini," ucap Chloe.
Sementara itu, aku melihat nomor-nomor peserta yang lain dan tidak ada pertandingan yang menarik sejauh yang kulihat. Kecuali satu, Lily dan Ray Clemence mendapatkan nomor yang sama yaitu nomor 6. Yang berarti Lily dan Leandra akan saling berhadapan. Sepertinya itu akan menjadi pertandinfan yang menarik.
-
Pertandingan di hari kedua ini pun dimulai. Charles & Lotta dan Noa & Irene yang mendapatkan nomor satu dan dua berhasil menang kembali atas lawannya masing-masing. Dan sekarang pertandingan pun berlanjut ke pertandingan ketiga.
"Mari kita mulai pertandingan selanjutnya. Silahkan maju, Rid, Julie, Chloe dan Mauro," ucap tuan Alan.
Kami berempat pun maju ke tengah tempat latihan.
"Aku tau kalau kemarin kamu kalah melawan Noa dan Irene, tapi sayangnya aku tidak bisa mengalah hari ini, Chloe. Aku harus mengalahkanmu lagi kali ini," ucapku.
"Aku juga tidak berharap kamu akan mengalah, Rid. Aku tau kalau kamu sangat kuat, tapi aku akan berusaha untuk mencoba mengalahkanmu," ucap Chloe.
"Apa kalian berempat sudah siap ?," tanya tuan Alan.
"Siap," ucap kami berempat.
"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap tuan Alan.
"Julie, lakukan seperti yang ku bilang sebelumnya," ucapku.
"Baiklah," ucap Julie.
Aku pun dengan cepat langsung bergerak ke arah Mauro dan langsung menebaskan pedangku. Tetapi dia berhasil menahan pedangku dengan tombaknya yang sudah diubah menjadi tombak air. Senjata kami pun beradu namun aku berhasil mendorongnya ke belakang.
"Wahhh, padahal hanya serangan biasa tapi sekuat ini. Seperti yang diharapkan dari peringkat pertama. Kira-kira berapa kali aku bisa menahan seranganmu itu ?," tanya Mauro.
"Bagaimana kalau kamu mencobanya terus ?," tanyaku kembali.
Aku pun menuju ke arah Mauro lagi dan bersiap untuk menyerangnya namun Mauro kembali menahan serangan pedangku meskipun setelah itu dia terdorong kembali. Situasi itu pun terjadi terus menerus. Chloe yang melihat Mauro sedang terpojok olehku langsung menembakkan panahnya ke arahku.
~Fire Piercing Arrow~
Panah api itu dengan cepat menuju ke arahku namun tiba-tiba panah itu meledak sebelum mengenaiku.
"Maaf, putri Chloe. Lawanmu kali ini adalah aku," ucap Julie.
Ternyata yang membuat panah Chloe meledak adalah panah dari Julie. Reaksi antara listrik dan api bisa menimbulkan ledakan yang cukup dahsyat.
"Baiklah, aku terima tawaranmu. Tapi jangan salahkan aku kalau aku tidak menggunakan panahku ketika melawanmu," ucap Chloe.
Chloe menaruh busur panahnya dan memilih untuk menggunakan dua buah dagger miliknya untuk melawan Julie. Chloe tau kalau Julie menggunakan busur panah dan dia juga paham kalau kebanyakan pengguna senjata jarak jauh tidak bisa bertarung dalam jarak dekat, makanya dia memilih untuk menggunakan daggernya agar bisa mengalahkan Julie dengan cepat. Dan Chloe pun dengan cepat menuju ke arah Julie.
Sementara itu, aku memperhatikan pertarungan Julie dan Chloe sambil terus menyerang Mauro dengan pedangku. Julie memang berhasil menghindari serangan Chloe dan terus melancarkan serangan kepadanya tapi aku tidak tau sampai kapan dia akan bertahan.
"Sepertinya pasanganku sedang dalam bahaya, jadi aku akan mengakhiri pertandingan ini dengan cepat," ucapku.
"Apa ?," ucap Mauro terkejut.
~Sword Art, Half Moon Slash~
Aku mengarahkan teknik pedangku ke arah Mauro, namun Mauro dengan sigap membentuk formasi bertahan dengan tombaknya. Tapi serangan yang ku lancarkan terlalu kuat untuk ditahannya dan dia pun terpental menghantam dinding tempat latihan. Mauro pun langsung tumbang. Murid yang lainnya pun terkejut melihat Mauro yang tumbang secepat itu.
"Yah tidak mengherankan kalau dia tumbang, Kotaro saja tidak bisa menahan seranganku yang barusan. Sekarang aku harus menolong, Julie," pikir.
Sementara itu Chloe terus menyerang Julie dengan kedua daggernya. Dia fokus sekali menyerang sampai tidak menyadari kalau pasangannya itu sebenarnya sudah tumbang. Julie awalnya berhasil menghindari serangan Chloe namun lama kelamaan dia kehilangan fokus dan berakhir terkena beberapa serangan. Chloe dengan cepat terus menyerang Julie sampai akhirnya dia terjatuh dan pertahanannya pun terbuka lebar. Chloe tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung menyerang Julie yang terjatuh namun aku dengan cepat berdiri di depannya dan menahan kedua dagger itu dengan pedangku.
"Rid ?!?!?! Bagaimana bisa-," ucap Chloe yang terkejut.
Dia langsung menoleh mencari Mauro dan melihat Mauro yang sudah tumbang menghantam dinding tempat latihan.
"Begitu ya, jadi Mauro sudah kamu kalahkan. Padahal kamu bisa menyerangku dari belakang dan langsung mengalahkanku tapi kamu malah muncul dari depan dan menahan seranganku," ucap Chloe.
"Mana mungkin aku menyerang dari belakang ketika melawan seorang perempuan," ucap Chloe.
"Kamu mulia sekali ya, tapi ini masih belum selesai, Rid," ucap Chloe.
Chloe memperkuat serangannya dan berusaha untuk menekanku pada adu senjata ini. Namun aku juga menekannya dan berhasil mendorongnya ke belakang. Kedua dagger di tangannya pun terlepas. Mengetahui Chloe yang sedang terjatuh tanpa memegang senjata, aku langsung menghampirinya dan menodongkan pedangku ke arahnya.
"Ini kekalahanmu, Chloe," ucapku.
"Sepertinya kamu benar, ini kekalahanku," ucap Chloe.
Chloe pun mengangkat kedua tangannya pertanda menyerah. Melihat itu, tuan Alan langsung mengumumkan hasilnya.
"Pemenang pertandingan ketiga ini adalah pasangan Rid dan Julie," ucap tuan Alan.
Mendengar itu, murid-murid yang lain pun terkejut karena bisa dibilang pertandingan ini sudah selesai hanya dalam waktu yang sangat cepat. Aku pun mengulurkan tanganku untuk membantu Chloe yang terjatuh. Chloe pun menerima uluran tanganku dan bangun kembali.
"Padahal sebelumnya aku berusaha mati-matian agar tidak kalah dan akhirnya tumbang tapi sekarang aku malah terima kekalahanku begitu saja ketika kamu menodongkan senjatamu, benar-benar aneh. Ini kekalahan keduaku, kekalahan ini benar-benar mengesalkan," ucap Chloe.
-
Beberapa saat kemudian.
Pertandingan keenam pun berlangsung. Pertandingan antara Lily & Kotaro melawan Leandra & Ray. Namun di tengah pertandingan itu, Ray terkapar di lantai dengan banyak luka di tubuhnya. Sementara Leandra hanya melihatnya saja tanpa memperdulikannya.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang